03 - With Alvero Atmaja

471K 53.7K 17.9K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

San Fransisco, Kota yang indah dan penuh keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

San Fransisco, Kota yang indah dan penuh keramaian. Chrisa sampai tak berkedip saat mereka sampai menggunakan taxi.

"Norak banget sih? Kayak gak pernah ke luar negeri aja." Ujar Alvero.

"Emang gak pernah Al. Cuma sekali itupun karena lomba di negara tetangga." Balas Chrisa.

Alvero ingin tertawa, namun ia tahan. Ekspresi Chrisa sangat lucu.

"Kita pesen hotel dulu."

Chrisa mengangguk.

Alvero dan Chrisa berjalan sebentar untuk sampai di hotel. karena mereka tak diturunkan di depan hotel pas. Pelataran hotel khusus pejalan kaki, serta arah mereka dari bandara juga berlawanan. Taxi harus mutar balik. Alvero lebih memilih berjalan kaki tak sampai tiga menit daripada harus menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit untuk putar balik.

Hotel di tengah kota jarang ada lahan untuk keluar masuk mobil, karena kebanyakan berada di pinggir jalan. Alvero bisa saja pesan hotel mahal yang besar dan mewah, namun ia lebih prefer mencari hotel yang dekat dengan pemakaman mamanya serta lebih dekat dari rumah kerabatnya di sana. Itu yang penting. Dan Alvero sudah biasa untuk pesan hotel di sana.

Di meja resepsionis, Alvero dengan bahasa inggis cas cis cusnya.

"Welcome, may i help you?"

"Well, I would like to reserve in this hotel. I want to stay in twin bed, is it available for five days?"

"Wait a minute, i will check it first."

Pegawai resepsionis itu melihat daftar dan kembali bersuara. "We have one room left sir,"

"Oke, I'll stay in five days."

"Sorry, can you give me an passport for administrative purposes, Sir?"

Alvero mengambil dompet dari dalam sakunya. Memberikan kartu identitas, beserta passport yang ia simpan di dalam tas. Tak lupa ia juga meminta passport dan kartu identitas Chrisa.

Alvero sempat asing melihat foto Chrisa di kartu identitasnya. Karena Chrisa tak memakai kacamatanya, tak menguncir rambutnya menjadi ekor kuda atau kelabang dua. Rambut Chrisa terurai, dengan senyum manisnya. Sekilas bantin Alvero memuji gadis cupunya itu cantik. Ya, cantik. Alvero tak munafik.

Silhouette [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang