09

301 40 14
                                    

Sebelumnya aku minta maaf karena jarang banget update cerita ini. Jujur, aku agak susah nulisnya. Makanya alurnya berantakan gini.

Tapi, makasih buat temen-temen yang sudi nungguin cerita ini dan tambahin cerita ini ke perpustakaan kalian. Makasih juga buat kalian yang kasih komentar dan bintang.

🍁

Reandra menatap Jefrey dengan tatapan tajamnya. Orang-orang yang belum mengenalnya pasti menganggap Reandra adalah gadis yang cuek dan judes. Tapi, persetan dengan itu semua, Reandra cukup marah pada laki-laki itu.

“Lo mau kemana?” tanya Jefrey saat Reandra beranjak dari duduknya. Oh ayolah, sudah tiga puluh menit Reandra hanya duduk sambil melihat laki-laki itu melamun.

“Pulang!” balas Reandra cepat. “Bosan gue di sini. Sumpah!” lanjutnya lalu menyesap kembali es kopinya sebelum benar-benar pergi.

“Gue antar!” kata Jefrey lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia langsung menyambar kunci mobilnya dan menarik tangan Reandra.

“Gue gak mau balik ke rumah sakit.” Reandra menahan tangan Jefrey yang menariknya. “Gue pengen pulang. Pulang ke rumah,” lanjutnya dengan tatapan memelas.

Jefrey menghembuskan napasnya sambil menatap Reandra dalam, “Sebentar lagi. Saat lo benar-benar sembuh, lo bisa pulang.”

“Tapi kapan?” desak Reandra. “Gue enggak sakit, Jef!”

“Kita temui Jimmy dulu. Bahas kapan lo benar-benar boleh pulang.” Jefrey tersenyum sambil menepuk tangan Reandra untuk menenangkan dan membuat gadis itu mengangguk.

Jefrey mengendarai mobilnya dengan tenang. Laki-laki itu biasanya mengumpat tiap kali terjebak macet, tapi kali ini dia tidak terganggu sama sekali. Sesekali ia melirik Reandra dan tersenyum manis hingga membuat gadis di sebelahnya risih.

“Lo kesambet setan apaan sih?” tanya Reandra yang tidak tahan dengan tingkah Jefrey.

Bukannya menjawab, Jefrey malah mendekat dan berbisik, “Kepo!” jawabnya.

“Singkirin muka lo! Geli tau gak lo kayak gini. Tadi aja sok diam, sekarang malah kumat gini.” Reandra menonyor kepala Jefrey.

“Kayaknya gue memang harus lupain Jefrey deh Kyl,” kata Cherly sambil tersenyum tipis.

Kyla mengangguk. “Iya emang lo harus lupain dia. Ngapain cowok kayak gitu lo pertahanin. Kalau gue jadi lo, udah gue lubangin jidatnya biar dia punya lesung jidat.”

Jawaban Kyla membuat Cherly tersenyum lagi. “Tapi emang gue harus lupain Jefrey. Kayaknya bukan gue satu-satunya cewek yang dia suka.”

Kali ini Kyla menatap Cherly penasaran. “Maksud lo? Jefrey selingkuh?”

Cherly menggeleng. “Kayaknya dia menjalin hubungan setelah kami putus. Jefrey cepet banget ya cari pengganti gue, padahal gue masih melow gini. Hehe.” Gadis itu mengakhirinya dengan tawa bodoh.

“Cher?” Kyla menggoyangkan badan Cherly meminta penjelasan lebih.

“Mobil depan. Itu Jefrey, ‘kan?” Cherly menunjuk mobil di depannya dengan atap terbuka itu. Tanpa Cherly menajamkan pandangannya pun, ia tahu bahwa laki-laki itu Jefrey dan Cherly juga tahu kejadian beberapa menit lalu.

I.L.Y [HIATUS]Where stories live. Discover now