Chapter 8

3.7K 339 38
                                    

Keesokan paginya di dalam pelukan Off dan sebelum ia terbangun, Gun perlahan menarik dirinya dari pelukan Off dan berjalan keluar kamarnya. Saat Gun menutup pintu, Off membuka matanya. Ia menghela nafasnya, menggerutu kecil dan beranjak dari kasurnya.

Gun masuk ke dalam kamarnya, membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia memperhatikan dirinya di depan kaca, menatap kulitnya yang sudah di sentuh oleh Off.

Mungkin makna fisik dan metaforis adalah cara kikuk untuk memahami apa yang terjadi ketika dua makhluk saling membutuhkan, untuk berdekatan. Menjadi dirinya sendiri ketika ia berada di dekat Off, untuk berada di mulutnya saat kejantanan Off berada di di dalamnya.

Gun ingin terus berada di dekat Off — seperti katalis yang memungkinkan mereka untuk menjadi diri mereka sendiri, benda asing, perintis, cangkokan, tambalan yang mengirimkan semua impuls yang tepat, pin baja yang membuat tulang prajurit tetap menyatu.

Ia tidak bisa berhenti memikirkan guru seksinya, bahkan di dalam kelas sekalipun.

Kepalanya terus memikirkan tangan besarnya ketika menggenggam pergelangan tangannya dan meletakannya di atas kepalanya, telinganya terus mendengar geraman liar dan deruan nafas rendah Off, dan matanya terus membayangkan wajah Off ketika ia menyetubuhinya.

Semua pikiran tentangnya membuat Gun ingin menemuinya sekarang juga. Jadi ia mengangkat tangannya.

"Ada apa, Atthaphan?"

"Aku ingin permisi ke toilet sebentar."

"Ok, sebentar saja ya."

"Ya."

Gun kemudian meninggalkan kelas dan berlari ke ruangan Off. Ia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, saat itu Off sedang duduk di depan mejanya dengan kacamatanya yang bertengger di batang hidungnya.

"Gun?"

"Sir."

"Apa yang kau lakukan disini saat kelas sedang berlangsung?"

"Aku harus bertemu denganmu." Kata Gun sembari berjalan mendekat ke arahnya.

Off melepaskan kacamatanya dan meletakannya di atas meja kerjanya, "Apa ada yang salah? Kau sakit?"

"Aku hanya ingin bersamamu dan melihat wajahmu," jawabnya, lalu ia menunjuk ke arah belakangnya dengan ibu jarinya. "Tapi jika sir tidak menginginkanku berada disini, aku akan kembali ke kelas."

Off menggelengkan kepalanya, ia menatap Gun untuk beberapa detik sampai ia meraih jari telunjuk Gun dan menariknya mendekat ke arahnya, lalu mendudukannya ke pangkuannya.

"Dengar, Gun. Soal semalam aku minta maaf, aku tidak seharusnya melakukan itu. Segala yang terjadi adalah kesalahanku."

"Tidak, bukan kesalahan sir. Aku yang menginginkanmu."

Off menggelengkan kepalanya, "Sejujurnya, aku sudah lama menginginkanmu. Hanya saja aku menyembunyikannya dengan baik." Kata Off, Gun tertawa dibuatnya.

"Ya, sangat baik."

"Oh, dan aku tidak akan menyentuhmu lagi sampai kelulusan." Ucap Off serius, saat Gun ingin protes padanya, pintu ruangan Off diketuk oleh seseorang. Off otomatis mengangkat tubuh Gun dan ia bersembunyi di bawah meja.

"Masuk." Pintu ruangan terbuka dan murid tahun pertama masuk ke dalam ruangan dengan buku di tangannya. "Ada apa, Sing?"

"Minggu ini tim fisika sekolah akan ikut olimpiade, dan ada beberapa hal yang tidak aku ketahui. Jadi aku ingin meminta sir untuk menjelaskannya." Jawabnya.

Perfect ChemistryWhere stories live. Discover now