🍁{Chapter 31}🍁

22.8K 945 131
                                    

"Aku tidak siap untuk kehilangan orang yang paling berharga di hidupku."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

Aku saranin kalian setel lagu sedih deh buat part ini, bacanya pelan-pelan aja biar kalian menghayati ceritanya 😄

🍁

Mia jongkok di samping Aleta, ia menatap Aleta yang sudah nampak tak berdaya. Aleta membalas tatapan Mia. "Ap-a sa-lah ak-u sa-ma ka-mu?" tanya Aleta pelan.

Aleta merasa tak berdaya sekarang, ia tidak bisa bergerak karena rasa sakitnya dan juga ia merasa tersiksa dengan semua ini.

"Karena lo udah rebut Alvaro dari gue," jawab Mia.

Aleta melihat ada kesedihan di mata Mia saat mengatakan itu. "Gue sayang sama Alvaro dari kita masih SMP, tapi Alvaro gak pernah mau nerima gue. Gue udah berusaha ngelakuin segala hal buat Alvaro suka sama gue, tapi itu selalu gagal," jelas Mia.

Kini Mia manatap Aleta tajam. "Dan Alvaro malah suka sama cewek MISKIN! CACAT! JELEK KAYA LO!"

Mia berdiri lalu ia menginjak-injak punggung Aleta kasar. "Bangsat emang lo! Bangsat! Bangsat! Bangsat!" ucap Mia sambil terus menginjak-injak punggung Aleta.

Aleta merintih pelan, baru beberapa menit yang lalu punggungnya dicambuk dan sekarang diinjak-injak. Tapi sekarang ia mengerti kenapa Mia melakukan semua ini padanya, karena Mia mencintai Alvaro.

"Maaf!" ucap Aleta sedikit keras agar Mia mendengarnya. Aleta kini jadi merasa bersalah karena telah merebut Alvaro dari Mia.

Mia tersenyum sinis lalu ia menjambak rambut Aleta kasar. "GAK GUNA BANGSAT! GUE GAK BUTUH KATA MAAF LO!" bentak Mia.

Mia mengambil ponselnya di saku celana jeansnya lalu ia menelepon seseorang. "Bunuh Nenek tua jelek itu sekarang!" perintah Mia pada seseorang yang ia telpon.

"Baik Bos," sahut seseorang dari sebrang sana.

Mia jongkok di depan Aleta sambil tersenyum lebar. "Gue bakal bunuh lo setelah gue bunuh keluarga lo. Pertama, gue bakal bunuh Nenek jelek lo itu," terang Mia.

Aleta tersentak, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jang-an, aku moh-on Jang-an," pinta Aleta sambil terisak.

"Oma, aku mohon Oma harus hidup, aku belum sukses dan bahagiain Oma," batin Aleta.

Dua laki-laki berbadan besar dan berpakaian serba hitam mengetuk pintu rumah Aleta.

Oma berjalan membuka pintu rumahnya lalu ia tersentak ketika tiba-tiba ia didorong dengan kasar.

Oma melirik dua orang itu, ia bertanya-tanya siapa mereka? Salah satu diantara mereka membawa pisau.

Orang yang membawa pisau itu mendekat ke arah Oma, Oma berusaha menggerakan kakinya tapi ia terlalu takut.

Mia menyambungkan video call dengan salah satu orang yang ia suruh untuk membunuh Oma. Setelah tersambung ia memperlihatkannua pada Aleta.

Aleta melihat Omanya tampak ketakutan. Aleta menatap Mia. "Jangan bunuh Oma, jangan bunuh Oma, aku mohon, jangan bunuh Oma. Bunuh aku aja," pinta Aleta pelan.

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang