Chapter 10

4.7K 366 136
                                    

Keduanya sedang berada di kamar Off, dan berpakaian lengkap. Gun sedikit kecewa saat mengetahui bahwa ada orang tua Off di rumah dan mereka tidak bisa melakukan ronde seks selanjutnya. Namun Off mengajaknya untuk menonton di dalam kamarnya setelah ia selesai memakaikan salep pada bokongnya, dan Gun menerima ajakan itu dalam hitungan detik.

Film yang mereka tonton saat ini terlihat membosankan bagi Gun dan hanya Off saja yang menikmatinya. Ia kemudian menggeser tubuhnya mendekat pada Off, dan menarik tangan Off lalu mengaitkan jari-jari mereka.

"Beritahu aku sebuah cerita menarik." Ucap Gun.

"Ada seorang anak remaja yang usianya belum menginjak delapan belas tahun yang selalu mengusikku. Anak itu mengatakan ia menyukaiku, tapi aku menolaknya karena ia adalah muridku. Tapi anak itu keras kepala, ia bahkan berani mencium dan menggodaku. Anak itu---"

"Sir, kau bercerita tentangku?"

Off menggelengkan kepalanya dengan senyum jahil, "Tidak, aku tidak menyebutkan namamu sama sekali."

"Itu aku!" Gun menggigit tangan Off dan membuat Off terkekeh pelan.

Off memperhatikan Gun yang merengut karenanya. Ia merasa hatinya terbakar. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah menciumnya. Bibir Gun memiliki kekuatan untuk membuatnya hidup selamanya hanya dengan mengulumnya.

"Ingin mendengar sebuah rahasia?" Off bertanya.

"Iya." Gun menjawab.

"Aku suka menggenggam tanganmu."

Gun kembali tersenyum, "Aku juga suka saat Sir menggenggam tanganku, rasanya seperti aku adalah orang yang penting dalam hidupmu."

"Kau orang yang penting dalam hidupku, Gun." Kata Off, ibu jarinya bergerak halus di telapak tangan Gun.

Mereka saling menatap untuk beberapa saat sampai akhirnya Off menarik tubuh kecil Gun ke atas pangkuannya, kaki Gun melingkari pinggangnya. Gun merasa tubuhnya begitu cocok dengan tubuh Off, ia yakin bahwa mereka berdua diciptakan untuk satu sama lain.

Bagi Gun, Off adalah potongan puzzle-nya yang hilang.

Off menatap bibir Gun dengan intens. Ia ingin tahu apa yang membuat bibirnya selalu terlihat berkilau. Bibir itu seksi, tebal, mengundang dan selalu membuatnya kehilangan fokus setiap kali ia memandangnya.

Gun tahu apa yang diinginkannya, jadi ia menundukan kepalanya seakan tahu apa yang diinginkan oleh Off. Pria itu menciumnya, dan seluruh ruangan yang tadinya berisik karena suara televisi pun memudar. Selalu seperti itu setiap kali Off menciumnya

Off menciumnya dengan lembut, dan berhati-hati tidak seperti bagaimana ia bisa menciumnya. Bibir mereka bergerak dengan kesempurnaan yang menakjubkan. Gun merasakan denyut nadinya berdetak kencang, jantungnya berdegup, seolah-olah ia akan mati lemas jika ia tidak segera mengambil napas. Namun, Gun juga tidak ingin Off berhenti menciumnya, ingin bibir Off terus menempel pada bibirnya.

Gun merasa melayang, ini jelas bukan ciuman yang akan berakhir dengan Off menanamkan kejantanannya pada lubang bokongnya, tapi ini adalah ciuman yang mendeklarasikan perasaan Off padanya. Dan Gun meleleh karena ia tahu perasaannya sama seperti perasaan Gun.

Setelah kehabisan nafas, Off menarik bibirnya dan Gun. Ia memandang wajahnya dan mengusap pipinya, lalu mengecup hidungnya dan memeluknya erat.

Ada sesuatu yang baru saat Off memeluknya tanpa melakukan hal-hal yang membuatnya terangsang. Mereka hanya saling memeluk, merasakan kehangatan satu sama lain. Gun meletakan dagunya di bahu Off, sementara Off mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Gun bisa merasakan detak jantung Off, begitu juga sebaliknya.

Perfect Chemistryحيث تعيش القصص. اكتشف الآن