•7•

5 2 0
                                    

Sandara,gadis itu terdiam dikamarnya.Netranya menatap langit malam yang gelap tanpa adanya bintang maupun bulan.Hanya ada awan hitam yang gelap.

Setelah pulang dari hutan,sandara langsung masuk dan mengunci diri dikamarnya.Ia melewatkan makan malam,dan ia juga tidak mengijinkan siapapun masuk kedalam kamarnya.Gadis itu merenung,ia terus menatap langit kelam yang mendung.

Tadinya ia hendak belajar sihir lewat buku yang ia bawa tadi siang,tapi sekarang ia sedang malas.Dan jadilah buku itu hanya tersimpan rapi dinakas.

"Apa yang harus kuperbuat verionne? Aku harus membalaskan dendamu kepada siapa?Perasaan tidak ada yang menyakitimu?Apa karna sekarang tubuhmu adalah miliku?"

Sandara bingung,bingung kepada siapa ia harus membalaskan dendam verionne. Padahal orang orang disini terlihat baik baik saja,tidak ada yang berlaku aneh bahkan menyiksanya.Apa karna orang orang tau kalau ini bukanlah verionne dulu.

Sandara frustasi, ia tak menemukan apapun.

Brak

Sandara tersentak,ia menoleh keasal suara.

Ekspresi sandara tetap datar.Ia melihat ratu laliucy dan putri lalisa dengan sebuah cambuk ditangan.Sandara menatap mereka tenang.Sekarang ia mengerti kenapa verionne menginginkan pergi dari hidup nya. Ternyata gadis itu selalu disiksa dengan cambukan.

Padahal belum apa apa,tapi sandara sudah tau kalau mereka akan mencambuknya.Negatif Thinking.

"Kau gadis yang sudah membuat putri ku malu!"

Ratu laliucy berjalan menghampiri sandara dengan cambuknya.Setelah berdiri dihadapan sandara,wanita itu menarik rambut sandara dan menggiringnya keluar dari kamar.

Sandara menatap datar setiap pelayan dan prajurit yang meremehkannya.Ia semakin kesal karna dari mereka tidak ada yang berniat membantu sandara.Bahkan mereka malah menunjukan wajah senangnya.Sekarang ia yakin jika semua orang dikerajaan ini sudah tidak ada lagi yang mengharapkan dirinya hidup.Puas sudah akhirnya ia bisa tau apa dendam yang harus ia balaskan.Mungkin dengan membunuh semua orang dikerajaan ini bisa membuat verionne senang.Ia tak sabar untuk itu.

Bruk

Tubuh sandara terjatuh menabrak lemari kayu.Gadis itu meringis pada bagian kepala dan punggungnya.Sandara berdiri dengan raut datar andalannya.Ia menatap tajam dua wanita ular dihadapannya,dalam diam ia tersenyum kecil.Merekalah mangsa utamanya.

Lalisa menghampiri sandara dan membalikan tubuh gadis itu agar membelakangi dirinya.

Sandara tau apa yang akan terjadi setelah ini.

Tcash

Tcash

Tcash

Sandara meringis pada punggungnya,ia yakin pasti darahnya keluar saat ini.Meski sakit gadis itu tetap berwajah tenang.Sandara tak mudah memberikan ekspresi sakit nya,ia akan dianggap lemah dengan itu.

Bugh

Satu pukulan mendarat diwajah sandara,tentu pelakunya adalah lalisa.Ia melihat gadis itu tersenyum kemenangan.

"Akhirnya aku bisa melukaimu,sampah!"

Tawa lalisa menggelegar diruangan.

"Ayo nak kita pergi,biarkan dia berjalan keluar dengan cumpang camping,sampah!"

Dua wanita iblis itu keluar.

Sandara meringis,ia menyentuh punggungnya.Dilihatnya noda darah ditangannya.Ia tersenyum menatap kepergian dua wanita licik itu.Gadis itu berdiri dan berjalan keluar dengan tenang tak menghiraukan tatapan mengejek para prajurit dan pelayan yang ia temui.

Pluk

Sandara menoleh,melihat seseorang yang memakaikan jubahnya pada tubuh sandara.Dan pelakunya adalah pangeran erick. Ia menatap datar pria itu lantas kembali berjalan dengan jubah ditubuhnya.

"Hei tidak tau terima kasih!"

Erick menyamakan langkahnya dengan sandara.Pria itu mengerucutkan bibirnya kedepan.Rupanya ia merajuk.

Sandara heran kenapa sikap erick jadi aneh padanya.Padahal biasanya jika mereka bertemu erick akan mengeluarkan perkataan pedasnya kepada sandara.Apa karna pria itu tau jika ia bukanlah lagi verionne dulu.

"Mau apa kau?"

Erick mengernyit.Ia sama sekali tak mengerti pembicaraan sandara.

"Dimana sikap mu yang angkuh?"

Oh akhirnya pria itu mengerti.Ternyata gadis itu menanyakan tentang kemana perginya sikap angkuh nya.

"Sudah menghilang semenjak aku mulai menyukaimu"

Sandara tertawa mengejek didalan hatinya.Menyukainya?Harusnya ia mengatakan hal itu pada verionne bukan padanya,tah meskipun ini tubuh verionne tapi jiwanya adalah miliknya.

"Harusnya kau katakan itu pada 'dia' bukan padaku"

"Tapi aku menyukaimu bukan 'dia'"

Sandara tak menjawab.

"Inikah perlakuan yang setiap hari 'dia' dapatkan?"

"Iyap"

"Apakah semua orang disini membencinya?"

"Iya karna 'dia' adalah sampah"

Sandara tersenyum miring.

"Ah baiklah,mungkin dengan membunuh semua orang dinegri ini akan membuat 'dia' senang.Aku sudah tidak sabar"

Erick terkejut,tentu saja dia tau apa maksud dari kata 'dia' itu berarti verionne. Jadi gadis ini akan membunuh semua orang negri kerajaan Starck? Termasuk dirinya?

"M..maksudmu?"

"Kau takut..Hmm tenang saja aku takan membunuhmu-"

Erick menghela nafas lega. Tapi ia lupa jika sandara belum melanjutkan perkataan nya.

"Maksudku aku takan membunuhmu sekarang.Aku akan membuat kau,raja,ratu dan putri lalisa menjadi hidangan utamanya.Ah rasanya pasti akan menyenangkan,aku semakin tidak sabar!"

Sandara tertawa senang.Ia bahkan melupakan rasa sakit dipunggung dan bibirnya yang sobek.

Erick sendiri syok.Ia tak menyangka gadis ini akan membuatnya menjadi hidangan utama. Apa maksudnya ia akan dijadikan santapan?Bersama ratu,raja dan putri lalisa?Jika iya mungkin erick akan menyebut sandara gila.

"Sebaiknya persiapkan anda pangeran,karna pertunjukan akan segera dimulai"

Gadis itu berucap sebelum hilang tertutup pintu kamarnya.

Erick terdiam dengan perasaan campur aduk.

"Entah kenapa tapi hal itu membuatku semakin menyukaimu,nona sandara"

Erick berjalan sendiri meninggalkan kamar verionne.

***

The MisionKde žijí příběhy. Začni objevovat