< 3 >

155 25 0
                                    

Siyeon berjalan menuju rumahnya. Cahaya yang ada hanyalah cahaya jalanan. Saat Siyeon sampai dirumah. Seojoon dan Minyoung menatap Siyeon cemas.

"Siyeon." Panggil Seojoon. Siyeon langsung mengulas senyum kepada kedua orang tuanya. "Ya ampun sayang. Kamu dari mana aja?" Tanya Minyoung kepada Siyeon.

"Tadi jalan jalan doang Bun. Eum bunda ayah Siyeon naik dulu ya. Mau mandi sekalian ganti baju." Pamit Siyeon lalu pergi ke kamarnya.

Siyeon menghela nafas. Bagaimana bisa ia berbohong kepada kedua orang tuanya. Sementara di bawah. Seojoon menatap ke arah lantai 2 rumahnya tersebut.

"Seojoon. Apakah aku gagal menjadi ibu. Lihatlah putri kita. Dia tidak mau mengatakan apa yang terjadi dengannya padaku." Lirih Minyoung. Seojoon pun hanya bisa menghela nafas lalu merengkuh istri cantiknya.

Sementara di kamarnya setelah membersihkan diri Siyeon menatap pantulan dirinya yang menurutnya menyedihkan.

"Sumin. Aku pengen ketemu kamu." Lirih Siyeon. Tak berselang lama ponsel Siyeon berbunyi. Siyeon hanya bisa menghela nafas lalu memakai pakaian tidurnya.

Ia mematikan lampu  dan menyalakan lampu belajarnya. Ia menatap buku buku pelajarannya yang menumpuk dan menatap potretnya bersama Jeno.

"Jeno. Aku tau mungkin harusnya aku nggak sedalam ini sama kamu. Harusnya aku tau batasan kalau aku cuma manusia yang banyak kekurangannya." Lirih Siyeon

Ponsel Siyeon menampilkan nama Jeno. Siyeon mengerutkan keningnya. Tumben sekali Jeno menelfonnya. Apakah Jeno sudah kembali padanya. Siyeon langsung mengulas sebuah senyuman.

"Halo Jeno."

"Halo Yeon. Ini gua moonbin abangnya Jeno." Ucap Moonbin di sebrang telfon.

Siyeon menatap ponselnya. "Oh kak Moonbin. Kenapa ya kak?" Tanya Siyeon.

"Jeno lagi sama lo nggak Yeon. Soalnya akhir akhir ini anaknya jarang dirumah. Keluyuran mulu mana pulang nya malem malem. Bisa digiles bokap kalo tau Jeno pulang malem."

Siyeon terdiam. Oh iya dia ingat bahwa om Donghae dan tante Yoona sedang berada di luar negeri selama jangka waktu 3 bulan.

"Enggak kak. Ini aja Siyeon lagi di rumah." Ucap Siyeon. Sementara Moonbin yang disebrang telfon hanya bisa terdiam. "Terus cewek yang kemaren sama Jeno itu siapa." Gumam Moonbin.

Tanpa Moonbin sadari ponsel milik Jeno masih erat ditangannya dan tengah menempel di telinganya. Jelas saja walau hanya gumaman Siyeon bisa mendengarnya.

Hati Siyeon serasa remuk secara tiba tiba. Air mata yang berhenti mengalir pun entah mengapa keluar kembali. Siyeon hanya bisa menahan isakannya agar tak terdengar oleh Moonbin.

"Eh Yeon. Anu maksud gua."

"Iya kak Moonbin. Gak papa kok. Mungkin itu temennya Jeno yang lainnya." Ucap Siyeon.

Setelah panggilan daei Moonbin berhenti. Siyeon langsung menangis tanpa suara di kamarnya. Ditemani oleh kegelapan dan kesunyian. Pada malam dan bulan yang bersinar.

Siyeon menangis ditemani cahaya bulan yang penuh kesunyian.







🚪🚪🚪🚪
















"Jeno." Panggil Siyeon lirih. Hari ini wajah Siyeon terlihat sangat pucat. Entah karna ia tak memakai make up atau karna kondisi fisiknya.

Jeno yang tengah mengobrol bersama Sunwoo pun menoleh. "Sunwoo. Gua pinjem Jeno sebentar ya." Pinta Siyeon.

