Bagian 30 • Isteri yang malang

7.9K 551 78
                                    

Aku panjangin part ini 💙

Ps. Dilarang senyum-senyum sepanjang part ni. 😋

Ett But the star first ⭐🌟⭐🌟

*

Rangga memandangi gadis itu lekat, isterinya dengan rambut htamnya yang mencolok dari biasanya, helai rambut cokelat itu kini sudah berganti hitam dan membuat Rangga tersenyum melihat kearah isterinya tersebut.

Ia baru saja membawa Emily berhenti di sebuah kafe kecil di pinggir kota yang tak sengaja mereka lewati. Karena ada konser malam ini jalan yang biasa Rangga lewati, ditutup dan di alihkan ke jalan ini.

"Kata nenek, tadi mantanmu datang kerumah," Jangan lupakan koneksi pria itu yang sangat erat terhubung dengan nenek Emily yang ada di desa. Daripada menelepon Emily, neneknya malah lebih memilih sukarela menelepon Rangga sialan yang kerap kali melaporkan yang tidak-tidak kepada nenek tua tersebut.

"Emil malas sekali mandi..."

"Emil suka makan tengah malam..."

"Emil suka tidur gunakan seragam sekolah..."

"Emil suka memeluk Rangga tiba-tiba saat malam."

Emil benci itu ia benci saat harus menjadi bulan-bulanan suami laknatnya yang menjijikan. Emil sudah sering bilang,kan? Dan ia tidak main-main bahwa Rangga memang punya sesuatu yang sangat serius di dalam kepalanya yang harus segera disembuhkan agar tidak banyak orang yang terkena imbasnya.

Rangga tidak suka bicara tapi tiba-tiba saja pria itu menjadi begitu menyebalkan saat Emily tertangkap basah tengah berduaan dengan Jami, ketua osis disekolah Emil.

Dan dengan sialannya Rangga turun dari mobil dan dengan wajah angkuhnya membawa berlembar kertas putih

"FOTOKOPY SURAT NIKAH , BESERTA FOTOKOPY BUKU NIKAH ISTRI, LENGKAP DENGAN FOTO EMIL SAAT TERPAKSA BERFOTO BERDUA DI HARI PERNIKAHAN MEREKA WAKTU ITU"

Dan sejak saat itu Emil pura-pura tidak kenal dengan Jami.

Emil memutar matanya malas.

"Mantan pacar siapa?"

"Lupakan pria itu tidak penting."

Rangga bersenandung disepanjang jalan pulang mereka entah kenapa hari ini pria itu terlihat sangat bersemangat sekali. Emil sedikit curiga. Terlebih ketika ia merasa asing dengan belokan yang mereka lewati. Bukan jalan yang biasa di lewati, Rangga bilang gunakan jalan lain,

"Rangga, kenapa kau senyum terus." Emil bergidik ngeri melihat sosok disebelahnya yang ternyata lebih menyeramkan saat tersenyum. Pantas saja tuhan menciptakan wajah itu untuk lebih sering terlihat dingin.

Emil agak ragu dengan Rangga yang ia kira membawanya ke tempat lainnya, namun untungnya mereka akhirnya tiba juga di rumah Rangga.

Rangga mematikan mesin mobilnya kemudian dan mulai memarkirkan mobil hitamnya itu di depan rumah mereka.

"Tunggu."

Rangga berdehem sebelum memegang lengan Emily yang baru saja beranjak dari duduknya dan akan keluar dari mobil suaminya tersebut.

Emil mengedipkan matanya sebelum terpaku pada pandangan itu yang selalu membuatnya kesal dan menyesal sudah dilahirkan. Tapi apapun yang ia pikirkan tentang pandangan itu, akhirnya ia hanya bisa diam saat perlahan bibir Rangga menyentuh sudut bibirnya pelan,  tanpa memaksa, dan mengalir layaknya air.

My (not) Perfect Groom (RE-PUBLISH GMG 2021)Where stories live. Discover now