06. Anh Sakura

673 81 2
                                    

━━━━▣━━◤안 사쿠라◢━━▣━━━━━


Malam tiba. Hyewon masih berada di rumah Yena. Ada niatan untuk mengabari Minju kalau hari ini dia tidak bisa berkunjung, karena masih ada hal lain yang harus ia urus. Tapi ponsel adiknya itu tidak bisa dihubungi, hanya terdengar suara operator yang mengatakan jika nomor ini diluar jangkauan. Menyebalkan bukan!

Hyewon akui, perumahan yang ditempati adiknya itu bisa dibilang jauh dari kota. Menghubunginya memang sulit.

"Tidak makan?" Yena datang tanpa mengetuk pintu, sedikit membuat Hyewon terkejut.

"Sudah. Aku makan salad yang ada di kulkasmu." Hyewon memberi isyarat untuk menyuruh Yena masuk. Tapi lelaki itu menggeleng kepala, menandakan jika dia masih sibuk. Hari ini Yena baru saja membeli DVD game baru.

"Ya sudah. Kalau butuh sesuatu bilang saja kepadaku." Yena menutup pintu. Ternyata pria itu benar-benar seorang gemers sejati.

Hyewon nampak tersenyum. Sifat Yena yang gila akan game mengingatkannya pada seseorang. Saat itu juga, perkataan Yena tadi siang kembali terngiang dikepalanya.

"Aku mengatakan ini bukan berarti aku menyuruhmu untuk memenjarakan Minju. Aku juga punya adik perempuan, aku tahu perasaanmu." Kata Yena saat itu.

Hyewon menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya pelan. Ia menatap Yena yang juga menatapnya.

"Aku tidak sepenuhnya percaya dengan omongan pria itu. Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Dalam artian, Minju tidak sepenuhnya bersalah. Mungkin saja adikmu dijebak oleh seseorang. Apa kau tidak berniat untuk menyelidikinya?"

Kali ini Hyewon terlihat menggeleng. Wajahnya menunjukkan jika ia sudah pasrah.

"Menyelidikinya sama saja membuat Minju mati perlahan. Kau tahu betapa cintanya adikku kepada Sakura, bukan?"

Yena terdiam sesaat. Pria itu menuntun Hyewon guna menuju ruang tengah. "Aku tahu itu. Sakura juga benar-benar menyukainya. Bahkan dia rela melakukan apapun hanya demi Minju. Tidak kah kau berpikir matinya Sakura itu bukan karena Minju yang membunuhnya."

Hyewon berdecak. "Jangan ikut sertakan kata terakhirmu itu. Aku sangat sensitif mendengarnya." Membuang tubuhnya di sofa. Hyewon berbaring di sana. Sedangkan Yena duduk lengsehan dikarpet bermotif bunga itu.

"Iya-iya. Kita buang kata terakhirku." Yena pun menghidupkan televisi. Bermaksud agar suasana tidak terlalu sunyi.

"Aku menyimpulkan, jika ini semua bukan karena kemauan Minju yang seperti dikatakan lelaki itu. Mereka saling mencintai dan menyayangi, Kang. Adikmu tidak akan sanggub melakukannya. Aku benar-benar tidak percaya dengan lelaki itu," lanjut Yena diakhiri decakan keras. Ia benar-benar kesal saat mengingat kejadian lalu.

"Tapi, semuanya tertuju di Minju. Pisau yang diyakini untuk membunuh Sakura, ditemukan di dekat tubuhnya. Sulit untuk meluruskam semua ini."

"Aku akan membantumu menyelesaikan masalah ini. Aku sangat percaya bukan Minju yang menjadi pelaku kematian Sakura."

Hyewon sedikit berteriak. Ia frustasi setiap kali memikirkan masalah Minju. Apa yang dikatakan Yena tadi siang ada benarnya juga. Hyewon juga merasa aneh. Minju tidak akan setega itu membunuh kekasihnya sendiri. Orang yang benar-benar ia cintai. Hyewon tahu betul, jika Minju tipikal orang yang setia dan tidak akan berani menghianati.

Setahu Hyewon, hubungan adiknya dengan Sakura terlihat baik-baik saja. Sama sekali tidak ada pertengkaran selama mereka berpacaran. Itu menjadi salah satu poin bagi Hyewon untuk mengagap kasus Sakura sangat aneh.

Hidden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang