08

345 46 22
                                    

Maaf ya teman, gak bisa tambahin multimedia para pemeran. Aku gak tau kenapa gak bisa ditambahkan

Dan maaf juga baru sempat update sekarang
Tapi, tetap ya tolong tinggalkan komentar dan klik bintang🌟🌟🌟🌟🌟

Selamat membaca kisah JAEYEON versi lokal 😊

🍁

Sudah cukup! Sudah cukup waktu yang dihabiskan Cherly dengan sia-sia demi menghubungi Jefrey. Bukan karena Cherly budak cinta, tapi Cherly bukan tipikal orang yang mudah membenci orang lain tanpa alasan yang jelas. Tidak masalah jika hubungannya berakhir, namun jika dikarenakan masalah yang tidak jelas—sangat tidak jelas malah—Cherly tidak suka itu. Setidaknya ia harus tahu alasan yang membuat Jefrey memutuskan hubungan mereka. Ya, hanya sebuah alasan logis yang Cherly butuhkan.

Mau nebeng gue, gak?” tulis Cherly pada ruang obrolannya dengan Sandra.

Tidak butuh waktu lama, notifikasi pesan balasan sudah masuk. “Enggak! Makasih! Gue masih sayang nyawa gue.

Terserah,” balas Cherly cepat. Setelah memastikan tampilannya sopan dan rapi, ia segera mengambil kunci mobilnya dan bersiap berangkat kuliah. Kalau biasanya Cherly menyimpan ilmu bela dirinya, mungkin hari ini jika ada yang mengganggunya, salah satu jurus meninju atau menendangnya akan keluar. Tinggal menunggu saja siapa manusia kurang beruntung itu.

“Hei girls! Buat kamu yang lagi patah hati ….”

“Apaan sih? Rumpi banget nih pasti penyiar radionya,” kata Cherly lalu mematikan saluran radio di mobilnya.

Tidak sampai tiga puluh menit, mobil Cherly sudah memasuki area parkir. Dengan wajah ayunya, ia menyapa orang-orang yang sama-sama turun dari mobilnya. Meskipun harinya terasa buruk, tapi sikapnya harus tetap baik.

“Pagi Cherly,” sapa Edo yang baru memarkirkan sepedanya.

“Pagi,” balas Cherly ramah. “Sepedaan?” Cherly melirik ke arah sepeda Edo.

“Mommy gue bilang, gue agak gemukan. Terus Arin adik gue nyaranin buat naik sepeda. Selain untuk olahraga, sekalian buat tebar pesona gitu ke adik-adik SMA,” kata Edo dengan senyuman.

“Gue kira lo gak bisa narsis. Ternyata lo narsis akut,” balas Cherly diiringi tawa pelan.

Edo tersenyum lagi, “Nah gitu dong Cher, senyum. Jangan pasang muka jutek, gak pantes buat lo.”

Mendengar ucapan Edo, Cherly jadi salah tingkah dan berdeham beberapa kali. Baru kemudian tertawa canggung, “Hehe.”

“Gue duluan ya. Gue ada jam pelajaran Pak Hamid. Bye!” Cherly melambaikan tangan. Tapi kemudian dia berbalik, “Gue belum bawa buku yang mau lo pinjem. Gue lupa!”

Edo mengangguk, “Gak papa. Santai aja.”

Setelah mendengar jawaban Edo, barulah Cherly melanjutkan jalannya menuju kelas. Sama seperti sebelumnya, Cherly menebar senyum manis kepada teman-temannya. Persetan jika nanti Jefrey kesal melihatnya, Cherly tidak peduli. Tapi, berbicara tentang Jefrey, selama perjalanan ke kelas, Cherly sama sekali tidak bertemu Jefrey.

Cherly mengedarkan pandangannya ke sekitar. Biasanya Jefrey berada tidak jauh darinya, tapi hari ini bahkan Cherly belum melihat wajahnya. Ah, seseorang tolong ingatkan Cherly kalau antara Cherly dan Jefrey sudah tidak ada hubungan apapun. Ya, selain sebagai mantan.

I.L.Y [HIATUS]Where stories live. Discover now