New Game

24K 1.8K 108
                                    

Yuhuu... datang lagi nih babang Matt

Jangan lupa untuk Vote dan Commentnya! ILY guys!

Happy reading...

-

Sinar mentari menelusup masuk dan membuat pria yang tak memakai apapun tubuhnya terganggu dan perlahan membuka kedua matanya.

Pria itu merenggangkan tubuhnya yang lelah lalu tersenyum saat ingatan tentang tadi malam memutar bak kaset di kepalanya. Yah, pria itu adalah Matt William, pria yang baru saja melepas perjakanya dan mengambil kesucian gadis yang sangat menarik perhatiannya.

Suara dering ponsel Matt menggema kuat. Matt dengan santai mengambil ponsel itu lalu pandangannya teralihkan ke memo bertulis tangan yang membuat pria dingin itu tersenyum lagi.

Matt mengambil memo itu lalu menjawab ponselnya,

"Ah, bayaran? Bagaimana jika dia menjadi milikku." Ucap Matt.

"Aku tau, itu sebabnya aku menginginkannya."

Panggilan itu terputus sepihak dan membuat Matt tersenyum miring lalu menuruni ranjang dan melangkah ke kamar mandi dengan tubuh telanjang bulat.

'Berikan aku 500 juta'

Itulah yang tertulis di memo.

-

"Kurasa dia sudah gila!" Pekik wanita berumur 40 tahun dengan dandan menonjol.

"Lihat tubuhmu, dia benar-benar memiliki kelainan, bagaimana jejak-jejak ini bisa hilang." Ucap wanita itu lagi sambil membantu gadis yang sibuk menghilangkan jejak kissmark yang memenuhi leher dan dadanya.

"Rose, maafkan bibi. Bibi tak bisa menolong dan membiarkanmu menjadi sampah sepertiku." Wanita itu tak tahan untuk menitikkan air matanya dan menunduk sedih.

"Aku baik-baik saja bibi Jane, ini sudah takdirku. Dan aku harus melakukan ini demi Ray." Ucap gadis bernama Rose itu dengan senyuman pahit.

Jane tersenyum pedih lalu menghapus air matanya dan melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda.

"Bibi, sepertinya aku harus berangkat. Ray akan pulang sebentar lagi." Ucap Rose sambil mengambil jaket miliknya lalu memakainya. Dan ia tak melupakan topi yang selalu ia pakai.

Jane mengangguk lalu menatap Rose seolah memberikan kekuatan pada gadis malang yang sudah melangkah pergi.

"Aku tau dia menahan perih di selangkangannya." Ucap Jane khawatir.

'Drrrtt.... Drrrtt....'

Jane menatap ponselnya yang bergetar lalu melotot kaget.

-

Seorang gadis dengan jaket yang hampir menutupi seluruh tubuhnya serta topi yang membuat orang sulit untuk melihat wajahnya berdiri tepat di pintu belakang toko roti.

"Ah, kau datang! Roti-roti ini sudah kadaluarsa besok." Ucap pria paruh baya dengan senyuman manisnya.

Gadis itu mengambil kantong plastik itu lalu berterima kasih dan melangkah pergi.

"Ah, gadis yang malang. Sampai kapan ia akan memakan roti-roti itu." Ucap pria itu iba.

Sedangkan gadis itu, melangkah dengan rasa syukur karena hari ini dia dan adiknya bisa mengisi perut.

Gadis itu adalah Rose, gadis yang baru saja menjual kesuciannya, mengabaikan rasa sakit di kemaluannya dan juga lelahnya.

Langkah Rose pun berhenti di depan gerbang sekolah dan gadis itu tersenyum manis saat sosok yang ia tunggu berlari penuh semangat ke arahnya.

SON of a CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang