Terikat

24.7K 1.9K 132
                                    

Hai hai....
Jangan lupa Vote dan Comment untuk mendukung para author Wattpad❤️
Nemu typo wajib lapor yeee..

Happy Reading...

-

"Ray, hari ini apa yang sangat ingin kau makan?" Tanya Rose.

Saat ini Rose baru saja menjemput Ray dari sekolah.

"Ray ingin makan pizza kak, ice cream. Ray juga ingin pergi ke kebun binatang, disana ada gajah dan harimau." Ucap Ray penuh semangat.

"Baiklah kita akan melakukannya semuanya hari ini." Ucap Rose dengan senyuman manisnya.

-

"Terima kasih kak, hari ini adalah hari terbaik!" Pekik Ray dengan balon dan boneka di genggamannya.

Mereka baru saja memasuki rumah, tetapi langkah mereka berhenti saat Bora, ibu mereka. Sudah berdiri menatap Rose tajam.

"Woah, sepertinya kau memiliki banyak uang." Ucap Bora.

Rose langsung mengarahkan Ray untuk ke belakang dan mencoba melindungi adik kecilnya itu.

"Tolong jangan ganggu kami." Mohon Rose ketakutan.

Bora tersenyum sinis lalu melangkah cepat lalu memukul Rose secara bertubi-tubi.

"Kakak! Jangan, jangan pukul kakak!" Jerit Ray dan mencoba menolong Rose.

Namun kekuatan Bora lebih unggul dan dengan kuat Bora mendorong Ray hingga bocah itu terjatuh dan kepalanya terbentur dinding.

Rose yang melihat hal itu langsung melawan Bora dengan kuat lalu menghampiri Ray yang sudah tak sadarkan diri.

"Ray! Ray! Ahk, darah!" Jerit Rose saat tangannya sudah memerah terkena darah dari kepala Ray.

"Dimana kau menyembunyikan uangmu? Cepat berikan kepadaku!" Pekik Bora.

"Aku tidak punya uang! Cepat panggil ambulance!" Pekik Rose berderai air mata.

Bora menggeram penuh amarah lalu mengambil Ray dari Rose dan menggendongnya.

"Jika kau ingin menemuinya, bawa semua uangmu!" Pekik Bora lalu membawa Ray pergi.

Rose memekik penuh amarah, dengan sisa tenaga yang ia miliki Rose mencoba merebut Ray kembali, tetapi Bora lebih kuat darinya hingga wanita yang berstatud menjadi ibunya itu menaiki taxi.

"Berhenti! Jangan bawa dia pergi! Ray! Ray!" Jerit Rose sambil berlari.

"Ahk! Ahk!" Jerit Rose frustasi.

Rose terjatuh dan memandangi taxi yang di naiki Bora semakin menjauh.

Dengan cepat Rose menelpon June.

"Bibi! Apa semua uangnya sudah bibi gunakan?" Tanya Rose sambil terisak.

"Kau menangis? Bibi baru saja melunasinya. Ada apa Rose?"

Ponsel itu terjatuh dan begitu juga tubuh Rose yang terduduk hampa di jalanan.

"Aku menginginkanmu. Aku akan memberikan semua yang kau minta bahkan lebih dari itu."

"Aku bisa memberikan apapun padamu, termasuk kebahagiaan."

"Aku akan menunggu, aku sudah mengirimkan alamatnya, datanglah jika kau ingin bahagia."

Ingatan itu memutar bak kaset di telinganya, rasa putus asa pun menekannya kembali. Apa tuhan harus sekeras ini kepadanya? Apa ia tak bisa di beri kesempatan untuk bahagia sekali saja? Rose mengepal kuat tangannya.

SON of a CEOWhere stories live. Discover now