[5] "A place you can come to,"

372 76 23
                                    



Mingyu menggigit bibir bawahnya, menatap Lord Coups yang diam termenung setelah mendengar semua yang ia ceritakan pada Wonwoo di dalam gua. Tentunya ditambah kronologi lengkap bagaimana ia bisa sampai di Castle Black dengan memanggul Wonwoo dibelakang punggung membelah tanah bersalju tanpa menunggangi seekor kuda.

Cukup lama hingga Lord Coups berdeham, "Kau tahu Mingyu. Walau kau berhasil menemukan Bohyun dan membawa Wonwoo kemari, aku tetap harus memberimu hukuman karena telah melanggar membuka ikatan di tangan tanpa persetujuanku."

Mingyu mengangguk tanpa suara, membayangkan setelah ini dirinya akan kembali hidup luntang – lantung tanpa tujuan seorang diri di luar sana, "Iya, Ser."

Lord Coups bangkit dari kursi, mendekati Mingyu dengan kedua tangan yang bertaut di belakang. Kemudian setelah mereka saling berhadapan, sebuah tepukan hangat mendarat di bahu Mingyu, "Aku harap hukuman membersihkan kandang kuda selama seminggu tidak terlalu berat,"

Kedua mata Mingyu melebar, "Ser, kau tidak mengusirku keluar dari Castle Black?"

"Kau mau diusir?"

Mingyu menggeleng cepat, panik jika Lord Coups akan berubah pikiran. "Tidak Ser. Tidak. Aku akan membersihkan kandang kuda Ser."

Tawa Lord Coups meledak hingga kepalanya terlempar ke belakang, sebelah tangannya sambil mengusap bahu Mingyu, "Bagus. Sekarang keluarlah, Jaehyun sudah menunggumu di depan."

Kedua alis Mingyu menukik tak mengerti, apalagi ketika Jaehyun bukan membawanya ke lantai penjara bawah tanah melainkan menaiki tangga dan melewati lorong hangat dengan beberapa pintu yang tertutup rapat.

Jaehyun membuka salah satu pintu, menampilkan satu buah kasur beserta selimut dan perapian yang terasa nyaman, "Ini kamarmu. Kalau kau butuh sesuatu, kamarku dan Seungyoun ada diujung sana."

"Tunggu, ini serius? Tapi—aku bukan anggota Nights Watch."

Jaehyun mengulum senyum, "Memangnya yang boleh tidur disini hanya Nights Watch?"

Kedua pipi Mingyu terasa kaku terlalu lama menahan senyum, kalau boleh mungkin ia sudah menangis tersedu sambil memeluk siapapun. Ah bukan, ia ingin memeluk Wonwoo. Menyampaikan sejuta rasa haru karena semua ini tak akan terjadi tanpa sumbang asih pemuda manis itu.

"Ah, aku lupa." Jaehyun menunjuk salah satu pintu yang tak berada jauh dari kamar Mingyu, kedua alisnya menukik usil, "Itu kamar Wonwoo."

. . .

"Tuthup lagi phintunya, Ser Jeonghan." Ucap Wonwoo, Nights Watch muda itu sedikit kesulitan melilitkan perban di tubuh. Kedua tangannya sibuk, mulutnya penuh menggigit ikat perban yang licin dan berulang kali terjatuh.

"Maaf, tapi aku bukan Ser Jeonghan."

Wonwoo menoleh cepat kearah pintu, sebelah tangannya reflek menarik selimut demi menutupi tubuhnya yang kurus tanpa dilapisi sehelai benang plus luka melintang yang baru setengah terbalut oleh perban.

Sementara Mingyu, mendekati Wonwoo dengan bibir yang tak sedikitpun berhenti tersenyum. Ia duduk di sisi kasur yang kosong, kemudian menawarkan tangan yang kosong di dekat Wonwoo, "Biar aku bantu."

Ah, Wonwoo merasa seperti déjà vu.

Bedanya kali ini ia yang berada di posisi Mingyu.

Wonwoo menatap tangan kosong Mingyu yang masih menunggu, kemudian beralih ke paras Mingyu dengan kedua matanya yang tak henti menatapnya lembut. Kemudian ia mengangguk, membiarkan pemuda berstatus Wildlings itu mengubah posisinya menjadi lebih dekat, melilitkan perban di tubuhnya dengan cekatan.

North [MEANIE]Where stories live. Discover now