< 9 >

94 12 2
                                    

Siyeon berjalan santai menuju ruang kepala sekolah. Dengan santai Siyeon membuka pintu ruang kepala sekolah.

"Ya Park Siyeon!"

"Bapak diem. Saya minta bapak nggak mempersulit apa yang akan saya lakukan nanti. Ingat keluarga saya siapa pak. Jadi jangan pernah memanggil saya jika saya membuat keributan." Jelas Siyeon panjang lebar yang membuat kepala sekolah tercengang

"Siyeon. Kenapa kamu jadi nggak sopan sama saya?"

"Bacot pake d." Ucap Siyeon lalu menatap kepala sekolah tajam lalu keluar dari ruangan kepala sekolah.

Siyeon pun membuka ponselnya lalu melihat pesan masuk dari ayahnya. Park Seojoon. Ia segara menuju ruang piket untuk meminta izin keluar.

Saat menuju ruang piket Siyeon berpapasan dengan Jeno. Jeno yang melihat Siyeon pun langsung menarik tangan Siyeon.

Karna belum siap Siyeon hanya bisa pasrah ditarik oleh pemuda bermarga Lee tersebut. Selain itu ada hal yang ingin Siyeon bicarakan empat mata dengan Jeno tanpa siapapun.

Jeno pun menarik Siyeon menuju taman belakang yang cukup sepi setelah sampai di taman belakang pemuda bermarga Lee tersebut menatap Siyeon. Siyeon yang ditatap pun hanya memberikan pandangan datar kepada Jeno.

"Lo mau ngomong kan???" Tanya Siyeon langsung pada intinya. Ia benar benar malas jika bersama dengan pemuda Lee tersebut. "Yeon lo nggak kenapa napa kan?" Tanya Jeno lirih.

Siyeon langsung tertawa dan memberikan Jeno tatapan datar. "Punya hak apa lo nanyain keadaan gua anjing!!!" Sarkas Siyeon yang langsung membuat Jeno terdiam.

"Yeon gua mau minta maaf." "Maaf?!! Lo minta maaf setelah semua hal bangsat yang lo lakuin??" Tanya Siyeon tajam sementara Jeno hanya diam tidak menjawab omongan Siyeon.

Karna kekesalannya Siyeon nenarik kerah Jeno. "Lo harusnya mikir sebelum nyelingkuhin gua. Otak lo dimana sih anjing. Kenapa harus selingkuh sama sahabat gua sendiri!!" Siyeon benar benar kesal terhadap pemuda di depannya.

"Pukul gua Yeon. Pukul gua kalau hal itu bisa bikin lo maafin gua." Lirih Jeno. Tanpa menunggu Siyeon langsung memukul Jeno hingga membuat pemuda itu tersungkur di tanah.

"Harusnya lo nggak pernah ngelakuin hal itu bangsat. Kalau bosen ya bilang. Gak usah pake selingkuh selingkuhan."

Jeno hanya bisa tersenyum tipis melihat kemarahan dari Gadis cantik di depannya ini. "Gua masih belom bisa lo maafin ya Yeon??" Tanya Jeno lalu berdiri.

"Maaf??! Lo minta maaf?! Sorry gua nggak akan pernah bisa maafin lo." Ucap Siyeon lalu meninggalkan Jeno yang kini berdiri sendirian. Sementara tanpa mereka berdua sadari Guanlin dan Nancy tengah menatap mereka berdua.

Guanlin hanya bisa menatap tingkah Siyeon yang terbilang tidak lembut itu. Ia tahu bahwa Jeno akan sangat sulit mendapatkan maaf. Dan pada saat mengalihkan pandangannya ke arah lain Guanlin melihat Nancy yang terdiam sembari menundukkan kepalanya.

Nancy yang melihat bagaimana Jeno tak mendapatkan maaf dari Siyeon hanya bisa terisak pelan. Andai saja perasaannya pada Jeno bisa ia kendalikan.

Andai saja ia tidak mendekati Jeno pada saat Jeno bosan pada Siyeon. Jika Nancy tak melakukan hal hal tersebut pasti keadaan tak serumit sekarang.

"Maafin gua Yeon. Andai aja gua nggak ngelakuin hal hal yang membuat persahabatan kita rusak. Tapi masalahnya cinta gua ke Jeno sama besarnya kayak cinta lo ke Jeno Yeon." Lirih Nancy sembari menatap Jeno yang terdiam di tengah taman tersebut.









