Part 40 : Lan zhishu & Lan zhizhen

5.8K 487 58
                                    

Berjalan menyusuri sebuah anak tangga menuju kolam mata air namun tak sampai pada tujuan terlihat putra bungsunya berjalan sedikit menahan kesakitan yang di sebabkan oleh hukumannya.

"A-yin", wei wuxian yang hendak menghampiri putra bungsunya dengan mempercepat langkahnya.

"Adik, bukankah kakak menyuruhmu menunggu sebantar", lan zhishu yang juga hendak menghampiri sang adik.

"Tak apa, bukannya ibu lelah mengapa masih menemuiku?", lan zhizhen menampakkan sedikit raut wajah dingin yang tak seceria sebelumnya.

"A-yin apa yang kau katakan, tentu saja ibu akan...", wei wuxian tak melanjutkan kata-katanya yang di sebabkan lan zhizhen tiba-tiba membuang pandangannya dan melangkah pergi melewati ibu dan kakaknya.

Lan zhizhen yang merasa terabaikan namun melihat sosok sang ibu ia pun sebenarnya tak kuasa mengabaikan seorang ibu yang sudah melahirkannya membuatnya sedikit memikirkan hal tidak wajar telah bersikap seperti itu, apalagi sampai membuang pandangannya pada sang ibu.

Dengan segenap hati ia menahan rasa sakit yang hingga akhirnya sedikit meneteskan air matanya dan melahkah pergi.

Wei wuxian merasa sedikit aneh terhadap putra bungsunya yang menampakkan sikap tak seceria biasanya. A-yin yang biasanya tak bisa diam dan tak pernah tidak tersenyum jika bertemu dengan siapa pun namun kali ini bahkan di hadapannya pun ia seperti bertemu dengan orang asing.

"Adik!!", bergegas ingin menghampirinya namun wei wuxian menahan pundak lan zhishu.

"Ibu...adik hanya...", lan zhishu berniat untuk sedikit menenangkan perasaan tak enak pada ibunya namun terlihat raut wajah sang ibu begitu ramah menampakkan senyum padanya.

"A-yan, tak apa", wei wuxian malah tidak menganggapnya serius namun dalam benaknya sepertinya ada yang mengganggu ketenangan hati pada putra bungsunya.

Wei wuxian pun segera menemui lan wangji untuk membicarakan hal ini sedangkan lan zhishu kembali berlatih dengan pedang milik ayahnya.

Lan zhizhen yang mengurung dirinya di jingshi dimana ia tak ingin menemui siapapun bahkan pada kedua orang tuanya.

Dalam beberapa hari ini wei wuxian bersikeras menemuinya dan membawakan sebuah sarapan untuknya walaupun lan zhizhen tak mengijinkan siapapun untuk menemuinya.

"A-yin, apakah ibu boleh menemuimu?", sambil mengetuk sebuah pintu kamar milik putranya.

Namun tak ada jawaban yang di lanturkan sepatah kata pun oleh putranya. Wei wuxian pun memasuki ruangannya yang kebetulan pintu kamarnya.

Terlihat sang putra bungsunya hanya berbaring sambil memalingkan wajah dan membelakanginya sesegera mungkin tanpa berkata apapun.

"A-yin sudah beberapa hari bahkan kau tak memakan apapun dan bahkan...", wei wuxian mengerutkan alis kesedihan saat sedang berbicara namun lan zhizhen hanya menarik sebuah selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya hingga kepalanya.

"A-yin apakah ayah dan ibu melakukan kesalahan, apa kakakmu menyakitimu, apa orang-orang sekitarmu...", lagi-lagi wei wuxian menghentikan kata-katanya saat melihat tubuh lan zhizhen bergetar seperti sedang menahan sesuatu atau kemarahan.

Tak lama itu terdengar sebuah suara tangisan yang berusaha di tahannya agar tak bersuara. Wei wuxian kembali mengerutkan alisnya yang bahkan matanya pun ikut berkaca-kaca yang hendak memegangi tubuh putranya namun merasa tak ingin membuatnya semakin bersedih sehingga menarik kembali tangannya dan tak menyentuhnya.

"Baiklah selama kau merasa baik-baik saja ibu akan keluar, A-yin ibu menaruh sarapannya di meja jangan lupa memakannya", dengan segenap hati memegangi pucuk kepala putranya yang terselimuti dan sedikit mengusapnya.

WANG-XIAN 【FF】Where stories live. Discover now