7. LDR

7K 446 11
                                    

.

.

.

Jungkook baru pulang dari kantor, ketika tiba di rumah—dalam keadaan gelap. Seorang pelayan yang tadi membukakan pintu untuk Jungkook, datang membawa senter.

"Tuan... "

"Ada apa ini? Apa ada pemadaman listrik?" tanya Jungkook.

"Beberapa saat yang lalu sedikit konsleting listrik di rumah ini, tuan. Tapi pak Kim sudah memanggil petugas listrik, dan sekarang mereka tengah memperbaiki." jelas pelayannya tersebut.

"Di mana Mi Kyung?"

"Nyonya sudah tidur di kamar, tuan."

"Apa tuan ingin saya siapkan makanan?"

"Tidak. Aku akan langsung ke atas." Menyalakan senter dari ponselnya, kemudian kembali melangkah menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Jungkook membuka pintu. Masuk ke kamar. Keadaan kamar tidak jauh beda dengan di luar—gelap dan sepi. Jungkook mengarahkan senter ponselnya pada ranjang, dan tidak menemukan istrinya.

“Mi Kyung!“

“Hiks! Jungkook, apakah itu kau? “

Suara Mi Kyung berasal dari kamar mandi. Jungkook langsung mengarahkan senter ponselnya. Pria itu melangkah, mendekat ke sana. Membuka pintu. Baru saja ingin melangkah lebih jauh, tiba-tiba tubuhnya di terjang seseorang dari arah depan. Mi Kyung memeluknya erat.

“Kau ini apa-apaan?“ Jungkook terkejut bukan main, berusaha melepaskan pelukan Mi Kyung.

Mi Kyung justru melingkar kedua tangannya ke pinggang Jungkook. Membenamkan wajahnya ke ceruk leher pria itu sambil menggeleng. Pelukannya begitu erat.

“Gelap,“ suara Mi Kyung bergetar. Terisak pelan.

“Aku sedang ingin buang air kecil, tapi tiba-tiba listriknya padam dan aku bisa berbuat apapun.“

“Angkat kepalamu.“ Perintah Jungkook pelan.

Mi Kyung mengangkat kepalanya, tanpa melepas pelukan. Jungkook mengarahkan ponselnya ke wajah wanita itu yang tengadah menatapnya dengan pipi basah air mata sambil sesegukkan.

"Kenapa tidak memanggil pelayan. Mereka mengira kau tidur."

"Kau lupa, kamar ini'kan kedep suara."

“Dasar bodoh!“ Satu tangan Jungkook terangkat mengusap lelehan air mata di pipi tirus Mi Kyung. Melepas pelukan. Meraih satu tangan istrinya dalam genggaman. Menariknya, mendudukkannya di tepian ranjang.

"Kenapa pulangnya larut sekali?" tanya Mi Kyung masih dengan sesegukkan. Bekas menangis.

"Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan. Kau sendiri kenapa belum tidur?“ Jungkook pergi ke meja kecil pojok kamar. Terdapat tombol kecil didinding dekat meja itu. Dia menakannya, lalu detik selanjutnya lampu tidur di kedua sisi ranjang dengan cahaya lampu yang tidak cukup terang. Tombol itu, hanya untuk berjaga-jaga dan berfungsi dengan baik ketika listrik padam.

“Sebenarnya aku menunggumu tadi.“ jawab Mi Kyung.

Jungkook melepas dasinya, sambil melangkah mendekat ke Mi Kyung. ikut duduk di sampingnya.

“Lain kali tidak perlu menungguku.“ Jungkook menatap Mi Kyung yang hanya tertunduk sambil mengangguk pelan.

“Sudah makan?“

“Hm.“

“Jungkook!"

“Ya?“

“Tentang keberangkatanmu ke China.“ Mi Kyung meremas ujung bawah piyamanya. Mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan benar. Ya. Semoga.

MR. KOOKIE (1-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang