-•6•-

9 2 0
                                    

"Wajahmu jelek,jika kuukir sedikut mungkin akan terlihat lebih bagus"

•••••••()•••••••••••••••••••••••()•••••••••

Sandara menyayat pipi pria itu dengan belati ditangannya,ia menulis namanya disitu.Ringisan sakit perampok ia abaikan.Demi ukirannya bagus ia harus lebih fokus.Darah perampok itu ia biarkan mengalir deras,itu adalah kesukaanya.

"Ka..kau gadis.ib..iblis..aaaarrkhh"

Sandara tertawa kecil,gadis itu tertuju pada lengan perampok.Disobeknya kain pakaian pria itu hingga bagian tangannya terlihat.

"Biasanya pria akan terlihat lebih tampan dengan adanya tattoo ditangan.Hmm bagaimana jika namamu,jadi siapa namamu?"

"Pe..petra"

"Yosh petra,tenang ya akan kubut kau lebih tampan!"

Gadis itu kembali menyayat tangan petra.Tawa kecilnya muncul melihat wajah kesakitan petra,ia suka ekspresi itu.

Disis lain,erick terlihat kaget melihat verionne menyayat pria itu tanpa belas kasihan.Bahkan gadis itu malah terlihat senang tak peduli dengan wajah memelas pria yang disiksanya.Ia berpikir jika gadis yang menggantikan posisi verionne adalah iblis.Kejam,tak berperasaan,tak berekspresi,itulah yang ia lihat dari verionne baru.Tapi entah kenapa verionne baru ini terlihat menarik,lebih terkesan liar dibanding verionne dulu yang polos.Ia suka.

"Nah petra,tattoo mu sudah jadi.Uuhh aku memang berbakat,baiklah terimakasih sudah menjadi bahan gambaran ku,selamat tinggal"

Jleb

Sandara menancapkan belatinya didada petra.Lantas pergi meninggalkan mayat pria itu dengan belati yang setia menancap didada.Ekspresi gadis itu kembali datar.Ia menghampiri erick yang setia mematung dengan wajah terkejutnya.Sandara jadi gemas pada pria itu,ia gemas ingin meninju wajah terkejut nya.

"Kita pergi"

Erick tersadar.Ia berjalan mengikuti sandara dan menyamakan langkahnya. Mulut pria itu gatal ingin bicara pada sandara,tapi ia terlalu takut jadi alangkah lebih baik ia diam.

"Tanganku gatal"

Erick mengernyit.

"Mau kugaruk?"

"Tanganku gatak ingin meninju wajah seseorang"

Erick tersentak.Gadis macam apa ini?Bukannya barusan dia sudah memukul 6 orang pria dan menyiksanya dengan tangannya sendiri.Lalu apa ini?Apa ia yang akan dijadikan bahan tinjuan sandara?Erick menggeleng.

"Bisa kau bantu aku?"

Firasat erick buruk mengenai bantuan yang gadis itu ajukan.

"Apa?"

"Carikan aku mangsa untuk bahan tinjuan ku?Bisakah?"

Erick sudah menduga hal ini.Pria itu berpikir sejenak.

"Kau bisa mencarinya dipenjara kerajaan,tapi kau harus meminta ijin pada raja"

Sandara mengangguk senang,akhirnya ia bisa meninju wajah orang lagi.Senyum kecil perlahan terbit dibibirnya.Kebahagiaan sandara memang mudah,yaitu dengan menyiksa orang lain.Hal itu sudah bisa membuatnya senang.

"Kau senang?"

"Tentu,aku senang melihat wajah kesakitan orang lain.Tapi aku kadang penasaran,bagaimana bentukan wajah kesakitanmu?"

Sandara menoleh pada erick yang mematung karna ucapannya.Dilihat dari ekspresi nya,jelas pria itu kaget dan cemas.Sandara kembali pada ekspresi awalnya,senyum kecil tadi perlahan hilang digantikan satu garis lurus.

"Tapi aku tak tega untuk menyakitimu,aku tidak mau melihat verionne sedih karna pria yang dia cintai kubunuh"

Sandara pergi menjauh dengan cepat.

Erick masih berdiam diri. Pikirannya melambung jauh.Perkataan gadis itu membuatnya tak bisa berkutik lagi.
Kemudian ia menyusul sandara.

***

The MisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang