Sanggara Yudha

11.8K 1.7K 60
                                    

Kangen aku tuh. Kalian.. kangen juga nggak?

Hepi riding 😘😘😘

Mood-ku sukses berantakan karena gadis kecil bersayap kupu-kupu itu. Dia sudah tahu kan, aku datang ke sini sebagai siapa? Sebagai kekasih abangnya kan? Walau cuma pacar pura-pura. Untuk usianya yang sudah delapan tahun itu, seharusnya dia tahu dong, pasangan abang jelas kakak, bukan tante.

Yang membuatku semakin kesal karena Sasha juga ada di sana. Seharusnya aku nggak perlu kaget lagi. Tante Dania sudah pasti mengundangnya, mengingat waktu itu, Tante Dania sedang bersama si Micin. Dan Loly memanggilnya dengan sebutan kakak.

Kalau bukan karena Selasa malam nanti aku membutuhkan bantuan Ranggih untuk menemaniku ke acara Pak Andi, aku tidak akan datang ke acara ulang tahun ini. Masih ada kegiatan yang lebih penting dari sekedar bertepuk tangan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk bocah kupu-kupu itu.

"Lo nggak makan?" Ranggih menghampiriku dengan membawa piring kecil berisi potongan buah. "Mau?"

Aku menolaknya, memperhatikan kembali beberapa anak yang asyik bermain balon.

"Lo ngambek karena Loly?"

"Enggak, biasa aja."

"Ngaku aja lah, lo ngambek kan? Karena dipanggil tante kan?"

Aku langsung mendelik ke arahnya. Bukannya takut, atau minimal merasa bersalah, dia malah tertawa. "Minggir lo."

"Yah, malah makin ngambek." Dia menahan tanganku sewaktu aku bangkit dan berniat menjauh darinya. "Sorry. Gue juga minta maaf atas nama Loly. Lo bukan tante-tante dan lo juga cantik."

Aku berdehem, menyembunyikan pipiku yang entah kenapa mulai terasa panas mendengar pujiannya. "Gue haus," kataku menepis tangannya pelan.

"Lo dari tadi belum makan apa-apa." Kukira Ranggih masih di tempat aku duduk sebelumnya, ternyata dia malah mengikutiku.

"Gue belum lapar. Tadi sarapannya agak siangan."

"Nanti lo kena maag kalau telat makan. Udah jam satu lewat ini."

"Iya. Bawel banget sih lo."

"Harus dong, gue kan yang ngundang lo kemari, ya gue harus bertanggung jawab, memastikan lo makan tepat waktu."

"Yang ngundang gue itu Tante Dania, kan lo yang bilang?"

Dia malah menggaruk belakang lehernya tiba-tiba, seperti... salah tingkah? "Y..ya maksud gue, kan lo datangnya bareng gue. Jadi ya..."

"Bang Ranggih."

Seorang remaja laki-laki memanggilnya. Aku seperti mendengar helaan napas lega dari Ranggih karena panggilan remaja itu.

Remaja laki-laki itu memelankan langkah sewaktu jaraknya semakin dekat dengan kami. Aku memperhatikan wajahnya yang terlihat tidak asing, tapi aku lupa pernah melihatnya di mana. "Aku cari Abang dari tadi." Lalu dengan sopan dia menyalami tangan Ranggih.

"Abang dari tadi di sini, sama teman. Eh, Ran, kenalin ini adek gue. Sanggara."

Refleks aku membekap mulut dengan dua tangan. Cowok di depanku ini... "Sanggara Yudha?"

Walau bingung karena aku mengenalnya, remaja laki-laki itu tetap mengangguk membenarkan.

***

"Gara yang followers-nya cuma dua belas ribu lebih, lo bisa kenal. Tapi lo ngaku nggak kenal gue yang punya followers lebih dari empat juta. Lo nggak salah?" Ranggih menggelengkan kepala seraya berdecak tak percaya.

(Not) A Big Deal (Selesai ✔)Where stories live. Discover now