Part 19 : Misi rahasia

6.4K 593 2
                                    

Qishan wen terkenal dengan kekuatannya dari pemimpin clan wen (wen ruohan). Namun semenjak clan wen di jatuhkan kini para kultivator yg tak bersalah pun akan menanggung akibatnya.

Semenjak sisa para wen di bawah perlindungan tangan wei wuxian, ia pun ikut di salahkan oleh seluruh dunia kultivasi.

Kini ia harus menyelidiki satu hal yg mengganjal di fikirannya sejak perburuan di gunung dafan.

"Ah sial aku lupa membawa serulingku, tapi aku tidak mungkin kembali. Jika lan zhan tahu sesuatu ia akan mencegahku" Fikirnya sambil segera mungkin menuju ke gundukan pemakaman area bukit luanzang.

Nafasnya terengah-engah saat ia sampai di kaki gunung dan hendak menelusuri hutan untuk sampai ke tujuan.
Seperti biasa wei wuxian memeriksa jalan masuk menuju hutan.

"Dulu aku membangkitkan mayat untuk memblokir jalan masuknya" Wei wuxian mengecek sisi jalan. Arwah seorang gadis cantik, wei wuxian mendapati informasi bahwa ada beberapa orang telah melewati jalan tersebut. Entah apalagi di fikirannya ia pun segera menuju area tersebut.

Saat ini di penginapan lan wangji lagi-lagi kehilangan jejak wei wuxian. Hanya mendapati seeulingnya yg membuat lan wangji menghela nafas dan terus mencarinya.

"Ada pertarungan? Apa disini sedang ada pemburuan?" Wei wuxian yg hendak menuju tempat peninggalannya sejak bersama sisa clan wen.

Melihat kanan kiri yg sudah rata dengan tanah dan telah menjadi abu.
"Hmpp...tidak mungkin" Menunduk dan meyakinkan sesuatu.

Setelah beberapa saat berjalan ia mendengar suara pertarungan. Benar saja suara itu terdengar dari dalam goa.

Dengan rasa penasaran ia segera menghampiri goa tersebut.
"Hah...xue yang??daozhang??a-ah wen ning dan wen qing? Apa yg terjadi? Apakah mereka akan membunuhnya?mereka sisa clan wen. Ini gawat" Keterkejutan wei wuxian saat melihat mereka berada di dalam goa segera menghampiri namun ia di kejutkan sesuatu yg berbeda.

"Me-mereka!!???" Mata wei wuxian terbelalak.

"Wei ying!! Itu benar kau?" Wen qing.

"Tuan wei" Wen ning senang melihat wei wuxian kembali.

Namun tak ada respon, kini wei wuxian bagaikan gunung es yg membeku melihat hal yg tetjadi di depannya.

"Wei wuxian??" Xue yang dan xiao xingcheng menatapnya tanpa ia sadari ia telah mengabaikan mayat hidup yg bertarung dengannya, mereka pun di serang sampai terseret sangat jauh.

"A-apa yang terjadi?" Wei wuxian masih merasa bingung.

"Wei wuxian, cepat kendalikan mereka" Xue yang.

"Ah baiklah. Oh tidak, serulingku!" Wei wuxian gak ingat bahwa serulingnya berada di penginapan.

Ia pun memakai cara pengendalian melalui penyegelan namun sia-sia saja hal semacam itu tidak berpengaruh "benar-benar liar".

Wei wuxian menyerang sekuat tenaga namun tetap saja kalah. Wei wuxian mengalami cedera yg cukup membuatnya lelah.

"Mereka muncul dari kolam darah jelas saja liar, walaupun yin hufu sudah hancur segelnya belum tentu hilang. Aku harus menyegelnya tapi tanpa bantuan  seruling itu sulit butuh tenaga sedangkan diriku terluka" Gumamnya dalam hati.

"Paman .... Paman ke 4 dan semuanya ini aku wen ning, dengarkan aku!!!!" Wen ning.

"A-apa...jadi mereka..??? Bukannya mereka sudah menjadi abu?" Matanya makin melebarmendengar ucapan wen ning.

"Wen ning!!!!!!" Teriakan sang kakak saat melihat mayat hidup akan menerkamnya. Namun sebuah bichen menangkisnya dan sebuah cahaya biru menyelimuti mayat tersebut.

"Hah lan zhan" Wei wuxian.

Ia berbalik dan benar saja lan wangji dan juniornya (lan jingyi dan lan sizhui) kini bersamanya tak hanya itu pemimpin dari clan jiang juga ada bersamanya bahkan jinling pun bersamanya. Entah mengapa mereka bisa bersama.

"Apakah dalang di balik ini adalah dia?" Jiang cheng menunjuk xue yang yg saat ini berada di belakang punggung sang kakaknya. Mendengar hal itu xue yang merasa emosi dan segera mengatakan sesuatu namun xiao xingcheng mencegahnya.

"Diam lah" Xiao xingcheng menarik tangan adiknya agar tidak terjadi kesalah pahaman yg mendalam. Namun merasa kesal ia pun memalingkan wajahnya di hadapan sang kakak.

"Jiang cheng, apa yg kau katakan?" Wei wuxian.

"Hmmp...sebelumnya dia membantu jin guangshan untuk niat yg jahat. Bisa saja semua ini..." Jiang cheng melirik xue yang.

"Bukan. Aku tidak mengerti sejak pengepungan ku pikir mereka telah menjadi abu, tapi..." Wei wuxian melanjutkan pembicaraan dengan nada yg serius.

"Mereka?" Jiang cheng menatap wei wuxian dengan penuh tanya.

"Sisa dari clan wen, mayatnya muncul dari kolam darah" Wei wuxian.

"Apa...keluargaku" Gumamnya pelan. Lan sizhui menatap mayat hidup tersebut yg sedang di kremasi oleh hanguang-jun.

"Benar, mereka di kepung bersamamu namun ku dengar mayatnya di buang ke kolam darah ini"

"Ku fikir itu hanya sebuah pembicaraan semata namun ternyata benar" Lan wangji mengerutkan alis dengan wajah tajam.

"Aku berada di sini saat pengepungan namun aku tak tahu soal ini" Jiang cheng.

"Apa yg kau tak tahu. Memang selalu begitu. Bahkan kau mau membunuhku, berusaha menikamku" Wei wuxian melirik jiang cheng yg kini wajahnya bagaikan petir yg siap menyambar.

"Err...baiklah baiklah itu masa lalu. Kau sangat menyeramkan jiang cheng" Wei wuxian bersembunyi di belakang lan wangji.

Entah apa yang di fikirkan wei wuxian dalam keadaan terluka masih saja membuat jiang cheng seperti dulu selalu menggodanya.
Jika kebencian jiang cheng masih membara di hatinya mungkin ia sudah di cincang oleh jiang cheng saat ini.

-
-
-
-

To be continue...

WANG-XIAN 【FF】Where stories live. Discover now