+. Three

20K 1.9K 250
                                    



"Baby," panggilan Jaemin masih belum Renjun hiraukan. Karena lelaki bertubuh mungil itu tengah fokus menonton televisi di depannya dan tidak menyadari kehadiran Jaemin.

Lelah jika harus memanggil kembali, Jaemin langsung mengangkat tubuh Renjun lalu memangkunya dan menghadapkan Renjun padanya.

"Daddy sudah pulang?" Tanya Renjun polos tanpa rasa bersalah.

Manik bulat nan bercahaya itu seolah dengan sendirinya membuat hati Jaemin melunak. Rasanya ia tak tega jika harus berbicara terlalu keras dengan si kecil di pangkuannya.

"Sudah, memangnya baby tidak dengar panggilan daddy tadi?"

Renjun menggeleng pelan, dan Jaemin sudah tahu itu.

Cup!

Dengan tiba-tiba Jaemin mengecup lembut bibir Renjun, dan membuat lelaki mungil itu cukup terkejut.

"Daddy Na dan daddy Jeno sepertinya suka sekali menciumku. I-itu untuk apa daddy?" pertanyaan yang terlampau polos itu lolos begitu saja dari bibirnya. Membuat Jaemin ingin sekali mengecupnya berkali-kali.

"Kau tahu? Ini obat untuk menghilangkan lelah, sayang." Jelas Jaemin seraya memberikan beberapa kecupan halus di bibir Renjun.

Sementara Renjun hanya mengangguk tanda mengerti. Ia merasa sudah belajar hal baru dari Jaemin.

"Bibirmu manis, apa yang kau makan?" Tangan Jaemin bergerak mengelus pipi lembut Renjun yang sudah memerah.

"Aku hanya meminum susu strawberry yang ada di kulkas, daddy." Jawab Renjun disertai dengan senyuman lebar di akhir kalimatnya.

"Baby suka sekali susu, ya?"

Anggukan antusias Renjun cukup untuk menjawab pertanyaan Jaemin.

"Kau ingin daddy membelikan banyak susu untukmu?" Tawar Jaemin.

Manik si kecil langsung membulat ketika mendengar kata susu disebut oleh daddynya.

"Hu'um! Aku ingin susu yang banyak." Renjun menautkan kedua jari telunjuknya di depan dada dan memajukan bibirnya gemas.

"Baiklah, akan daddy belikan. Tapi-" kalimat Jaemin terputus, ia tiba-tiba melepas ikat pinggang dan membuka risleting celananya lalu tanpa diminta mengeluarkan miliknya tepat di hadapan Renjun.

"D-daddy...., kenapa melepas celanamu?" Wajah Renjun sudah memerah karena malu sekaligus terkejut. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya melihat milik laki-laki dewasa secara langsung, terlebih di hadapannya, dan ini milik daddynya.

"Berjongkok di depan daddy." Perintah Jaemin dengan suara tegas, dan rautnya yang serius sontak membuat Renjun tunduk dan menurut.

"Buka mulutmu dan emut itu seperti permen, sayang." Tangan Jaemin mengarahkan Renjun untuk mendekat dan memaksa miliknya masuk ke dalam mulut Renjun yang sudah terbuka.

"Eumhh," milik Jaemin sudah cukup memenuhi mulut kecil si mungil, dan itu bahkan hanya separuhnya saja.

Mata si mungil mengerjap sembari menatap Jaemin dari bawah, ia belum bergerak sebelum Jaemin menganggukan kepalanya tanda bahwa Renjun harus memulainya.

Dengan gerakan sangat pelan, Renjun bergerak mengulum milik Jaemin, memaju mundurkan kepalanya yang juga dituntun oleh tangan Jaemin.

Sesekali lelaki Na itu mengerang pelan, merasakan miliknya di dalam mulut kecil itu membuat libidonya membuncah.

Si kecil mengambil jeda, mengeluarkan milik Jaemin dari mulutnya dan segera meraup oksigen sebanyak yang ia bisa.

"D-daddy-" belum sempat Renjun menuntaskan kalimatnya, Jaemin sudah lebih dahulu memotongnya,

"Lanjutkan, baby," titah Jaemin, "jangan membuat daddy menunggu," sambungnya.

Sesuai perintah, Renjun kembali mengulum milik daddynya. Kali ini Jaemin menuntun Renjun untuk bergerak lebih cepat sampai si mungil sempat tersedak.

Merasakan milik Jaemin semakin membesar di dalam mulutnya, Renjun menatap wajah Jaemin dengan sangat polos seolah bertanya-tanya.

Jaemin mengerti, "Daddy akan keluar, tetap seperti itu."

Tak seberapa lama, Jaemin sudah mengeluarkan cairannya di mulut si mungil, lalu dengan cepat pula mengeluarkan miliknya dari sana.

Renjun merasakan sesuatu yang aneh di lidahnya, "telan itu." Dan satu kalimat singkat yang Jaemin lontarkan cukup untuk membuat Renjun terpaksa menelannya.

Si mungil terengah-engah, sementara itu Jaemin merapikan celananya kembali dan menarik Renjun untuk duduk di pangkuannya lagi.

"Bukankah yang tadi itu seperti susu, hm?" Tangan Jaemin bergerak mengelus surai lembut lelaki di pangkuannya.

Renjun berpikir untuk sejenak, kemudian menggeleng pelan, "tidak, daddy," ujarnya.

Jaemin terkekeh pelan lalu mendekap tubuh mungil Renjun, "sesuai janji daddy, daddy akan membelikanmu susu yang banyak." Kemudian Jaemin mengecup pucuk kepala Renjun di akhir kalimatnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


un trésor ft. Norenmin Where stories live. Discover now