Kedua Kalinya

12.6K 1.7K 80
                                    

Walau Raline bilang aku tidak perlu memikirkan lagi masalah struk belanja yang hilang itu, dan menganggap Ranggih yang tidak mau kubayar uangnya sebagai satu keberuntungan untukku, aku tetap saja memikirkannya.

"Bengong mulu lo, Mbak. Nih.." Yasmine datang ke mejaku membawa sebotol minuman isotonik. Kebetulan di luar lagi hujan deras sejak pagi, jadi tidak banyak nasabah yang datang. Kalau bukan karena harus bekerja, aku juga pasti lebih memilih bergelung di balik selimut. Dan menyelesaikan kencanku dengan Kang Prabu.

"Hujan begini lo malah ngasih gue minuman dingin, Yas?"

"Biar otak lo ikutan dingin, Mbak. Pasti lo masih mikirin utang lo sama Ranggih kan?"

"Lo ngutang sama siapa, Ran?" Diza ikutan nimbrung. Padahal dari tadi dia sibuk cekikikan sendiri dengan ponselnya.

"Lo pasti nggak percaya, Mbak Za. Mbak Kiran punya utang sama youtuber terkenal. Ranggih Bhargava."

"What? Ranggih Bhargava? Serius lo, Ran? Kok bisa?"

"Sumpah mulut lo ember banget, Yas." Aku memberengut kesal. Daripada menanggapi mereka, lebih baik aku mengecek data yang diberi Mas Kahfi sebelumnya.

"Gue kepo, Kiran. Kok bisa lo ngutang ke Ranggih coba. Gue nge-fans banget sama Ranggih tauuuk."

"Gue mau kerja, tolong jangan diganggu."

"Cerita dulu dong, Ran. Pleaseee.. lo kok bisa ketemu Ranggih? Ajak-ajak gue dong kalau mau ketemu dia."

"Gue belum cerita ya, Mbak Za. Kak Ranggih bahkan pernah ke rumah kita."

"Sumpah lo, Yas?"

Astaga! Kenapa aku bisa mengenal dua perempuan kepo plus berisik ini sih?

"Iya, Mbak Za. Gue aja kaget. Berasa kayak ketemu artis gue. Tapi sama Mbak Kiran malah disiram mukanya pake sirup coba?"

"Lo gila, Ran?"

"Bocorin aja semua, Yasmine."

Yasmine malah cuma menggedikkan bahunya tak peduli.

"Data yang saya minta tadi sudah selesai, Kiran?" Mas Kahfi tiba-tiba saja muncul. Membuat Yasmine dan Diza berhenti sejenak membahas Ranggih.

"Belum, Mas. Dari tadi mau aku kerjakan, tapi digangguin mulu nih sama mereka."

"Yasmine, bisa kembali ke meja kamu?"

"Oke, siap, Mas Kahfi."

For your information, Mas Kahfi adalah salah satu orang yang cukup di segani disegani di kantor. Dia merupakan staf BO yang punya pengalaman kerja paling lama di kantor cabang kami. Sosoknya yang tidak terlalu banyak bicara, membuatnya disegani banyak orang. Padahal aslinya baik banget.

Come on, jangan jodohkan aku dengan Mas Kahfi. Dia sudah punya tunangan dan akan melangsungkan akad nikah menjelang akhir tahun ini.

"Diza, kamu dipanggil Pak Dudit tadi."

Diza langsung bangkit dari kursinya. Menemui Pak Dudit yang merupakan auditor senior di kantor kami.

"Thanks, Mas."

Mas Kahfi hanya tersenyum singkat. Lalu memberiku waktu dua puluh menit untuk menyelesaikan data yang dimintanya.

***

Kupikir pertanyaan Diza mengenai Ranggih sudah selesai setelah dia dipanggil Pak Dudit ke ruangan beliau. Nyatanya setelah kembali ke kursinya, dia masih berbisik pelan, menanyakan pertanyaan yang sama. Sayangnya aku sama sekali tidak berniat menuntaskan rasa penasaran gadis 27 tahun itu.

(Not) A Big Deal (Selesai ✔)Where stories live. Discover now