32. Akhir sesungguhnya

518 65 9
                                    

"Saya menyatakan, bahwa terdakwa Lee Hyunjin akan dijatuhi hukuman penjara selama dua puluh tahun!"

TOK! TOK! TOK!

Sang Hakim sudah memukul palu, yang artinya Hyunjin akan benar-benar dipenjara selama dua puluh tahun. Chaeyeon yang melihat itu hanya bisa pasrah. Sesekali mengusap air matanya yang tak berhenti jatuh sedari tadi. Bagaimanapun juga hukum tetap hukum. Chaeyeon juga harus merasa bersyukur bahwa dirinya dianggap sebagai korban oleh pihak kepolisian.

Detail pastinya rahasia polisi, Yujin, dan Chaeyeon sendiri. Itu privasi!

*sebenernya author gak tau, mau jadiin Chaeyeon korban apaan. Ya udahlah, ya anggap aja kayak gitu:')

Sedangkan Chaewon yang memang duduk di samping Chaeyeon, langsung mengenggam erat tangan calon suaminya itu. Berniat menyalurkan kekuatan pada Chaeyeon. Begitu pula dengan Yujin dan Minju. Bedanya mereka saling menguatkan satu sama lain, karena mereka juga terlibat dalam kasus ini.

Di mana Hyewon dan Wonyoung? Mereka menjadi saksi, karena mereka yang tahu detail kejadian. Yena dan Yuri tidak bisa hadir karena ada urusan pribadi.

Chaewon ikut berdiri saat Chaeyeon berdiri. Sepertinya Chaeyeon ingin mengucapkan kalimat penting kepada Hyunjin, sebelum nanti ia akan jarang melihat sang adik?

"Lee Hyunjin!" panggil Chaeyeon sedikit berlari menghampiri Hyunjin.

"Hyung! " Hyunjin melepas cengkraman dua polisi yang ingin membawanya ke sel saat ini juga. Ia berlari memeluk Chaeyeon dan langsung menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan sang kakak.

"Aku minta maaf! Aku minta maaf karena tidak bisa jadi adik yang baik untuk kakak dan tidak bisa menjaga amanah dari Ibu dan Ayah! Aku minta maaf, kak!"

Chaeyeon memeluk erat tubuh Hyunjin. Hatinya sakit mendengar pria ini menangis. Hyunjin orang yang selalu tersenyum kepada semua orang dan pintar menyembunyikan masalah. Namun, semenjak kepergian Ayah mereka, sifat baik Hyunjin perlahan memudar digantikan sifat yang penuh kebencian.

Ini kedua kalinya Chaeyeon mendengar Hyunjin menangis begitu menyakitkan setelah menangisi kepergian Ayahnya tiga tahun yang lalu. Jika dulu tangisan kesedihan dan kehilangan, Chaeyeon bisa merasakan bahwa kali ini tangisan Hyunjin karena penyesalan. Iya, Chaeyeon tahu jika adiknya ini merasa menyesal sekaligus bersalah.

"Tidak, jangan minta maaf padaku. Aku akan sering mengunjungimu. Kalau bisa, aku akan datang setiap hari." Melepas pelukannya. Chaeyeon berusaha tegar dihadapan sang adik.

"Janji? Aku akan merasa kesepian di sana nanti." Sama seperti Chaeyeon. Hyunjin segera menghapus sisa air matanya.

"Eung! Aku akan bawakan masakan buatan calon kakak iparmu. Bukan begitu, Chaewon?"

Chaewon mengangguk. "Kami akan datang setiap ada waktu luang. Kau tenang saja." Ia menepuk pelan pundak Hyunjin, tak lupa memberi senyuman pada pria itu.

"Maaf, kami harus segera mengirim terdakwa Hyunjin ke penjara pusat."

Salah satu polisi yang sedari tadi berdiri dibelakang Hyunjin, akhirnya buka suara. Beliau langsung memborgol kedua tangan Hyunjin dan berniat membawanya pergi dari sana. Tetapi, Chaeyeon menahan mereka dengan cara menarik lengan adiknya. Membuat kedua polisi itu mau tak mau harus menunda niat mereka.

"Tolong, jaga kesehatanmu di sana." Yang tadi wajah tegar, sekarang berubah menjadi wajah sedih yang begitu jelas terpnacar diwajah Chaeyeon.

Hyunjin mengangguk pasti. Ia membungkuk di depan Chaeyeon, lalu melambaikan tangan begitu kedua polisi itu benar-benar menariknya pergi dari sana.

Hidden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang