Chenle : Patah Sebelum Bersemi

11.3K 1.5K 333
                                    

Sepanjang hari ini Chenle tidak bisa menyembunyikan aura kebahagiaannya. Walaupun jadwal kegiatannya sangat padat, ia banyak tersenyum.

Saat Haechan mengomel tentang beberapa barangnya yang rusak, saat Baekhyun Seonsaengnim mengomel padanya karena ia kelupaan tidak membawa tugas akustiknya, Chenle hanya tersenyum kikuk. Sudah mirip orang gila.

Sudah diketahui bukan siapa dalang dari semua suasana hati Zhong Chenle? Tentu saja Park Jisung.

Peristiwa "tolong-menolong" tadi pagi membuat mood Chenle menjadi sangat baik. Senyumnya merekah, dan kedua pipi mochi nya bersemu merah.

"Aku pusing harus melihat senyum sintingmu seharian ini, tuan muda." Haechan mengipasi dirinya sendiri setelah acara jogging sorenya bersama Chenle di dekat sungai Han.

Yang disindir hanya tersenyum malu-malu. Haechan mual.
"Hyung, tangan Jisung benar-benar wow." Chenle mulai lagi.

Haechan memutar bola matanya.

"Hyung harus lihat, bagaimana dia datang padaku. Membantuku membawa barang-barangmu yang luar biasa beratnya." Chenle menerawang, mengingat peristiwa tadi pagi.

"Ya ampun, Hyung.. Park Jisung sangat swag, keren sekali." mata Chenle berbinar.

"Kau mengerikan, benar-benar cinta buta."

Chenle mengedik tidak peduli pada komentar Haechan.

Ponsel Chenle berbunyi. Ia meraba sakunya dan menatap layar ponselnya. Haechan mengkode, bertanya siapa yang menelpon.

Chenle mengarahkan layarnya pada Haechan.

Mark Sunbae.

Ekspresi wajah Haechan berubah, tapi Chenle tidak menyadarinya. "Aku akan mengangkatnya." Chenle mendekatkan ponsel ke telinganya.

Haechan merapat, ikut mendengarkan dari balik ponsel.

"Halo, sunbae." Chenle memulai.

"Oh hai, Chenle?" suara di seberang memastikan. "Apakah kau sedang sibuk?"

"Tidak, aku sedang jogging bersama Haechan Hyung." ia melirik Haechan di sampingnya.

"Kau bersama Haechan?"

"Ya... Ada apa, Sunbae?"

Jeda sebentar, "Mengenai tawaranku kemarin, apa kau sudah mempertimbangkannya?"

Chenle terdiam, mengisyaratkan pertanyaan pada Haechan. Haechan menggumam "Terserah kau saja." hanya mulutnya saja yang bergerak, tanpa suara.

Chenle tertawa garing, "Sunbae, sejujurnya ini agak sedikit aneh jika menjadikanku pemain utama di konser musik tahunan. Aku kan murid baru."

"Aku sudah bilang, Chenle-ya.. Ini permintaan dari tim. Kami sudah memutuskan supaya kau masuk di tim inti." terdengar suara percikan air. Apa Mark sedang cuci muka? Chenle berpikir.

"Tolong katakan iya, Chenle. Haechan juga pasti setuju." Chenle melirik ke arah Haechan, yang dibalas dengan anggukan semangat.

Chenle menghembuskan nafas, "Baiklah kalau begitu, sunbae. Aku akan menerimanya." Haechan bertepuk tangan di sampingnya.

Chenle melotot, mengisyaratkan Haechan untuk diam. Dasar bayi pundu berisik, kesal Chenle.

"Great!" Mark bersorak, agak berlebihan sedikit. "Baiklah, kalau begitu. Aku sangat berterimakasih padamu Chenle. Selamat bergabung dengan tim."

Chenle tertawa, "Ah... Baiklah. Hehe."

"Kalau begitu sampai jumpa besok, Chenle-ya..."

"Sampai jumpa, Sunbae." Chenle memotong sambungan telponnya.

This and That (Everyday for Sungle) Where stories live. Discover now