Chapter 7

3.9K 377 51
                                    

Gun keluar dari ruangan lab dengan panas yang terasa di sekujur tubuhnya. Ia berjalan melewati lorong sekolah yang sepi sambil membayangkan tangan besar Off yang membungkus penis mungilnya. Ia menunduk dan mengipasi wajahnya karena malu.

Disaat yang bersamaan, Tay yang tadi mengikutinya pun berdiri di depannya, menghentikan langkah kakinya. Gun menaikan kepalanya.

"Oh...P'Tay."

"Apa itu Off?"

"Huh?"

"Orang yang kau sukai, itu Off kan." Tay tidak terdengar seperti ia baru saja melontarkan pertanyaan, itu lebih terdengar seperti sebuah pernyataan. "Sayangnya, Off tidak mendambakan sebuah cinta yang kekanak-kanakan. Ia mendambakan sebuah hubungan percintaan yang dewasa, dengan orang yang umurnya lebih matang." Tay melanjutkan.

Ia memperhatikan ekspresi Gun, melihat bahwa pria kecil itu sudah mulai termakan dengan omongannya. Saat itu Tay melihat bayangan Off berdiri dari luar ruang lab, ia belum melihat ke arah mereka. Dan Tay pun menarik satu ujung bibirnya.

"Mau membuatnya cemburu?"

Gun memandangnya dengan heran, "Membuatnya cemburu?"

"Ya, kita bisa berpura-pura sebentar. Kau bisa berpikir diriku menarik. Mari kita berpura-pura bahwa kebajikanmu sedang terancam saat ini."

"Aku tidak ingin melakukan itu." Kata Gun.

Tay melihat Off membuka pintu ruang lab, ia berjalan keluar dan hendak berbelok, namun ia berhenti saat melihat Tay dan Gun. Tay pun memutuskan untuk bermain sendirian, ia mulai dengan mengelus pipi Gun.

"Aku menginginkanmu," katanya, Gun menelannya ludah. "Setiap kali kamu berada di dekatku, aromamu, suaramu, meresap ke dalam jiwaku."

"P'Tay, apa kau sedang berpura-pura sekarang?"

"Ya." Jawabnya.

"Kalau begitu hentikan. Itu tidak lucu."

Tay menarik tangan Gun dan membuat tidak hanya Gun yang terkejut, tapi juga Off. Ia membuat pertunjukan besar dengan mempelajari ujung jari telunjuknya. Lalu mengangkatnya, mengecupnya sambil memejamkan matanya.

"P-P'Tay..."

"Sshh, Gun. Ini semakin seru." Ia kemudian menangkup wajah Gun, mendekatkan kepalanya sambil mencuri lirikan pada Off yang saat ini sedang menahan nafasnya. Lalu dengan gerakan perlahan tapi pasti, Tay mendekatkan wajahnya.

Ia membuka matanya, manik matanya tertuju langsung pada Off. Pria itu mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ia terlihat seperti seekor singa yang marah karena pasangan betinanya dikawini oleh pejantan lain. Tay menyeringai ketika Off pergi dari sana.

Kenyataannya, Tay tidak benar-benar mencium Gun.

Ia menaruh ibu jarinya di bibir Gun, mencium jarinya sendiri dan membuat Off berpikir mereka berciuman lewat sudur kepala yang ia mainkan. Sudah lama tak melihat wajah kesal Off, itu membuat Tay puas melihatnya malam ini.

Gun mendorong tubuh Tay menjauh setelah membeku beberapa detik.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Tanyanya, ia kemudian menutup mulutnya dengan tangannya. Takut Tay akan benar-benar menciumnya kali ini.

"Kau dan aku, kita harus melakukan seks." Kata Tay mendeklarasi.

"Ehhh?!" Kesal, malu dan sedikit terganggu. Gun menunjuk wajah Tay. "Apa katamu barusan?"

"Kubilang kita harus melakukan seks. Lagi dan lagi dan lagi. Sampai kau melupakannya."

Gun memutar bola matanya dan mengabaikan seringainya. "Aku tidak tertarik padamu, P'Tay."

Perfect ChemistryWhere stories live. Discover now