6.Enam_ Janji?

170 156 89
                                    

Hari ini tak seperti biasanya. Pemandangan di kelas sedikit berbeda.demua murid di ruangan itu tertuju pada bangku paling pojok yang di duduki oleh seorang Siswi yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.

" Kesambet apa lo jam segini udah stand by di kelas?" tanya Insi penasaran sambil melepaskan headseat yang sedari tadi menyumbat telinga sahabatnya.

" Apaan si be, lebay" jawab Ara kesal,karena Insi telah menganggunya.

"Jam di rumah lo rusak?"

"Nggak, masih bagus kok, orang baru minggu lalu ganti"

" Terus ngapain pagi pagi udah disini?" Insi terus mendesak Ara.

" Mau bangun rumah,ya sekolah lah be,aneh" jawab Ara ketus.

"Lo yang aneh,biasanya juga Guru udah masuk kelas lo baru dateng" imbuh Insi.

"Ishh, bukannya muji, malah ngeledek"

"Haha gimana nggak aneh, seorang Seraphina Suryadi yag langganan nyetor nama ke Guru piket karena terlambat,udah nongki di kelas sepagi ini " sambil tertawa puas.

Melihat respon sahabatnya membuat Ara kesal dan langsung beranjak meninggalkan Insi yg masih menertawainya.

" Dih marah tuh bocah, eh kemana woy?"

" Kantin "

" Ikut "

Karena hari masih pagi, jadi kantin masih terlihat sepi, tidak banyak siswa di sana.

" Bu,nasi uduk nya 1 sama air mineral nya 1 ya" Ara memberi tahu pesanannya kepada Ibu kantin.

"Iya neng, sebentar ya" jawab ibu kantin ramah.

" Bu, saya samain kaya dia ya bu" seru seorang Siswa tepat disebelah Ara.

" iya,nanti saya anterin" jawab Bu kantin.

Mendengar suara bariton yang tak asing, Ara kemudian menoleh ke sumber suara tepat disampingnya.

" Eh paketu, kirain siapa, mau sarapan juga?"tanya Ara ramah disertai senyum tipis.

"Hm"

Mereka berdua berjalan dan mengambil tempat duduk sambil menunggu pesanan. Mereka duduk satu meja saling berhadapan .
Seraya menunggu pesanan datang,mereka berbincang.

" Sendirian Ra?, temen lo yang bawel itu mana?"

" Gak tau dia nyangkut dimana, nge ghibahin cogan dulu kali" jawab Ara santai.

"Emang kalo cewek lagi ngumpul itu gak jauh jauh dari nge ghibah ya" ucap Difda sambil terkekeh.

" Gue sih enggak"bela Ara,tidak setuju.

" Nggak kelewat maksudnya?"

"Ish sok tau"

Tak lama pesanan mereka datang dan mereka mulai menyantapnya.

"Oh iya Ra tumben lo gak terlambat?" ucap Difda di sela sela mengunyah makanannya.

" Hmm, ya bagus dong, jadi gue gak di hukum lagi"

"Berarti lo nepatin janji sama gue" imbuh Difda,kemudian menyuapkan satu sendok nasi uduk ke mulutnya sendiri.

"janji?" jawab Ara sambil menatap Difda bingung.

"iya, yang kemaren pas lo loncat lewat belakang Sekolah"

Ara berfikir sejenak "Oh iya hehe" jawab Ara kikuk.

"YAAMPUUUN ARA LO NINGGALIN GUE DAN SEKARANG MALAH ASYIK MAKAN DISINI GAK NUNGGUIN SAHABAT LOE INI DULU" Teriak sahabat tercintanya,siapa lagi kalo bukan si kalem Insi.

"Berisik ih, pagi pagi udah malu maluin aja" jawab Ara ketus sambil mengusap kuping yang pengang akibat suara merdu mirip toa sahabatnya.

" Lagian elo sih pake ninggalin gue segala" protesnya tak terima.

"Lo nya yang kelamaan ngejar gue karna nge ghibahin cogan mulu" jawab Ara dengan nada kesal.

"Hehe" dengan cengiran khasnya dan duduk disebelah Ara.

" Eh ada Difda disini"tambahnya yang baru sadar keberadaan Difda di hadapan Ara.

"Dari tadi" jawab Difda santai.

" Pantesan nih bocah anteng, sarapan nya di temenin sama cogan" tukas Insi antusias.

"Apaan sih, cepetan pesen, nih makaanan gue udah mau abis, nanti gue tinggal mencak mencak lagi"

" Siapa juga yang mau makan, gue udah sarapan di rumah tadi"

" Lah, terus ngapain lo kesini?"

" Mau liat cogan Sekolahan ini lah,sama kakel yang keren, pagi pagi cuci mata kan enak, biar nanti pas belajar fokus gitu" jawab Insi santai dengan mata yang jelalatan melihat sekitar kantin dengan berbinar mel

Ara Melongo dengan alasan Insi
" Stres"

" Jangan ketus gitu Ra,lo tuh harus jaim, apalagi di depan cogan gini" jelas Insi sambil melirik ke arah Difda sedikit menggoda.

"Difda kamu belum sarapan ya?,kok mau sih sarapan ditemenin sama bocah judes kek dia" pertanyaan yg dilontarkan Insi sontak membuat Difda mendongkak menatapnya.

" Hmm, kebetulan tadi ketemu,jadi sarapan bareng" dan meneguk air mineral nya.

"Oh,udah ganteng,pinter,baik ramah lagi, makin syukak dede "goda Insi yang hanya dibalas senyuman oleh Difda.

" Ahhh jangan senyum,nanti gue diabetes,senyum lo manis banget siiihh" dengan ekspresi dan suara yang lebay dengan lancangnya menoel noel dagu Difda .

" Difda duluan ya" pamit Ara setelah selesai menghabiskan sarapanya sambil menarik Insi keluar kantin meninggalkan Difda, karena merasa malu akibat ulah sahabatnya, sedari tadi pengunjung kantin menatap kearah meja mereka.

" Ih Ra,ngapain sih narik narik gue keluar,kan gue masih mau di dalem" rengek Insi yang tak suka dengan ulah Ara yang main tarik tarik saja.

"Lo tu malu maluin tau, gak sadar apa dari tadi kita jadi pusat perhatian karena suara ajaib lo itu, pake goda godain cowok lagi " Ara menggerutu karena kesal dengan kelakuan sahabat ajaib nya ini.

"Ih apaansih,eh iya ,tadi lo ngapain kok bisa berduaan sama Difda?" Selidik Insi mengenai kebersamaan sahabatnya dengan Difda.

" Kan tadi udah bilang kebetulan" jawab Ara malas memberi penjelasan kepada sahabatnya ini.

"Halah,tapi suka kan berduaan sama cogan?"selidik Insi sambil memicingkan matanya.

" Nggak jelas" Ara melenggang pergi meninggalkan Insi menuju kelas.

" Sahabat gue gitu banget ya lord, TUNGGU RAAA"

ImpresiWhere stories live. Discover now