+. Eleven

11.3K 1K 73
                                    



Ketika malam datang, petang menyapa bersamaan dengan sunyi yang selalu menjadi bayang-bayang yang tak pernah hilang.

Merasa sendiri dan tidak dicintai bukanlah keadaan yang banyak diharapkan.

Kelopak bunga yang jatuh dijalanan, tidakkah ia merasa kesepian? Diterjang kencangnya angin dan derasnya hujan tidak lantas membuatnya membatin. Indahnya bukan untuk dirinya, hingga musim silih berganti melengkapi hidupnya dunia, sepinya masih sama seperti pertama kali ia jatuh dan terluka.

Lantas apa gunanya ia lahir dan hidup di dunia, jika tak ada seorang pun yang benar-benar berada di sisinya sejak ia pertama kali membuka mata dan menyapa dunia?

Katakan, Pria kecil itu hanyalah anak lugu yang tak tahu banyak hal. Namun satu hal yang ia tahu, hatinya terasa begitu kosong. Seolah ia merindukan sebuah objek namun entah apa itu.

Pikirannya selalu berkelana begitu jauh, membayangkan kehidupan seperti apakah di luar sana. Masa depan seperti apakah yang akan menyambutnya, dan apakah hidupnya akan bertahan lama?

"Dia sungguh tidak asik untuk diajak berteman!"

"Aku tidak suka, dia begitu keras kepala."

"Aku tidak tahu apakah bahkan dia bisa berbicara atau tidak."

"Kau tahu? Aku akan memiliki keluarga baru. Ah senangnya."

"Aku juga aku juga! Sudah tidak sabar rasanya."

"Kupikir setelah ini aku yang akan direkomendasikan oleh ibu."

Tentu saja ibu yang mereka maksud adalah sang pemilik panti itu sendiri.

Bahkan Renjun sama sekali tak berpikir bahwa ia akan berkesempatan untuk keluar dan hidup bebas di luar panti. Memiliki ayah dan ibu yang menyayanginya sepenuh hati. Ah dibayangkan saja rasanya terlalu mustahil.







Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Kaki kecilnya mengajaknya melangkah menuju lantai tiga, lantai yang jarang dipijak oleh siapa saja termasuk Jeno dan Jaemin. Hanya saja, lantai itu bukan lantai terlarang, jadi di sinilah Renjun, berdiri kebingungan di ujung tangga melihat sekeliling ruangan yang terlihat jauh lebih mewah di bandingan dengan lantai bawah. Hanya saja terasa jauh lebih sepi.

Samar-samar alunan musik yang indah nan menenangkan terdengar. Malam-malam begini? Siapa yang memainkan musik. Rasa penasaran membawanya melangkah pada sebuah ruangan yang berada di ujung. Renjun melewati sebuah lorong yang dihiasi berbagai lukisan dan ornamen-ornamen klasik.

Lantai tiga ini terlihat sekali seperti desain Eropa klasik, kau tahu bukan? Perpaduan warna emas dan krem itu menambah kesan mewah dan elegan rumah ini. Renjun saja sampai dibuat takjub.

Sampailah Renjun di depan pintu ruangan itu, benar saja, suaranya terdengar semakin jelas dan dekat. Tidak bermaksud lancang hanya saja, renjun begitu penasaran siapa yang memainkannya. Musiknya begitu menenangkan sekaligus terkesan gloomy. Kau tahu?

un trésor ft. Norenmin Where stories live. Discover now