Chapter 9

4.2K 371 86
                                    

Off berdiri memperhatikan Gun dan Tay yang saat ini sedang makan malam berdua. Ia kesal, Gun selalu berhasil mengeluarkan sisi binatang buas di dalam dirinya, binatang buas yang tidak peduli dengan hukum atau moralitas. Gun itu miliknya, dan ia ingin dunia tahu itu. Ia ingin orang-orang bisa mencium aroma Off pada tubuh Gun sampai ke titik dimana orang-orang itu bahkan tidak akan melihat ke arahnya begitu mereka mencium aromanya.

Ia melangkah mendekat ke arah mereka dengan langkah besar.

"Mengapa aku merasa malam ini aku tetap tidak akan bersetubuh denganmu." Kata Tay dengan nada genitnya.

"Ya, karena kau akan bersetubuh dengan iblis di neraka."

Gun terlihat kesulitan untuk menelan makanannya. Tay berbalik dan menatap Off dengan seringai yang membuatnya ingin meninju wajahnya setiap kali ia melihatnya.

"Hei, Off."

Off tidak menghiraukannya, ia berjalan ke arah Gun dan meraih tangannya, membuatnya menjatuhkan sendok di genggamannya dan Gun berdiri karena tarikan tangannya.

"Ayo kita pulang."

"Tidak mau." Ucapnya tanpa memandang Off, ia melepaskan genggaman tangan Off padanya.

"Gun--"

"Kau tidak melihat kami sedang berkencan saat ini?" Tay memotong perkataannya dan berdiri di depannya seakan sedang menantangnya dengan kedua tangan di dalam saku celananya.

"Kau jangan ikut campur!" Ketusnya, ia menatap Gun lagi. "Gun, ayo kita pulang."

"Dia sudah mengatakan tidak mau, aku yang akan mengantarnya pulang."

Off menjilat bibirnya, menahan rasa kesalnya pada Tay. "Apa kau tahu dia tinggal dimana?"

"Aku bisa bertanya padanya."

"Itu tidak perlu," katanya. "Ia tidur di rumahku saat ini. Jadi ia akan pulang denganku." Ia menegaskan dan Tay terlihat terkejut saat Off mengatakan bahwa Gun tidur di rumahnya. "Ayo kita pul---"

Perkataannya terhenti saat ia menengok dan tidak menemukan Gun di sampingnya. Ia dan Tay terlalu sibuk membuat satu sama lain kesal hingga tidak menyadari kalau Gun sudah tidak ada lagi di sana.

"Shit." Bisiknya. "Aku akan mencarinya."

Off meninggalkan Tay, ia berlari kesana kemari untuk mencari Gun di seluruh penjuru arena permainan. Ada terlalu banyak orang disana dan butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan Gun karena tubuhnya yang kecil. Setelah setengah jam, Off menemukannya terduduk di atas kursi kayu di bawah bianglala.

Ia menghembuskan nafas lega. Sebelum menghampirinya, Off membeli satu permen kapas dan setelahnya barulah ia menghampirinya.

Gun sedang menduduk ke bawah saat itu, Off menepuk lembut kepalanya dengan bungkus plastik permen kapas. Gun mendongakan kepalanya.

"Kupikir sir sudah pulang."

"Bagaimana aku bisa pulang saat aku tidak tahu kau ada dimana." Gun tidak bisa mengusir bayangan saat murid perempuan itu mencium Off tadi siang, itu membuatnya kesal saat menatap Off. "Kenapa kau pulang lebih dahulu tadi, hmm? Aku menunggumu." Ia berjongkok di bawah kaki Gun.

"Bukannya sir bersenang-senang dengan murid perempuan di ruanganmu tadi siang?"

"Bersenang-senang?" Off bertanya, ia tiba-tiba teringat dengan murid perempuan yang menyerangnya. "Dia yang menciumku, aku tidak sempat menghindar."

"Sir tidak perlu menjelaskannya padaku." Ucap Gun, mengalihkan tatapannya dari wajah Off. "Lagipula aku bukan siapa-siapanya sir."

Off tertawa kecil, mengusap rambutnya. "Lalu mengapa kau merajuk seperti ini, hmm?"

Perfect ChemistryWhere stories live. Discover now