⏳⏳⏳⏳










"Yeon lo mau kemana?" Tanya Seoyeon yang melihat Siyeon tengah mengemasi bukunya. "Mau balik. Ada urusan penting soalnya." Jawab Siyeon sembari mengulas senyum tipis.

"Tumbenan banget Yeon lo mau izin." Ucap Heejin yang diangguki oleh Eunbin. Siyeon hanya tertawa mendengar ucapan dari sahabatnya itu.

"Oh iya Yeon. Soal Nancy kapan kita ngebahasnya??" Tanya Eunbin to the point pada gadis bermarga Park tersebut. "Lo maunya gua apain tu anak. Lagian lo semua nggak usah ikut campur. Tetep jadi temen gua sama dia. Tapi masalah pelajaran biar gua tetep lakuin walau sendirian." Jelas Siyeon panjang lebar yang dijawab anggukan oleh sahabat sahabat nya.

Siyeon pun menuju keluar kelas. Saat keluar ia berpapasan dengan Nancy. Sekesal kesalnya Siyeon. Siyeon sedang tidak ingin melakukan kekerasan di depan umum.

"Yeon." Lirih Nancy yang dibalasan tatapan tajam oleh Siyeon. Rasanya Siyeon ingin menjambak rambut gadis tersebut.

Saat Siyeon ingin pergi Nancy menahan tangannya. "Yeon." Siyeon hanya menghela nafasnya lalu menatap Nancy. "Apa? Gua harus cepet  cepet pergi."

"Lo gapapa kan. Gua khawatir sama lo Yeon." Lirih Nancy yang membuat Siyeon berdecih pelan. "Gua gapapa. Jadi lepasin tangan gua." Datar siyeon sementara Nancy hanya menggelengkan kepalanya.

"Yeon gua mohon kita balik kaya dulu ya." Pinta Nancy. Tanpa sadar banya anak anak yang memperhatikan mereka. Mereka jelas tau apa yang dilakukan Nancy kepada Siyeon dan menurut mereka Siyeon pasti tidak memaafkan  Nancy.

"Lepasin." Datar Siyeon yang membuat Nancy merasa sedikit takut. Aura Siyeon sangat berbeda dengan dulu, sekarang Siyeon terlihat lebih menyeramkan.

"Nan jangan gatau diri deh. Lo udah nikung terus mau minta Siyeon kaya dulu, gila ya lo?" Sarkas Ryujin yang mengamati dari depan kelasnya. Anak anak yang lain pun mengiyakan perkataan Ryujin, hal ini membuat Jeno tidak tahan lalu menghampiri Siyeon dan Nancy.

"Apa? Mau belain cewe lo?" Tanya Siyeon sembari mengulas senyumnya. "Yeon maafin Nancy, dia ga salah." ucap Jeno yang membuat emosi Siyeon naik. Dengan keras ia melepaskan pegangan tangan Nancy dan langsung menarik kerah baju Jeno.

"Lo bilang dia ga salah? Lucu lo bangsat, jelas jelas dia juga salah. Dia tau lo pacar gua tapi dia tetep nekat deketin lo. Ngotak dong anjing." Kesal Siyeon sembari menatap Jeno tajam. Jeno hanya bisa tertegun melihat tatapan Siyeon yang sangat benci padanya.

"Maaf Yeon." Lirih Jeno yang langsung mendapatkan tinju dari Siyeon. Semua anak anak kaget melihat Jeno tersungkur dilantai yang langsung di bantu Nancy. "Yeon kok lo tega sih mukul Jeno." Nancy menatap kesal Siyeon.

Melihat reaksi Nancy yang seperti itu hanya membuat Siyeon tertawa. Ia pun berjongkok dan mensejajarkan dirinya pada gadis itu.

"Kenapa gua harus ga tega? Dia aja selingkuh sama lo." Ucap Siyeon lalu memegang kedua pipi Nancy erat. "Dan lo , harusnya tau batasan bitch." Selesai mengucapkan kata tersebut Siyeon langsung menampar wajah Nancy yang membuat sudut bibir gadis itu berdarah.

"Yeon!" Jeno langsung menatap wajah Nancy yang tengah kesakitan. Sementara Siyeon berdiri dan bersikap membersihkan kedua tangan nya. "Ck sampah." Decih Siyeon lalu berjalan meninggalkan Jeno dan Nancy.

Guanlin yang melihat dari jauh pun hanya bisa menghela nafas karena tingkah gadis itu.

::

Haii , kemarin mau up. Tapi ternyata draft nya hilang separuh. Jadinya gagal up kemarin.
Maaf banya yya
Semangat puasa na

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kenapa?Where stories live. Discover now