2.Dua_Pertemuan

237 180 88
                                    

    Genap satu tahun Ara tinggal di kota Bekasi dan bersekolah di salah satu Sekolah Negeri favorit yang berada di Cikarang  tepatnya.

Ara dan keluarganya pindah dari Surabaya ke kota Bekasi, mengikuti Ayahnya seorang kontraktor yang mempunyai proyek jangka panjang di kawasan Industri yang berada di Cikarang Utara.

 Pagi pagi terdengar suara yang begitu nyaring "Sevaaaa,ini pasti kerjaan kamu ya,kenapa buku kaka semuanya berantakan"
Teriaknya murka

"Tadi mau pinjem Novel buat tugas Sekolah,tapi kakaknya gak ada, yaudah gue  ambil sendiri ,gitu aja marah "jawab Seva, adik laki-laki Ara.

  "Kalo rapi sih gak papa ,ni liat kamu beresin semuanya " sambil mengarahkan telunjuknya ke arah tumpukan buku yang berserakan.

"Itu kan buku Kaka,ya Kaka lah yang beresin"jawabnya santai dan perhatiannya masih fokus ke benda pipih memainkan games favorit nya.

Ara semakin kesal karena adiknya yang malah asyik main games "Tapi kan kamu yang berantakin "

Karena kesal, Ara langsung merampas handphone adiknya secara paksa " Eehhh apaan sih kak kelakuan kayak jembret maen embat aja, lagian tinggal beresin aja repot amat sih" protesnya kesal dengan kelakuan kaka nya.

Ara melotot murka,Seva langsung menutup telinganya,dan detik berikutnya "SEVAAAAAAA".

Braaaaakkk

Buku - buku pun melayang tidak beraturan akibat lemparan penuh emosi Ara.

    "Ayaaaah panggil Psikiater, darurat yah"
Teriaknya sambil kabur dan menutup pintu kamar Ara dengan kencang.

Blaaammm

"GUE PECAT JADI ADEK TAU RASA LO"
Sudah menjadi rutinitas di pagi hari sebelum berangkat sekolah ,pasti ada saja hal yang membuat kakak beradik itu berdebat ,sementara Ayahnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak anaknya dan  membiarkan mereka yang sudah terbiasa dengan situasi tersebut.

Setelah selesai membereskan kekacauan yang diciptakannya, Ara turun menuju meja makan untuk sarapan dengan wajah kesalnya.

" Pagi yah" sapanya sambil tersenyum menatap Ayahnya,dan tatapan tajam diberikan kepada adiknya.

"Pagi sayang" jawab Ayah sambil menoleh kemudian berkata
"Ra maaf sayang kamu berangkat sendiri,Ayah cuma bisa nganterin Seva,soalnya Ayah harus ke Proyek secepatnya " tempat kerja dan sekolah Seva satu arah, jadi Seva bisa tiap hari berangkat bareng Ayah,sedangkan Sekolah Ara berlawanan arah.

Ara mendengus lalu memutar bola matanya " Biasanya juga berangkat sendiri kok"

Ayah menghela nafas sejenak " Iya,kan kemaren Ayah janji mau nganterin ,nanti kalo gak sibuk Ayah janji pasti nganterin ya  sayang "

" Gak usah janji yah kalo gak bisa nepatin,lagian Ara udah hafal kok daerah sini " jawabnya sambil mendudukan bokongnya di kursi.

Ayah tersenyum maklum" Yaudah,kalo gitu kamu makan sendiri gak papa ya ,Ayah sama adek udah selesai, mau langsung berangkat "sambil mengulurkan tangan mengusap  kepalanya.

"Sendiri juga gak papa kali yah, toh gak bakalan ada yang mau nyulik orang kayak dia yah"  timpal Seva dengan nada mengejek.

"Pergi sana,bacot dari tadi"

"Ihhh nenek lampir marah macam kak Ros, atut" sambil memperlihatkan ekspresi ketakutan yang di buat buat, sepertinya membuat Ara kesal adalah hobi Seva.

Ara menatap tajam "Adek gilaaaaaa"

"SUDAAAH CUKUP" Teriak ayah untuk melerai kakak beradik itu

ImpresiOnde histórias criam vida. Descubra agora