"Iya Tuan putri. Pinjem aja." Jawab Sunwoo lalu menjauh dari kedua insan manusia tersebut.

"Jeno." Panggil Siyeon, Jeno yang dipanggil hanya menatap Siyeon datar. Siyeon tersenyum miris. Bagaimana bisa Siyeon menginginkan tatapan lembut dari Jeno sementara kekasihnya tersebut sudah menyukai orang lain.

"Kamu kenapa jarang kasih aku kabar?" Tanya Siyeon lirih. Mendengar nada suara Siyeon hati Jeno terasa bergetar. Bagaimanapun Siyeon masih tetap berada di hatinya.

"Sibuk." Jawab Jeno. Siyeon langsung menatap Jeno tepat ke netranya. "Jeno kalau aku mau ketemu Sumin boleh nggak?" Tanya Siyeon sembari tersenyum sakit pada Jeno.

Jeno merasa ada yang salah dengan gadisnya itu. "Siapa Sumin?" Tanya Jeno. "Temen kecil aku. Boleh enggak Jeno?" Tanya Siyeon. Jeno hanya menatap Siyeon malas. "Serah lo." Jawab Jeno lalu meninggalkan Siyeon yang menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Sumin. Tadi aku udah izin ke Jeno kalau aku mau ketemu kamu." Lirih Siyeon lalu berjalan gontai ke arah kelasnya.

"Siyeon. Kok lo pucet sih?" Tanya KimHyun yang berpapasan dengan Siyeon. Siyeon hanya tersenyum tipis kepada sahabatnya itu.

"Yeon. Kita ke UKS yuk." Ajak KimHyun. "Nggak usah Kim. Aku mau ke kelas aja." Ucap Siyeon lalu berjalan menuju kelas.

Setelah sampai di kelas Siyeon mendudukan diri di kursinya. Tanpa sengaja ia melihat salah satu tas sahabatnya. Dan ia melihat ada jam tangan Jeno disana. Siyeon tersenyum miris.

Ternyata selingkuhan kekasihnya itu sahabatnya sendiri. Kenapa harus sahabatnya yang ia percayai? "Yeon." Panggil Seoyeon yang melihat Siyeon menatap Tas sahabatnya yang lain.

"Kenapa? Kok lo pucet sih Yeon?" Tanya Seoyeon yang membuat Nancy, Heejin dan Eunbin yang tengah mengobrol mengalihkan pandangannya terhadap Siyeon.

"Iya Yeon. Lo pucet mau kita anterin ke UKS?" Tanya Nancy yang dijawab gelengan lemah oleh Siyeon.

"Nggak usah. Nanti juga baikan sendiri kok." Jawab Siyeon.










🚪🚪🚪🚪











Saat makan di kantin Siyeon berhadapan dengan Jeno. Siyeon pun tersenyum pahit mengingat kenyataan yang ada.

"Tumbenan Jen ikut makan bareng kita." Sindir Eric yang disambut tawa oleh anak anak lain. "Hehehe bercanda Jen." Ucap Eric ketika mendapat tatapan menyeramkan dari Jeno.

"Biasanya lo berdua romantis. Tumbenan banget diem dieman?" Tanya Somi sembari menatap Jeno Siyeon yang terdiam.

"Ini juga. Tumbenan banget Nancy ama Heejin barengan datengnya. Mana dari awal lagi." Ucap Renjun yang membuat Heejin memutar bola matanya sementara Nancy hanya tersenyum.

"Yeon lo udah baikkan?" Tanya KimHyun yang dijawab anggukan oleh Siyeon. "Makan yang banyak Yeon." Ucap Guanlin.

"Jen. Itu pacarnya kagak disuruh jaga kesehatan gitu?" Tanya Jaemin. Jeno langsung berdiri lalu meninggalkan meja tersebut.

"Lah si Jeno kenapa?" Tanya Jaemin. Sementara Siyeon hanya bisa tersenyum miris. Ia hanya berdoa bahwa semoga fakta yang ia telah temukan bukanlah kenyataan yang akan menyakiti batinnya.


::

Dapet permintaan up ini hwhw.
Kukira tak ada yang suka:c

Selamat membaca. Jika berkenan pencet bintang hehe.

Kenapa?Where stories live. Discover now