[1] "The wind shows us how close to the edge we are."

590 81 11
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Disaat peperangan antar klan terjadi silih berganti, pertumpahan darah tanpa henti demi memperebutkan wilayah untuk membuktikan kekuasaan para petinggi, melupakan nasib rakyat di wilayah pinggir yang dilanda kelaparan meringkuk memeluk tubuh dari kejamnya suhu di musim dingin.

Dunia memang lucu, berlomba mengedepankan makna keadilan walau kenyataan mereka yang superior akan selalu berada di atas layaknya bangsawan. Menolak peduli pada mereka yang dianggap kaum hina, yang berjuang lebih keras untuk bertahan menyambut kehidupan.

Begitu juga yang di alami Jeon Wonwoo, pemuda manis dengan bentuk mata kecil namun tajam bak rubah. Ia bukan siapa-siapa, tidak tinggal di dalam istana berlapis emas maupun nama marga yang menentukan kelanjutan klan. Hanya pemuda biasa yang melakukan suatu kejahatan kecil hingga dibuang di Castle Black dan dipaksa bersumpah untuk menjadi Nights Watch hingga akhir hayat.

Castle Black, kasarnya merupakan penjara untuk mereka yang mendapat hukuman mati atas kejahatan yang tidak bisa dimaafkan oleh para petinggi. Bukankah dunia memang begitu? Hukuman yang sepatutnya adil nyatanya berlaku vertikal ringan diatas dan menukik tajam ke bawah menindas kaum lemah dengan keji.

Bertempat di utara dunia yang selalu diselumuti salju putih tebal bersuhu minus, Castle Black berdiri tegap dibalik tembok berlapis es setinggi 50 meter dengan ketebalan 10 meter, atau agar lebih mudah sebut saja tembok es besar itu, The Walls.

Di balik The Walls, penjagaan ketat dilakukan secara bergantian oleh seluruh Nights Watch, julukan bagi seluruh tahanan atau mereka--si orang--terbuang yang dengan tidak beruntungnya akan menetap menghabiskan masa hidup di tempat kelam yang tertutup timbunan salju putih.

Mereka para Nights Watch diwajibkan untuk membuat sumpah menanggalkan semua masa lalu. Baik itu senang maupun kelam, mengabdi layaknya tentara, melindungi kokohnya The Walls, tembok berlapis es itu dari serangan berbagai macam mahkluk mitos seperti Wildlings–oke untuk yang satu ini memang benar ada–

Jika Nights Watch adalah mereka para kriminal yang tidak diinginkan, maka Wildlings merupakan sebutan bagi mereka yang sejak awal menolak untuk hidup mengabdi pada sang raja. Bersikap bar-bar dan seenaknya seperti kelompok bajak laut yang selalu ada dalam buku dongeng 1001 malam.

Dengan kata lain, kedua jenis kelompok manusia itu berada pada titik terbawah dari hierarki kerajaan. Yang membedakan hanya satu, Wildlings hidup berkelompok di luar The Walls, membenci manusia dibalik tembok dan bersumpah akan membunuh mereka tanpa segan.

Kembali pada Jeon Wonwoo, entah ketidakberuntungan apalagi yang membuatnya terjebak di dalam Castle Black. Bangunan tua dari kayu yang hampir lapuk ini dengan perapian yang hanya ada di beberapa ruangan tertentu, sehingga membuat dirinya menggunakan berlapis baju hangat untuk melindungi tubuh kurusnya dari suhu minus tiada ampun.

Tidak ada wanita di Castle Black, well–mahkluk bergender hawa mana yang mau menyerahkan seluruh hidup untuk melayani para kaum lelaki tua nan barbar, berjenggot tebal, mantan narapidana, dan—"

North [MEANIE]Where stories live. Discover now