Chapter 7: Bimbang

1.5K 226 2
                                    

"Aku pernah berjanji untuk berhenti jatuh cinta di sembarang hati. Berjanji untuk tak sering-sering sakit hati lagi. Namun untukmu kemarin aku telah mengingkari janjiku sendiri. Berkali-kali." – mbeeer via kumpulanpuisi





Johnny melihatnya. Di mana Ten yang semakin hari semakin dekat dengan Kun, semakin menerima keberadaan Kun, dan terlihat lebih santai saat bersama dengan Kun.

Namun tidak hari ini, di mana sang dokter muda terlihat lebih muram. Dan feromonnya, yang sialnya, sangat mengerikan. Sama seperti pertama kali Ten bertemu dengan Kun.

"Holla, Nong Ten!" Johnny menyapa dengan nada datar sembari menghampiri Ten yang sedang memainkan pulpen di tangannya dengan pandangan datar.

"Apa yang membuat dokter favorit kita murung begini?"

Ten menatap Johnny sekilas, "Aku kira pekerjaanmu sudah selesai sejak satu jam yang lalu," pemuda asal Thailand itu menghembuskan napasnya kasar, "Apa maumu, Johnny?"

Johnny menarik kursi di hadapan Ten lalu duduk dengan santainya, "Melihatmu kacau sangatlah menyenangkan," ucapnya sarkastis, "Kau lupa ucapanku? Baumu mengerikan ketika kau dalam suasana hati yang buruk."

Ten mengerucutkan bibirnya, "Kalau begitu, pergilah! Jangan dekat-dekat denganku!" ucapnya kesal.

Johnny terdiam tidak menjawab, Ten juga tampak tak ingin melanjutkan pembicaraan tak berguna di antara mereka.

Hingga detik selanjutnya, Johnny kembali membuka percakapan. "Kau ada masalah dengan Kun?"

Ten terkejut, pulpen yang ia pegang jatuh, menggelinding jauh dari jangkauan Ten. "K- kau tahu?!" tanyanya sembari berusaha menelan rasa gugup.

"Hahaha!" Johnny tertawa.

Tentu saja ia tahu, semua orang di rumah sakit ini tahu tahu. Kun yang mendadak mengambil cuti kerja dan Ten yang biasanya penuh semangat tiba-tiba menjadi lesu dan tak banyak bicara saat bekerja.

"Iya, aku tahu," jawabnya singkat, "Atau tepatnya, kami semua tahu."

Ten membulatkan mata, "Kalian semua?!" pekiknya kaget, "Tahu aku punya masalah dengan Kun?"

Johnny mengangguk, "Hm," lalu pemuda bermarga Seo itu memasang wajah seriusnya, "Sejak pulang dari kencan, raut wajahmu benar-benar memperlihatkan bahwa sesuatu sedang terjadi. Atau lebih tepatnya, sesuatu telah terjadi di antara kau dan Kun."

Ten hanya bergumam dan Johnny menangkapnya sebagai serapahan untuk Kun. Namun Ten tidak bisa menghilangkan semburat merah yang menghiasi pipinya.

Melihat itu, Johnny tersenyum, "Jadi, apa yang membuatmu murung sementara jelas-jelas belahan jiwamu ada di dekatmu?"

Ten terdiam. Ia mengulum bibir bawahnya untuk menghilangkan kegugupan.

"Kau tahu sendiri. Aku—" Ten berhenti, "—tidak bisa menjadi omega dari siapa pun."

"Oh!" alis Johnny terangkat dan bibirnya terbuka, ia merasa bodoh hampir saja melupakan hal itu, "Lalu bagaimana?"

"Aku sudah mengatakan pada kedua orangtuaku jika aku sudah bertemu dengan soulmate-ku," Ten menunduk ketika ia mengingat wajah orangtuanya malam itu, "Mereka—kecewa. Mereka tidak bilang mereka kecewa namun aku bisa melihat dari wajah dan tatapan matanya, bahwa mereka kecewa."

[Remake] On My WayWhere stories live. Discover now