🍁{Chapter 37}🍁

19.9K 857 122
                                    

"Harta tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

🍁

Reyhan sedang berbaring di kasurnya, ia menatap langit-langit kamarnya. Sekarang kamar yang ia tempati begitu besar dibandingkan kamarnya yang dulu, tapi ia lebih nyaman dengan kamarnya yang dulu karena begitu banyak kenang-kenangannya bersama Oma dan Aleta.

Niki masuk ke dalam kamar Reyhan sambil membawa nampan yang berisi nasi goreng dan juga susu untuk Reyhan. "Reyhan, sarapan dulu yuk," ucap Niki sambil mendekati Reyhan.

Niki menaruh nampannya di atas nakas lalu ia duduk di kasur Reyhan. Niki mengelus rambut Reyhan. "Ayo sarapan Reyhan," ucap Niki lagi.

Reyhan mendudukkan tubuhnya. "Tante, Ka Aleta ada dimana ya? Kenapa Ka Aleta sampe sekarang belum jemput Reyhan?" tanya Reyhan.

Niki hanya diam, ia sudah tahu tentang keadaan Aleta dari Milka, dan ia dilarang untuk memberitahukan keadaan Aleta pada Reyhan karena takut Reyhan akan sedih mendengarnya.

"Reyhan mau ikut Tante ke taman gak?" ajak Niki.

Reyhan tersenyum lebar lalu ia mengangguk. "Mau Tante, Reyhan pengen banget ke taman," ucap Reyhan bersemangat.

Niki tersenyum tipis lalu ia mengambil piring yang berisi nasi goreng di atas nakas. "Tapi sebelum ke taman Reyhan sarapan dulu ya," Niki menyodorkan sesendok nasi goreng ke arah mulut Reyhan.

Reyhan membuka mulutnya lalu ia memakan nasi gorengnya. Setelah selesai sarapan Reyhan langsung bersiap-siap untuk ke taman bersama Niki.

Reyhan berjalan kaki ke taman bersama Niki, Niki sudah menawarkan untuk naik mobil saja tapi Reyhan menolaknya karena tamannya tidak terlalu jauh dari rumah Niki.

Saat sudah sampai di taman Reyhan langsung bermain dengan anak-anak yang lainnya juga. Niki duduk di kursi panjang yang disediakan di taman.

Niki tersenyum tipis saat melihat Reyhan yang tampak sangat bahagia bisa bermain dengan anak-anak lain.

Seseorang duduk di samping Niki sambil membawa sebotol minuman dingin. Orang itu tersenyum tipis. "Waktunya dia ngerasain penderitaan," batin orang itu.

Orang itu adalah Mia. Ia baru saja kembali dari Singapura, ia ingin cepat-cepat menyiksa Reyhan. Sampai sekarang belum ada polisi yang bisa menangkapnya, kali ini ia menyamar agar tidak ada orang yang bisa mengenalinya.

Mia melirik Niki yang ada di sampingnya. "Halo Tante," sapa Mia pada Niki.

Niki menolahkan kepalanya ke arah Mia. "Iya, kamu siapa ya?" tanya Niki bingung karena tiba-tiba saja Mia menyapanya.

Mia tersenyum manis pada Niki lalu ia mengeluarkan tangannya pada Niki. "Kenalin Tante, nama saya Gladis," ucap Mia lembut.

Niki membalas senyuman Mia lalu ia membalas uluran tangan Mia. "Saya Niki, kamu ngapain di sini?" tanya Niki.

"Saya cuma mau nyari udara segar aja Tante, Tante sendiri ngapain di sini? Pasti nemenin anak Tante main ya?" tebak Mia.

Niki melirik Reyhan. "Iya, saya sedang menemani anak kecil yang ada di sana," tunjuk Niki ke arah Reyhan.

Mia melirik Reyhan yang sedang tertawa bahagia bersama anak-anak kecil lainnya. "Liat aja, kebahagiaan itu bakal berubah jadi penderitaan," batin Mia.

"Oh, itu anak Tante? Siapa namanya Tante? " tanya Mia.

"Namanya Reyhan, sebenernya dia bukan anak saya tapi walaupun begitu saya sangat menyayanginya dan saya sudah menganggap dia sebagai anak kandung saya sendiri," jelas Niki.

"Nih Tante-tante tua mau aja ngurusin anak jelek kaya dia," batin Mia.

Mia membuka tutup botol minumannya lalu ia dengan sengaja menumpahkannya ke baju Niki. "Aduh, maaf Tante saya gak sengaja," ucap Mia pada Niki.

Niki berdiri membersihkan bajunya. "Gak papa kok," ucap Niki. Niki merasakan bajunya yang terasa lengket karena minuman itu.

"Saya bener-bener minta maaf Tante, sumpah saya gak sengaja," ucap Mia lagi dengan ekpresi wajahnya yang seperti merasa bersalah pada Niki.

"Saya boleh minta tolong kamu buat jagain Reyhan? Saya mau bersihin baju saya dulu, saya gak bakal lama kok cuma sebentar aja," pinta Niki.

"Bisa kok Tante, saya pasti bakal jagain Reyhan," balas Mia.

Setelah Niki pergi Mia buru-buru mendekati Reyhan. "Reyhan," panggil Mia.

Reyhan menolehkan kepalanya ke arah Mia, ia mengernyitkan alisnya karena tidak mengenal Mia. "Kaka siapa ya?" tanya Reyhan pada Mia yang kini sudah ada di depannya.

Mia membungkukkan badannya agar tingginya sama dengan Reyhan. "Kaka temennya Ka Aleta, katanya Ka Aleta mau ketemu kamu, ayo ikut Kaka ketemu Ka Aleta," ajak Mia.

Reyhan tersenyum lebar, tanpa pikir panjang ia langsung menyetujui ucapan Mia. Mia menarik tangan Reyhan menjauh dari taman.

Mia menyuruh Reyhan masuk ke dalam mobilnya. "Tunggu Ka, aku harus pamitan dulu sama Tante Niki, nanti kalau aku gak Pamitan Tante Niki pasti khawatir," ucap Reyhan.

Mia mendengus kesal lalu ia memaksa Reyhan untuk masuk ke dalam mobilnya tapi Reyhan menolak. "Masuk!" bentak Mia.
Reyhan mulai takut pada Mia, ia berusaha melepaskan tangannya dari cekalan tangan Mia tapi sayangnya tenaga Mia terlalu kuat untuknya. "Kaka mau ngapain? Kaka mau berbuat jahat ya sama aku?" tebak Reyhan.

Mia menyeringai. "Walaupun jelek ternyata kamu cukup pinter juga ya," ucap Mia.

Reyhan semakin ketakutan, ia melihat sekelilingnya yang tampak tidak ada orang. "Tolong jangan sakitin aku Ka," pinta Reyhan.

"Bacot!" Mia membenturkan kepala Reyhan ke samping pintu mobilnya sampai Reyhan kehilangan kesadarannya lalu ia memasukkan Reyhan kedalam mobilnya.

🍁

Maaf aku baru bisa up sekarang, aku kehilangan mood aku buat nulis :'

Kira-kira apa yang bakal terjadi sama Reyhan ya?

Next gak nih? Spam komen ya biar aku semangat lagi buat lanjutin ceritanya 😁

Apa kabar? Semoga kalian sehat-sehat aja ya. Jaga kesehatannya ❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang