Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Part 7

431K 20.7K 503
                                    

Kantor Monokrom adalah sebuah gedung dua lantai dengan tampilan eksterior minimalis dan modern. Kombinasi warna hitam, putih, dan abu-abu serta pengaplikasian ornamen kaca di beberapa sudut membuat gedung itu terkesan elegan dan maskulin.

"Selamat siang, Pak. Bapak ditunggu Pak Andre di ruangannya," sapaan seorang resepsionis cantik menyambut kami saat Mas Tama menarik tanganku memasuki lobby.

Wajah cantiknya menoleh ke arahku lalu turun ke tanganku yang digenggam Mas Tama. "Selamat siang, Bu," sapanya sopan dengan sinar mata yang terlihat penasaran.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk.

"Siang, Maya," balas Mas Tama singkat, sambil terus menarikku menaiki tangga menuju lantai dua. Dia membuka pintu salah satu ruangan lalu mengajakku masuk.

"Akhirnya muncul juga lo, pusing gue ngadepin cewek lo." Seorang lelaki yang tampak sibuk dengan berbagai berkas di meja kerjanya, menyapa Mas Tama tanpa menolehkan kepala dari kertas-kertas yang sedang dibacanya.

"Citra bukan pacar gue," balas Mas Tama ketus

"Yeah ... yeah ... your fuckbuddy then."

"Language, Ndre!" Teguran gusar itu membuat Andre mengangkat kepala, dan akhirnya sadar kalo Mas Tama nggak sendirian.

"Oh sorry, gue pikir lo sendiri."

Dia langsung berdiri lalu berjalan mendekat ke arah kami. Posturnya tinggi agak kurus, wajahnya cukup menarik dengan sepasang mata yang berbinar nakal dan rambut yang dibiarkan agak panjang hingga mencapai kerah kemeja hitamnya.

"Halo saya Andre, and you are––" Andre mengulurkan tangannya ke arahku dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

"Pacar gue," potong Mas Tama, membuatku terbelalak kaget hingga lupa menyambut uluran tangan Andre.

"Aku ... aku bukan ... bukan pacar dia," gagapku.

Andre terkekeh, dia menarik tangannya dari hadapanku. Sepasang matanya menatapku lekat, membuatku salah tingkah.

"Stop looking at her like that." Mas Tama menyeretku ke sofa, ia duduk sambil menarikku duduk di sebelahnya.

"Kayaknya lo lupa bilang ke dia kalo dia pacar lo. Wajahnya lucu banget pas kaget tadi," kekeh cowok bernama Andre itu sambil duduk di salah satu sofa di hadapan kami.

Mas Tama menoleh ke arahku, melihat wajahku yang pias membuatnya berdecak. "Kan, aku udah bilang ikutin aja apa kataku, Na," protesnya seakan-akan ini salahku.

Helloo, siapa yang tahu kalau ia menginginkan aku memainkan peran sebagai pacarnya. Pemain sinetron aja diberi skenario sebelum mulai shooting.

"So?" Andre mengangkat kedua alisnya, menunggu penjelasan dari Mas Tama. Aku juga ikut memandang Mas Tama, mengharapkan penjelasan. Mas Tama menghela napas.

"Hana ini adik mantan istri gue," jelas Mas Tama.

Mas Andre mengangguk-angguk lalu tiba-tiba matanya terbelalak kaget. "Lo macarin adik mantan istri lo?"

Ck ... kok, jadi gini? Aku mengernyit kebingungan.

"Bukan Mas Andre. Mas Tama tadi cuma bercanda." Aku ikut menjelaskan, agar nggak tambah salah paham.

Mas Tama menoleh ke arahku. "Aku nggak bercanda, Na. Aku butuh bantuanmu untuk jadi pacarku."

Giliran aku yang menganga kaget, sementara Mas Andre manggut-manggut. Tampaknya dia mulai paham.

"Jadi, lo mau bilang ke Citra kalo lo udah punya pacar biar dia nggak ganggu lo lagi?" Mas Andre menarik kesimpulan.

Citra siapa lagi sih?

Mantan Kakak Ipar Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang