Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Part 3

487K 18.7K 936
                                    

Bandara Ngurah Rai selalu ramai, apalagi saat weekend seperti Sabtu pagi ini dan semakin ramai karena bertepatan dengan libur semester. Aku melangkahkan kaki–yang terbalut jeans belel biru pudar dan sepatu kets putih–keluar dari pintu kaca yang membatasi terminal kedatangan dan area penjemputan. Hari ini aku mengenakan tanktop merah dilapisi kemeja putih. Rambut cokelat gelapku tergerai sepundak.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sosok Mas Tama yang kuingat. Terakhir aku bertemu dengannya sekitar lima tahun yang lalu, jadi kalau penampilan Mas Tama berubah bisa jadi aku tidak akan mengenalinya.

Namun, sepasang mataku langsung menangkap sosok yang berdiri bersandar di salah satu pilar yang ada di area penjemputan.

Sosok jangkung dengan badan tegap, mengenakan kemeja putih yang bagian lengannya digulung hingga siku, dan celana jeans belel yang membungkus kakinya yang panjang. Kulitnya kecokelatan, mungkin karena sering terpapar teriknya sinar matahari Bali. Rambutnya hitam, dipotong pendek rapi, tapi tidak kelimis––tidak terlihat ada sentuhan gel di sana.

Seakan menyadari pengamatan jarak jauhku, wajahnya yang sedari tadi menunduk memandang handphone yang ada di tangannya, tiba-tiba terangkat. Matanya yang sendu bertemu dengan mataku yang salah tingkah.

Tak ada senyum di wajahnya saat ia melangkah mendekatiku. Aku terdiam di tempatku berdiri. Kakiku seakan terpaku, tak mampu bergerak. Sepasang kaki yang hanya terbalut sandal kulit hitam berhenti sekitar satu meter di hadapanku.

"Kihana?" Suaranya yang berat terdengar dalam nada tanya.

Hatiku berdesir. Ya ampuun, mantan suami kakakku ternyata ganteng banget. Kenapa juga aku harus berurusan lagi dengan tipe cowok berwajah ganteng dan bermata sayu.

Hati adek, kan, tidak sekuat itu.

Hati adek, kan, tidak sekuat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mantan Kakak Ipar Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang