Daddy

17.9K 1.3K 84
                                    

Hai semua, nuna comeback.
Buat semuanya pasti pada stayhome karena wabah corona, nuna juga WFH dan ga kerja. Jadi untuk mendukung WFH nuna semaksimal mungkin untuk update.

Jangan lupa Vote dan Comment
Nemu typo wajib lapor....
Happy reading

-

Rose kini tengah terduduk di hadapan pria yang selama ini menjadi idola adiknya. Sean William, pria paruh baya yang wajahnya sering hadir di koran, majalah dan tv, pria itu bukanlah artis namun seorang billionaire dan CEO sukses.

Rose tak pernah menyangka seorang gadis miskin sepertinya duduk di satu meja makan dengan seorang yang mungkin hanya sekali ia bisa lihat.

"Usir mereka, mallku terlalu bersih untuk sampah seperti itu." Sarkas Sean yang membuat Rose sedikit terkejut.

"Aku sudah katakan untuk tidak menyebutnya lagi." Ucap Sean lalu mematikan ponselnya.

Sean menatap Rose yang tengah mencuri pandang lalu menunduk takut.

"Nona, siapa namamu?" Tanya Sean sopan.

Rose menatap Sean sekilas lalu kembali menunduk.

"Jangan takut, aku tak memiliki maksud apapun. Perkenalkan, namaku Sean, aku memiliki istri sempurna, putra, dan putri." Ucapan Sean sontak membuat Rose menganga kaget. Ia tak menyangka bahwa seorang CEO yang terkenal dengan Imej dingin dan serius mengucapkan hal semanis itu.

"Rose, namaku Rose." Jawab Rose berani menatap.

"Kau pasti seusia putriku. Ah, Rose apa kau sudah makan?" Tanya Sean dengan senyuman manis yang menghiasi bibirnya.

Rose menggeleng dan masih mengunci bibirnya.

Sean melihat sekeliling dan tampak gelisah.

"Tunggu sebentar, putraku seben-" Ucapan Sean terputus saat seseorang melangkah mendekat.

"Ah, Rose ini putraku, Matt. Kebetulan dia ada disini dan aku harus pamit. Jika kau membutuhkan bantuan, Matt tak sungkan untuk membantu." Ucap Sean merasa tak enak. Tayana sudah menelpon dan mereka akan berkencan malam ini.

Sean pamit dan meninggalkan Matt dan Rose disana. Sean sama sekali tak tau bahwa putra itulah yang membawa Rose ke butik itu.

"Kau tidak berpikir untuk memilikinya, bukan?" Tanya Matt yang langsung di hadiahi tatapan kesal Rose.

Matt mendekat lalu memeluk Rose erat.

"Kenapa aku bisa terbangun di butik itu?" Tanya Rose sambil melepaskan pelukan hangat Matt.

"Kita harus membeli pakaianmu." Jawab Matt singkat.

Rose terdiam dan teringat bahwa ia hanya memiliki sepasang baju layak, yang saat ini ia pakai.

"Karena kita sudah disini, kita harus makan siang." Jawab Matt lalu duduk tepat di kursi hadapan Rose.

Rose menatap makanan-makanan mahal yang sedari tadi mungkin menatapi Rose.

-

Rose mematung dengan raut wajah terkejutnya. Ini adalah pertama kalinya Ia melihat pakaian-pakaian mahal itu dari dekat.

Perlahan gadis malang itu menyentuh pakaian itu, ingatannya kembali berputar disaat Rose menatapi butik pakaian dari luar, seumur hidupnya ia hanya memakai pakaian lusuh ibunya.

(Flashback)

Rose menatapi kalender dan hari ini tepat tanggal 09 November adalah ulang tahunnya. Seperti biasa, tak ada yg istimewa, hari-hari yang ia jalani terlalu berat untuk mengharap hal yang sangat mustahil terjadi.

SON of a CEOWhere stories live. Discover now