SEASON 2 : BAB 20

29.4K 4.6K 833
                                    

Cindy menggigit bagian bawah bibirnya. Ia tampak begitu gugup menatap layar laptop di hadapannya. Tangannya asik men-scroll mouse di genggamannya.

"Please ... menang dong," cicitnya.

Cindy merapatkan bibir. Kedua tangannya tampak menyatu di depan dada ketika waktu dengan hitungan mundur terus bergulir membuat jantungnya semakin berdetak cepat.

"Tiga …."

Cindy semakin mengeratkan kedua tangannya yang menyatu.

"Dua ...."

Cindy memejamkan matanya rapat-rapat.

"Satu!"

Ia dengan cepat membuka matanya. Dengan antusias matanya melebar menatap deretan angka yang tercetak jelas di layar laptopnya tersebut.

"Tujuh, empat, dua, sembilan, tujuh, enam ...."

Senyumnya kian melebar ketika mulutnya mengeja angka demi angka di layar itu. Namun tiba-tiba kedua alisnya menukik tajam ketika melihat angka trakhir.

"Lima?!" gumamnya tampak tidak percaya.

"Apa?! Lima?!"

Cindy mendekatkan wajahnya pada layar laptop itu. Matanya menatap tajam deretan angka-angka tersebut.

"Bangsat! Kok malah lima sih!"

Gadis itu mengerang frustasi, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.

"Arrrgghhhh!!!"

Cindy berteriak marah. Lagi dan lagi ia harus menerima kekalahan bermain lotre di sebuah situs judi online.

Setelah seharian penuh ia menghabiskan waktunya untuk menghitung rumus-rumus peluang angka togel sampai memeras habis otaknya yang sudah amat kadaluarsa.

Dan yang ia dapat adalah sebuah deretan angka yang tidak dia harapkan!

Bahkan buku-buku tulisnya sudah menumpuk dipenuhi berbagai kumpulan coretan setiap kali ia mencoba merumuskan beberapa angka untuk ia pasang di tiga situs judi online.

Yang pertama, judi yang diumumkan setiap pukul sembilan pagi disebut dengan istilah judi disney.

Yang kedua, judi yang diumumkan setiap pukul dua siang disebut dengan judi Singapore.

Yang ketiga dan paling terkenal adalah judi Hongkong, yang diumumkan setiap pukul sebelas malam.

Ia bahkan sampai harus diam-diam menjual perabotan rumah, dan memalak kedua saudaranya untuk modal perjudian itu. Dan yang dia dapat hanyalah kekalahan.

Hah! Padahal Ia hanya ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa harus capek-capek bekerja seperti dua saudaranya.

Cindy meremas kuat rambut panjangnya, mengacak-acak rambut yang memang sudah berantakan itu lalu menjambaknya gemas.

"Sial! Sial! Kok kalah mulu sih!"

Bukannya untung, ia malah buntung.

Cindy meraih sebuah bantal lalu meninju habis bantal tersebut hingga bulu-bulu dacron tampak melayang di udara.

Ia meraih selimut lalu membalut tubuhnya dengan selimut itu. kakinya yang terangkat ke atas menendang-nendang di udara sebagai bentuk pelampiasan atas kekalahannya. Hal absurd yang biasa Cindy lakukan ketika ia salah perhitungan dalam permainan judi tersebut.

Ia mengerang dengan sangat keras, dan Cindy tidak menyadari ada orang-orang datang masuk ke dalam kamar dengan wajah yang panik akibat teriakannya tersebut.

Dahi gadis itu mengerut samar, ketika selimut yang membalut tubuhnya terangkat ke atas mempertontonkan seorang pria tua dengan pakaian serba hitam tengah melotot tajam ke arahnya.

 BAD CINDERELLA (Seri Kedua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang