Bagian 58 || You can't love me

2.1K 203 26
                                    

Suara pria itu begitu tegas. dan Emily merindukan pria berwajah dingin itu. Tepat ketika ia selesai dengan ujiannya dan ia menatap sendu kearah keluarga siswa yang tengah menjeput teman-temannya yang lain.

Dan Emily menyiapkan dirinya untuk tidak lebih bersedih. Ketika ia dilihat oleh seorang guru. Ia mempercepat langkahnya begitu takut guru tersebut mengejar dirinya.

"Emily."

Ia tetap meneruskan langkahnya masa bodoh dengan suara dibelakangnya. Namun seperti dirinya, orang yang dibelakang juga mengejar Emily.

"Emily Vershia! Emily!"

Dan orang itu berhasil menyentuh lengan Emily dengan wajah lelah mengejar Emily. Dengan wajah polosnya Emily menatap guru Kimia tersebut tanpa menduga.

"iya buk."

"puji tuhan kamu belum pulang."

Napas guru muda tersebut langsung membuat Emily tidak enak. Namun sejak 3 hari Rangga dirumah sakit, tanpa kabar membuat Emily salah tingkah. Ia berpikir keras membayangkan keadaan Rangga. Sekaligus sisi egonya terus menolak untuk perduli. Ia harus bersikap acuh. Siapa yang berubah tiba-tiba?  Siapa yang membuat Emily kesepian akhir-akhir ini?

"kamu tidak ada kegiatan kan? Bisa bantu saya?"

Emily sudah akan menolak namun sebagian kecil hatinya berkata lebih baik membantu guru tersebut. Jadilah ia hanya mengangguk.mengikuti guru tersebut yang sudah memegang tangan Emily menuntunnya entah kemana.

"Saya sedang ada ujian dadakan. Saya tidak sempat mempelajari lagi materi lainnya selain materi Kimia saya. Bisa kamu duduk dulu?"

Berpikir keras lagi. Emily semakin tak paham namun ia mencoba mengangguk. Guru Kimia kelas XI itu sebenarnya bukan gurunya. Akan tetapi ibu guru tersebut sesekali masuk ke kelasnya untuk mengawasi ujian maupun ulangan.

Emily dibimbing oleh guru kimia tersebut akhirnya menurut. Dan siapa yang menyangka jika ternyata Emily diminta untuk mengerjakan sebuah lembar ujian di komputer dari mulai Sejarah umum Dunia,  MIPA,  dan tentu sejarah Prancis. Emily merinding dibuatnya. Ia akan menangis namun tatapan memohon guru tersebut membuat Emily tidak berani menolak. Dan dengan waktu terbatas yang di berikan Emily mencoba mengerjakan soal demi soal. 

Beberapa diantaranya juga beberapa bentuk Essay yang meminta jawaban yang berasal dari pemikiran Emily sendiri.

Ia mengerjakan dengan dibantu guru tersebut. Hingga sekolah benar-benar kosong. Dan Emily hampir menyerah saat soal untuk Kimia menyambutnya sebagai yang terakhir. Dan saat itu langit sudah mulai gelap karena malam hampir datang. 

Emily meringis namun guru tersebut masih setia disana.  Sesekali ia berjalan keliling ruang guru tersebut lalu duduk lagi di samping Emily.

Hingga waktu yang tersisa hanya 5 menit lagi, dan ponsel Emily berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk. Cepat-cepat Emily mengambil ponselnya dan bangkit. Tanganbya sempat di pegang Oleh guru wanita tersebut. Dan kesabaran Emily akhirnya habis.

Ia menarik tangan gurunya, lalu berkata "buk, saya sibuk. Saya sudah kerjakan sejauh ini sebesar kemampuan saya. Saya sudah tidak sanggup lagi lebih lama. Saya pergi dulu."

Guru tersebut diam di tempatnya. Tangannya terdiam yang sempat menyentuh pergelangan Emily. 

Ia sebentar memejamkan matanya,  kemudian menundukan wajahnya untuk beberapa detik. Setelah Emily benar meninggalkannya, cepat-cepat ia duduk disana dan melanjutkan sisa waktu ujian.

Emily semakin pusing dengan standart sekolah ini bagaimana bisa seorang guru meminta murid mengerjakan ujian sesulit itu? Tidak masuk akal. 

Melihat nomor yang tertera di ponselnya, Emily segera membaca pesan dari sang penelpon ternyata ia juga meninggalkan pesan.

'Pesan dari Pengacara anda, berkas pengurusan Perceraian sedang di proses dan sudah masuk tahap pemeriksaan. Terimakasih sudah memakai jasa dari kami. Shelland.'

Emily merasakan seseorang sedang menusuk dadanya sampai ia tidak bisa merasakan apapun selain rasa percaya.

Cepat-cepat Emily membuka kontak Rangga dan menuliskan pesan

'Apa kau sudah gila.... '

'Kau yang mengurus berkas perceraian...'

'pria gila apa kau benar mabuk kepayang oleh mantanmu? '

Namun pesan tersebut dihapus Emily lagi. Ia segera menghentikan taksi dari depan sekolahnya dan langsung menuju rumahnya.  Sementara rumah besar itu benar-benar terasa kosong.

Emily mengambil kopernya yang ia bawa saat pertama kemari. Dan Emily menarik seluruh pakaiannya disana.

Ia tidak tahu bahwa segalanya akan menjadi semengerikan ini hanya karena sosok wanita yang mengganggu Rangga. Dan tiba-tiba ia menjadi sangat marah.

Ia menangis hingga tak bersuara, kemudian tubuhnya terduduk di depan lemari berhadapan pada lemarinya yang sudah kacau dengan koper yang sudah berasa di sampingnya. Ia duduk dilantai. Menangis. Menjambak rambutnya frustasi. Ia sandarkan punggungnya pada ranjang besarnya. Dan tanpa peringatan ia menarik sprey indahnya dan membuat tempat tidurnya lebih kacau lagi.

Segala kenangan tentang Rangga tiba sana membayang di ingatannya membuat tusukan menyakitkan yang mengnentakkan perasaannya. Membuat dadanya berdenyut nyeri. 

Tiba-tiba sebuah nama melintas dipikirannya.  Dengan cepat ia menelepon Aidil dan menunggu pria itu.

"Are you Okay Mil?  Hari ini kita akan bertemu kan? "

Kata Aidil kemudian dan Emily diam sejenak menenangkan tangisannya. Sehingga Aidil menjadi gusar diseberang sana.

"Emily.. Are you still there?"

Aidil mengetuk kunci mobilnya  pada stir dihadapannya karena ia sudah di dalam mobilnya dengan mesin mobil yang masih belum menyala.

"Aidil, aku tidak thu harus meminta bantuan siapa. Aku tidak punya siapa-siapa di tempat ini."

Aidil semakin gusar ketika mendengar tangisan Emily lagi. Dan tanpa perlu berpikir lagi. Dengan cepat Aidil menyalakan starter Mobilnya. Kemudian berkata sekali lagi dengan tenang.

"Katakan kau dimana Emily? Apa seseorang sedang bersamamu?  Aku akan mengikuti jejak ponselmu kau tidak keberatan 'kan? "

Emily masih menangis diseberang sana, dan ia mengangguk sebelum ia berguman menghentkman tangisannya lalu berkata "iya.. "

Dan detik selanjutnya Aidil menarik rem mobilnya dan selanjutnya ia menginjak gas mobilnya dengan cepat.

*

My (not) Perfect Groom (RE-PUBLISH GMG 2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang