+. Six

18.1K 1.5K 109
                                    





"U-ungh." Sebuah remasan mendarat tepat di pipi pantat Renjun yang bulat.

Si mungil tengah berdiri di hadapan lemari es untuk mengambil sesuatu dari dalam sana. Namun Jeno tiba-tiba datang dan pandangannya langsung terfokus pada bongkahan yang tercetak jelas dari balik celana pendek yang Renjun gunakan. Renjun mengenakan piyama baby blue dengan celana jauh di atas lutut.

Renjun menoleh dan mendapati Jeno tengah tersenyum kepadanya. Lalu dengan cepat tangan besarnya membalik dan membopong tubuh ringkih itu dalam gendongannya, persis seperti koala.

"Daddy?" Panggil Renjun.

"Hm?" Balas Jeno sembari terus melangkah menuju kamar mereka.

"Katanya daddy akan pergi lagi, kenapa daddy masih di sini?" Pertanyaan Renjun berhasil membuat Jeno menatap maniknya serius, yang jelas saja membuat Renjun menciut.

"Kau tak suka jika daddy di sini, hm?"
Jeno menggoda Renjun dengan kembali meremas pantat si mungil, sehingga membuat Renjun melenguh pelan dan menggeleng, "B-bukan begitu. Daddy salah paham." Renjun mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Jeno gemas bukan main.

"A-aku takut daddy Na akan mencariku. Apa daddy sudah memberitahu daddy Na?" Tanya Renjun, begitu Jeno mendudukannya di atas ranjang.

"Kurasa belum." Jawab Jeno enteng.

Mata Renjun langsung membulat dan tersirat kekhawatiran di wajahnya.

"Jangan khawatir. Ini, daddy bawakan yang terbaru untukmu." Jeno menyerahkan sebuah ponsel keluaran terbaru produksi miliknya kepada Renjun.

Mata Renjun langsung terpukau melihat benda kotak di tangannya. Lantas sontak memeluk Jeno yang berada di depannya, "Terima kasih, daddy!" Ucap Renjun antusias.

Suara deheman berat mencuri atensi mereka yang tengah berpelukan, Jaemin berdiri dengan wajah serius di ambang pintu, maniknya terpaku pada sosok mungil yang kini menatapnya takut.

Langkah Jaemin mendekat, kemudian tangannya langsung mencengkeram kedua pipi Renjun, maniknya memancarkan kemarahan, "Daddy mencarimu kemana-mana, kau tahu?"

Renjun hanya mengangguk lantas menundukkan kepalanya dalam, tidak berani untuk menatap mata Jaemin.

"Jelaskan pada daddy," titahnya. 

"D-daddy Jeno datang dan menghampiriku saat di lobi," Renjun menjeda kalimatnya, "dan langsung mengajakku p-pulang." Jeno tersenyum menyeringai menanggapinya.

Jaemin mendudukkan dirinya tepat di samping Renjun, sekarang posisinya Renjun adalah di tengah-tengah antara Jeno dan Jaemin.

"Kemari, anak nakal." Jaemin menepuk pahanya, lantas langsung menarik tubuh si mungil dan memposisikannya tengkurap di atas pahanya. Sehingga pantat yang bulat itu berada tepat di bawah penglihatan Jaemin.


Plak


Jaemin menampar pantat Renjun cukup keras, membuat si kecil mengaduh kesakitan.

Plak


"Untuk anak nakal yang telah membuat daddynya khawatir."

Plak

"Untuk anak nakal yang tidak mematuhi daddynya."

Plak


Kali ini tamparan Jaemin lebih keras, membuat si kecil melenguh kesakitan. Pantatnya terasa perih dan sudah memerah akibat tamparan tangan daddynya.

un trésor ft. Norenmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang