3. Salah Sasaran

926 31 0
                                    

Pagi-pagi sudah minta kerokin ke suami. Tahu kan kenapa? MASUK ANGIN. Tiap mau ngerjain, apes lagi apes lagi. Kebayang 'kan tengah malem kena guyur air pel-an. Niat jadi suster ngesot malah jadi suster keramas. Sial.

"Yang, masuk angin?" tanya suamiku.

"Iya," jawabku agak sewot.

"Masuk angin?" tanya dia sekali lagi. "Orang pintar, minum tol*k ang*n ...."

Kami saling bertatapan. "Wesewesewes, bablas angine ...," ucap kami kompak lalu terkekeh geli.

"Mas sih tega siram aku malem-malem. Menggigil aku," kataku sambil mengerucutkan bibir.

Dia cekikikan sambil memegang perut. "Lagian kebiasaan tiap malem jadi setan. Sekalian aja jadi kuyang," cetusnya.

Aku memegang kepala, kalau jadi kuyang serem juga yah harus copotin kepala. Seketika aku bergidik ngeri. Nggak ah, kan masih banyak tokoh-tokoh hantu yang lain. Sesekali nanti kucoba jadi hantu valak atau hantu jepang yang keluar dari TV, wkwk.

"Abisnya Mas nakut-nakutin pake ketuk-ketuk pintu segala. Katanya ada lembur."

"Rencananya mau jahilin kamu aja. Lagipula kalau siang 'kan aku sibuk kerja." Suamiku lagi-lagi cekikikan.

Aku memalingkan wajah enggan menatapnya. "Jahilin aja terus sampe aku punya anak seratus," ucapku geram.

Suamiku kali ini malah terpingkal-pingkal. "Hahaha ... kayak yang kuat aja kamu lahirin anak sebanyak itu. Malam pertama aja sampai menjerit-jerit."

Awas aja kamu Mas aku bakal balas dendam. Aku tersenyum licik. Tunggu saja nanti malam. 

______

Tepat jam 8 malam, jam weker berdering di atas nakas. Sengaja kupasang alarm agar tidak lupa untuk misi selanjutnya.

Setengah jam lagi si Mas pulang yeay yuhuuu .... "Memori daun pisang nana ... nana ... nana ...." Aku bernyanyi sambil menari riang. Sebegitu bahagianya membayangkan ekspresi suami kena jebakanku nanti. Pasti aku terpingkal-pingkal sambil bernyanyi. "Oh kasihan ... oh kasihan ... aduh kasihan ...."

Aku melenggak-lenggok sambil menjinjing ember ke pintu depan. Jangan pikir kalau aku mau ngepel malem-malem, kasian nanti kalo ada setan kepeleset. Kan gak lucu.

Berikutnya tutorial paling simple buat ngerjain suami. Sebelum lanjut, silakan tekan tombol subcribe di bawah ini, haha.

Kuikat pegangan ember dengan tali, lalu menaruhnya di atas pintu. Terakhir jangan lupa kaitkan pada handle pintu. Ok, sudah siap.

"Tok, tok, tok ...."

Loh ko si Mas udah pulang? Padahal 'kan masih kurang 15 menit lagi. Ya sudah gak apa-apa, lebih menarik ini.

"Iya Mas, bentar!" teriakku dari kamar.

Sengaja lari dulu ke kamar biar dikira mau tidur.

Perutku sudah mulai keram. Begini nih setiap mau ngerjain, ketahuan duluan karena gak tahan ketawa. Tapi kali ini pertahanan bibirku lebih kuat buat gak buka suara.

Dalam hati aku hitung mundur. 1 ... 2 ... 3 ....

Byurr.

"Arghhh ... menantu kurang ajar!"

Mampus! Ibu mertuaku kena ember tumpah.

"Mm, I-ibu ko ke rumah gak bilang-bilang?" tanyaku canggung setengah mati.

"Ini 'kan rumah anakku, masa harus izin dulu!"

Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Dag dig dug tak karuan. Gagal lagi, sialan.





Suami Nyebelin (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang