8. Kejutan!

6.7K 466 5
                                    

.

.

.

.

.

"Sayang," Itu Nyonya Kang, datang dari arah dapur, dan langsung memeluk Mi Kyung. Hari itu Mi Kyung sedang mengunjungi orangtuanya.

"Ibu... " Mi Kyung menyambut pelukan ibunya.

"Aku merindukanmu, ibu."

"Ugh, putriku."

"Aku ingin makan gurita tumis masakan ibu." ucap Mi Kyung melepas pelukannya.

"Apa? Jadi, kau kemari hanya untuk makan gurita tumis?" tanya Nyonya Kang.

"Iya." Mi Kyung mengangguk.

"Baikan, nanti ibu masakan." Nyonya Kang tertawa gemas, mengelus rambut putri semata wayangnya itu.

Aroma lezat menguar sampai ke indra penciuman Mi Kyung. Wanita itu tersenyum, memperhatikan ibunya yang sedang mengaduk-aduk tumis gurita. Rasanya sangat tidak sabar, ia ingin segera menyantapnya.

Masakkannya sudah matang, Nyonya menaruhnya di atas piring, lalu membawanya ke hadapan Mi Kyung.

"Waah... " Mi Kyung menatapnya penuh binar. Segera mengambil sumpit, lalu menyomot potongan kecil gurita tersebut, dan melahapnya.

"Ini enak sekali," komentarnya. Merasakan gurih, manis, asin, dan pedas bersamaan. Enaknya sungguh menggoyang lidah.

"Benarkah?"

Mi Kyung mengangguk mantap. Yeah, masakkan ibu selalu yang terbaik!

"Bu, apa ayah tidak pulang untuk makan siang?"

"Sudah tidak lagi sekarang. Ayahmu jadi sok sibuk sekali."

"Kenapa ibu terlihat kesal?"

"Kau tahu, ayahmu itu! Dia bahkan tidak ada waktu untuk ibu. Selalu sibuk dengan pekerjaannya. Sudah begitu, kalau sedang di rumah sering sekali marah-marah." curhat Nyonya Kang meledak-ledak.

"Semua pria bersikap seperti itu. Ibu tidak sendirian, jadi bersabar saja." ujar Mi Kyung menenangkan seraya menahan tawa.

"Apa Jungkook juga begitu?"

"Sedikit."

"Dia pernah membentakmu?"

"Ya, jika aku sudah kelewatan. Aku lebih suka dia memarahiku daripada hanya diam dan tidak mau bicara denganku. Itu menakutkan."

Kau tahu, teman curhat terbaik adalah ibumu sendiri.

"Tapi dengar Mi Kyung, ketika suamimu sedang marah besar, jangan sekalipun kamu menjawab sepatah katapun. Cukup diam, dan menyingkir saja. Nanti juga dia sudah puas marah, dia akan menyesal dan meminta maaf."

"Aku mengerti, bu."

"Pelan-pelan. Kau ini seperti tidak makan berhari-hari." ucap Nyonya Kang, melihat betapa lahapnya Mi Kyung makan.

"Aku memang jarang makan belakangan ini, bu." jawab Mi Kyung dengan mulut penuh nasi.

"Kenapa, kau sakit?" Dibelainya sayang rambut hitam Mi Kyung. Jika di lihat-lihat, Mi Kyung memang sedikit kurusan.

"Tidak bu, aku baik-baik saja. Hanya tiap kali makan, aku selalu memutahkannya." jelas Mi Kyung lesu.

"Kau muntah-muntah tiap pagi?"

MR. KOOKIE (1-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang