Apa yang lebih berharga daripada harga diri ?

15 1 0
                                    

Aku pulang. Menyesal sudah berbaik sangka pada orang yang sakit jiwa. Aku datang dengan kata maaf, tapi dia menghujamiku dengan kata-kata seolah aku wanita paling berdosa. Sejak saat itu, aku tidak berhubungan lagi dengan mereka berdua. 

Tentu saja, tahun berlanjut, kutemui mereka dengan nasibnya yang baru, lelaki yang pernah dekat denganku itu, masih disana, masih di jongko yang sama, pada pagi hari aku ke pasar, ku lihat dandanannya semakin semrawut, wajah tampannya sudah memudar. Ku kira dia masih mengenali aku, '' Eh eneng, sombong sekarang mah !'', aku tersenyum getir sambil memilih tomat di jongkonya, '' di mana neng ayeuna ?'' aku jawab seperlunya. 

Membayangkan bagaimana dulu dadaku berdesir dan bergerak malu-malu saat ia bertanya padaku, membuatku merasa geli sekarang.


Kuceritakan pada Iqbal MuhammadUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum