SEASON 2 : BAB 17

33.9K 5K 901
                                    

Cindy menatap jalanan. Matanya menghunus tajam namun sudut matanya tak berhenti mengeluarkan air mata.

Semakin deras air matanya mengalir, semakin kuat pula tangannya mencengkram pedal gas motornya.

Melaju dengan kecepatan maksimal, Cindy membelah alam. Menerobos angin yang tak kalah kencang menghantam tubuhnya. Semakin angin itu ia rasakan, semakin pula ia ingin melawannya.

Seolah menyatu dengan alam, Cindy berbagi emosi menyalurkan semua yang ia rasakan …

Kehilangan, kesedihan, ketakutan…

Cindy tertawa kencang dengan air mata yang terus mengalir bersama derasnya hujan. Ia akan melepaskan semua itu sekarang, membiarkan angin kencang itu membawanya. Menyisakan dirinya yang kosong bagai cangkang tanpa jiwa.

Jalanan yang sepi seolah memberinya peluang untuk ia melakukan itu semua.

Namun matanya melebar ketika netranya melihat sorot lampu yang kini mulai mendekat. Sebuah mobil yang berlawanan arah dengannya melaju tak kalah cepat dengannya.

Cindy yakin, kali ini ia tak mampu mengelak pada takdir. Maka ia akan menantangnya untuk berhadapan langsung dengan takdir tersebut.

Cindy tersenyum hampa, lalu semakin menarik pedal gasnya. Seringai terbit di wajah Cindy ketika motor trailnya ini dipastikan akan beradu dengan mobil yang ada di hadapannya.

.

.

(*)

Marvin menatap jalanan dengan wajah angkuhnya. Ia menurunkan kaca mobil, lalu menoleh pada mobil yang berada tepat di sampingnya.

Ia tersenyum miring ketika mobil tersebut juga menurunkan kaca mobilnya. Lalu menatap remeh Yuda yang tengah melayangkan tatapan tajam padanya.

"Gue pastiin lo bakal nangis darah setelah taruhan ini selesai."

Marvin menyeringai ketika Yuda mendecih tidak suka.

"Nggak usah banyak bacot, Vin. Kita buktiin sekarang."

Sementara Yora, gadis yang duduk di bangku penumpang mobil Marvin tersenyum angkuh penuh percaya diri. "Bee, gue yakin banget lo pasti bisa ngalahin si Yuda."

Sesaat Marvin menoleh ke sisi kanan lalu tersenyum ke arah sekumpulan remaja yang tampak tengah duduk di atas kap mobil sport berwarna merah menyala. Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, mereka adalah teman-teman gengnya.

Si perempuan tampak melambaikan tangan sambil bersorak dramatis menyuarakan namanya.

Yora ikut menoleh ke arah sana. "Billa di sini juga, bee?" tanya Yora sambil berkerut alis lalu menoleh Marvin. "Anak mami kayak si Billa bisa liar juga ternyata."

Marvin hanya terkekeh lalu menggeleng pelan. "Gue juga heran, tuh anak 'lurus' tiba-tiba berubah jadi bitchy."

Marvin lalu kembali menatap jalanan di depannya. Seorang gadis mengenakan hotpants hitam serta crop top berwarna peach berjalan membelah kerumunan. Gadis itu berdiri di antara dua mobil yang siap untuk meluncur membelah jalanan.

Gadis itu tersenyum sembari mengangkat tinggi-tinggi sebuah kain berwarna merah.

"Are you ready?"

Gadis itu menoleh pada Marvin. Marvin tersenyum lalu menginjak gas membuat mobil itu mengeluarkan suara gerungan sebagai jawaban.

Lalu gadis itu beralih menoleh ke sisi lain.

"Ready?"

Yuda tersenyum miring, lalu menginjak gas mobilnya. "Yeahh …."

"One ...."

 BAD CINDERELLA (Seri Kedua)Where stories live. Discover now