PART 37

37.3K 2.1K 57
                                    

Setelah Leonard selesai membersihkan dirinya, Leonard pergi lagi ke rumah Andovi dan sekarang mereka tengah berada diruang keluarga milik Andovi sambil bermain game dan mengobrol.

"Yon, ko lo bisa ga tau si Lau kenapa-napa?" tanya Andovi yang merasa heran ketika Lau berpergian sendiri, pasalnya Lau itu adalah putri kesayangan yang selalu dijaga dan tidak pernah ditinggalkan.

Leonard menghela nafas mengingat hal yang membuat Lau seperti ini, "Lau kabur tadi pas mau ke Panti" jawab Leonard sekenanya.

"Terus keluarga lo ga ada yang kejar?" tanya Andovi lagi.

"Mereka tuh sibuk sama urusan mereka, baru kaya gini aja mereka udah lupain Lau. Gue tuh gedek banget tau Bang, sebagai orang tua Lau yang udah tau Lau dari kecil mereka tuh ga paham apa yang dimau sama apa yang ga dimau Lau" kata Leonard mengekuarkan unek-uneknya dengan nada kesal.

"Apaan si maksudnya, urusan apa?"

"Ck, lo ga tau apa Bang kalo mereka mau ngadopsi anak dari Panti? Dengan alasan mereka kasianlah, anaknya baiklah, cantiklah, apalah. Gue tau yang tinggal di Panti tuh emang ga seberuntung kita ya tapi mikirinlah perasaan anak kamdung mereka. Herman gue!"

Plak..

Andovi memukul pelan kepala Leonard karena salah mengucapkam kata, "Heran dodol!" koreksi Andovi.

"Iya itulah" jawab Leonard tak peduli.

"Eh tunggu, ngadopsi anak? Pantes aja Lau bilang kalo dia ga mau dipanggil Adek karena mau punya adik, ternyata ini toh. Eh, Ayah lo ga kejar atau cegah Lau apa?"

"Si Alvino itu ya kejar Lau, cuman pas udah agak lama fia balik lagi tapi Lau ga ngikut. Gimana gue ga marah coba liat Adek gue ga tau kemana, untungnya gapapa ya walaupun ah gitulah" Leonard berucap dengan menggebu-gebu sampai-sampai Andovi yang melihatnya pun ikut merasakan apa saja yang dikatakan oleh Leonard.

"So tua lo, itu Ayah lo ga boleh begitu" nasehat Andovi.

"Biarin aja, sebel gue. Apalagi nih ya tuh si Saga mony*t punya mulut lemes banget udah kaya cewe, pake ngata-nagatain Lau lagi sumpah ya dia berubah banget sikapnya sama Lau ga tau kenapa" cerita Leonard.

Andovi menepuk punggung Leonard, "Sabar Yon, lo ga boleh kaya gini ntar kalo Lau liat lo yang ngebenci keluarga lo nanti Lau mikirnya pasti ini gara-gara dia"

Leonard mengangguk-nganggukan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Andovi, "Makasih juga ya Bang lo udah tolongin Lau. Beruntung banget gue punya tetangga baik kaya lo hehe" cengir Leonard diakhir kata-katanya.

"Iya lah lo beruntung punya tetangga kaya gue, udah mah gue ganteng, baik, soleh, jodohnya Lau lagi" jawab sombong Andovi.

Leonard yang mendengarnya langsung menatap Andovi dengan tatapan yang menjijikan, "Jijik gue Bang denger lo ngomong"

"Sirik ya lo!" tuduh Andovi kepada Leonard.

"Eh, tapi tadi lo bipang lo jodohnya Lau? Lau adik gue kan ya?"

Andovi memutar bola matanya dengan malas, "Iyalah Lau adik lo, gamau gue jodoh sama nama Lau selain kembarannya lo"

"Hidih! Uekk.. Gamau banget gue punya adik ipar kaya lo Bang" ucap Leonard sembari berpura-pura ingin muntah.

"Halah jijik-jijik lo juga mau kan deket-deket sama gue" ucap Andovi.

"Eh tapi, iya ya gue bakalan jadi adik ipar lo. Yaudah lo gausah panggil gue Bang dah, gue yang panggil lo Bang aja kalo begitu, gimana?" tawar Andovi.

"Lah dia pikir, dia beneran mau nikah sama Lau?" gumam Leonard yang tentu saja masih terdengar oleh Andovi.

"Iya, beneran gue mau nikah sama kembaran lo. Restuin ya? Ahh lo mah di sogok PS baru juga setuju ye kan?"

LAURAWhere stories live. Discover now