PART 22

35K 2K 34
                                    

Cindy, murid kelas 12 yang sangat tergila-gila kepada Andovi. Orang yang sama saat mengajak Gevino mengobrol di kantin, di temani oleh kedua sahabatnya Namira dan Tia. Mereka bertiga terkenal dengan orang yang suka seenaknya, suka mengatur, dan suka menjadi pusat perhatian.

"Lo sama Dovi tadi ngobrol sama siapa Gev?" tanya Cindy penasaran kepada Gevino.

Gevino mengernyitkan dahinya, "Kenapa? Lo cemburu liat Dovi deket sama adek kelas?" tanya Gevino.

Cindy mendengus kesal, "Apaan si lo!"

Gevino melirik ke arah Cindy, "Cin, kalo lo mau di liat sama Dovi, lo harus bisa jadi diri sendiri. Stop jadi orang yang seenaknya dan kalo di depan Dovi lo ga usah so jaim gitu, bukannya simpati Dovi malah jiji sama lo"

Cindy menatap tidak suka kepada Gevino, "Terus adek kelas yang tadi menurut lo sempurna gitu? Gue sebagai cewek bersikap selayaknya cewek. So jaim, dandan cantik atau apalah itu biar gue di liat orang. Jaman sekarang, orang ga liat ketulusan semuanya ngenilai cuman dari fisik" jawab Cindy.

"Lo salah kalo berpikiran kayak gitu. Menurut lo, lo cantik dengan bibir merah menyala saat lo masih sekolah? Sebenernya lo mau sekolah atau jadi biduan sih! Haha.. Dan as--"

"Stop deh! Lo sebenarnya lagi nasehatin gue atau ngehina gue sih" Cindy sedikit menaikan suaranya karena jengkel dan kesal terhadap perkataan Gevino.

"Gue bicara fakta, bukan ngarang ya! Harusnya lo tobat lah, ga takut UN lo ga lulus apa" ucap Gevino sambil terkekeh pelan.

"Cin, ke lapangan yuk!" ajak Namira sambil berjalan ke arah Cindy dan Gevino.

Cindy menoleh dan kemudian menganggukan kepalanya tanda setuju, "Lo ajak tuh si Tia" titah Cindy kepada Namira.

"Tia ayok buruan"

"Iya sabar ngapa!" jawab Tia kemudian menyusul Cindy dan Namira.

"Lo kenal yang tadi ngobrol sama Dovi?" tanya Cindy.

"Yang kepalanya di usapin Dovi?" tanya Namira kepada Cindy.

Cindy mengangguk, "Iya, gue ga suka liatnya. Gue cemburu!"

"Kenapa lo cemburu? Lo bukan siapa-siapanya loh" celetuk Tia yang sedari tadi diam.

"Lo sahabat gue bukan sih?" tanya Cindy sinis kepada Namira dan Tia.

"Gue emang sahabat lo, tapi kalo lo ga suka sama adek kelas itu gegara lo cemburu ke Dovi lo salah. Karena lo bukan siapa-siapanya Dovi jadi lo ga berhak , Cin" jawab Namira.

"Lo berdua tuh sama yah kayak si Gevino. Sama-sama bikin gue naik darah!" ucap Cindy kesal.

oOo

"Lau, baso kamu pedes ya?" selidik Leon saat melihat bibir Lau yang memerah juga mata Lau yang berkaca-kaca.

Lau mengangguk lalu menggeleng, "Engga" jawab Lau berbohong. Sepertinya Lau terlalu banyak memasukan sambalnya tadi karena saking buru-buru takut Gevino melihat.

Leon memicingkan matanya, "Bohong! Kenapa kayak yang kepedesan gitu?"

"Babang apaan sih, orang ini ga pedes cuman panas doang ko. Kalo ga percaya tanya aja Sam, emang dia liat waktu aku masukin samblenya?" ucap Lau masih menyangkal.

Leon hanya mendengus pelan kemudian mengobrol dengan Adit dan yang lainnya.

"Sam udah makannya?" tanya Lau tiba-tiba ke arah Sam.

Sam menoleh, "Kenapa?"

"Ke kelas yuk!" ajak Lau.

Sam mengangguk, "Gue ke kelas duluan" ucapnya sambil menepuk pelan lengan Vito.

"Yoi" jawab Vito.

Kemudian Lau dan Sam berjalan untuk ke kelas mereka, dipertengahan jalan Lau merasa perutnya melilit sakit. Bukan mulas, tapi perutnya serasa di remas dan malah membuat Lau mual. Pasti karena sambel batin Lau.

Lau adalah tipikal orang yang sangat suka pedas namun perutnya tidak bisa menerima itu. Sama seperti saat Lau memakan minuman bersoda pasti perutnya akan sakit dan karena itu juga semua keluarganya melarang Lau meminum minuman bersoda dan juga makanan pedas. Lau dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi susu, namun Lau tidak mengukai susu. Menurut Lau susu itu anyir dan malah membuat perut mual, padahal diantara semua keluarganya semuanya menyukai susu tetapi tidak dengan Lau.

"Kenapa?" tanya Sam saat melihat perubahan dari raut wajah Lau.

Lau hanya menggeleng.

Setelah sampai di kelasnya, Lau langsung duduk di bangkunya dan menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangannya sebagai bantalan. Sam mengernyit heran apakah Lau badmood atau apa Sam tak tau yang jelas Lau seperti menahan sesuatu.

Sam ingat saat Lau berkata 'pedas', apa mungkin Lau diam-diam memasukan sambal pedas itu ke dalam baksonya?

"Sakit perut ya?" ucap Sam sambil menyentuh kepala Lau.

Lau mengangguk, "Mual Sam" keluh Lau kemudian saat sakit di perutnya semakin menjadi-jadi.

"Mungkin asam lambungnya naik. Ke UKS mau?"

Lau menggeleng, "Ngapain ke UKS? Emangnya sakit perutnya bisa sembuh?" tanya Lau heran.

Sam tersenyum sangat tipis membuat Lau langsung menegakkan kepalanya dan kemudian tersenyum dengan tanganya yang masih memegang perutnya itu.

"Sam senyum?" tanya Lau, "Tapi kurang lebar senyumnya, harusnya Sam senyum lima jari, gini nih!" ucap Lau sambil menampakan senyum lima jarinya itu.

Sam tersenyum mendengar kata-kata Lau, "Ga sakit lagi perutnya?" tanyanya.

Lau mengerucutkan bibirnya, "Masih" jawabnya.

"Bilang Bang Gev?" saran Sam.

Tanpa sadar Lau mengangguk kemudian Sam segera mengirim pesan kepada Gevino. Sementara Lau masih menidurkan kepalanya di atas meja.

Tiga menit kemudian datang Gevino, Andovi dan para sahabat mereka.

"Dek kenapa?" tanya Gevi o khawatir.

Lau mengangkat kepalanya dan langsung melihat wajah Abangnya yang khawatir, "Pulang" ucap Lau pelan.

"Pulang sama Dovi ya, Abang masih ada rapat sama pengurus osis" ucap Gevini.

Lau mengangguk dan kemudian Lau di tuntun oleh Gevino beserta Andovi keluar dari kelas.

"Jangan cemburu bos!" ucap Winda ke arah Sam.

"Apaan lo"

"Ye orang cuman ngomong juga" jawab Winda sambil mendelikan matanya.

Sebenarnya hubungan Lau sama kakak kelas itu apa si? Batin Sam.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa vote dan coment yaa
See you♡

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang