+. Five

19.3K 1.6K 38
                                    








"Kau tidak ingin ikut denganku saja?" Tanya seseorang berambut blonde yang tengah berdiri di samping range rover miliknya.

"Tidak usah, Le. Daddyku sedang dalam perjalanan kemari, kok." Jawab Renjun seraya mengibaskan tangannya.

"T-tapi nanti kau sendirian-"

"Tidak apa, bukan masalah, pulanglah duluan." Sergah Renjun bahkan sebelum lelaki kelahiran China itu sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Baiklah, kau hati-hati di sini."

Begitu Chenle masuk ke dalam mobilnya, Renjun tersenyum dan melambaikan tangannya ketika mobil Chenle sudah melaju meninggalkannya di depan gerbang seorang diri.

Well, ini sudah hari ke-tiga Renjun bersekolah. Dan beruntung ia mengenal sosok sebaik dan se-asik Chenle.

Sekolahnya yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Kalau dulu biasa saja, sekarang justru sangat mewah. Bahkan jika boleh menebak, mungkin isinya adalah orang-orang kaya semua.

Ia tidak tahu kalau daddies nya mendaftarkan ia kemari. Ia tahu jelas dari bangunannya saja sudah terlihat sangat mahal.

Suara klakson berhasil menyadarkan dirinya, Renjun kenal milik siapa mobil hitam yang sekarang berhenti tepat di depannya. Lantas jendela itu terbuka dan menampakkan Jaemin yang tengah tersenyum padanya.

"Masuklah, baby." Renjun mengangguk antusias begitu mendengar perintah Jaemin dan langsung bergegas masuk lantas duduk di samping kursi kemudi.

"Bagaimana harimu di sekolah, hm?" Tanya Jaemin seraya kakinya menekan pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan standar.

Renjun mengulas senyum manisnya dan menoleh ke arah Jaemin, "seperti biasa, dad. Itu menyenangkan."

Jaemin tak dapat menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi gemas Renjun.

"Baiklah, kau mau ke kantor daddy dulu atau mau sendirian di rumah saja?" Jaemin sesekali melirik ke kursi di sebelahnya. Memperhatikan Renjun yang terlihat menggemaskan dengan seragam sekolah barunya.

"Ikut ke kantor daddy! Aku belum pernah ke sana." Antusiasme bocah itu cukup membuat tawa Jaemin hadir.

Tak lama, mobil yang Jaemin kendarai sudah sampai di parkiran basement. Keduanya turun dan langsung masuk ke dalam gedung yang tingginya mencapai lebih dari sepuluh lantai. Jaemin berjalan di depan, sementara Renjun mengekor di belakangnya sembari menatap sekelilingnya takjub.

Jika dibandingkan dengan Jeno, sepertinya Jaemin jauh lebih ramah, ia juga tak segan untuk tersenyum seraya menyapa para pegawainya. Banyak terdengar pekikan gemas dari beberapa pegawai yang melihat Renjun. Terlebih si mungil itu berjalan dengan wajah yang begitu polos dan imut.

"Selamat sore, Pak Direktur." Sapa seorang wanita cantik yang kini sudah berjalan beriringan dengan Jaemin.

"Oh, siang Minju. Sudah kau siapkan ruangan untuk rapat sore ini?" Tanya Jaemin seraya melirik ke arah jam tangan miliknya.

"Sudah, Pak." Jawab sekretaris itu dengan senyum yang enggan luntur dari bibirnya.

"Ugh-" Renjun memegang jidatnya yang baru saja menabrak punggung Jaemin yang mendadak berhenti di depannya.

Jaemin berbalik dan sontak mengelus surai Renjun lembut, "Ah, kau tidak apa-apa, sayang?" Pertanyaan itu hanya dijawab gelengan serta senyuman oleh Renjun.

"Syukurlah." Ucap Jaemin merasa lega.

Jaemin mengajak Renjun untuk masuk ke ruangannya yang sangat luas. Ornamennya bisa dibilang mewah untuk seukuran kantor, dan terdapat sebuah akuarium panjang yang berisi ikan serta karangan indah di dalamnya. Mata bulat Renjun langsung berbinar begitu melihat pemandangan laut kecil itu.


un trésor ft. Norenmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang