PART 44

37.8K 2.6K 392
                                    

Budayakan follow dulu
Happy Reading

Lau dan Leonard pulang ke rumah sekitar pukul lima sore yang mana itu sudah jauh lama dari waktu pulang sekolah. Ara dan Alvino yang mengetahui anak kembarnya belum pulang pun merasa cemas. Namun merasa lega karena keduanya pulang dengan wajah gembira dan ceria.

"Sayang, ko kalian baru pulang?" tanya Ara yang menghampiri keduanya.

"Kita habis makan baso, iya kan Bang?" jawab Lau dan tanyanya pada Leonard.

"Hm.." jawab Leonard singkat.

"Kalian tau ini jam berapa?" tanya datar Alvino yang masih duduk di sofa single yang ada di ruang tamu.

Lau dan Leonard hanya diam. Lau yang menunduk takut karena nada bicara Alvino dan Leonard yang memasang wajah biasa saja seolah tidak pernah takut kepada Alvino.

"Liat Naura da--"

"Sekarang apa-apa dikaitin sama si anak angkat itu. Sebel" ucap Leonard santai.

Ara menoleh ke arah Leonard, "Babang, bukannya gitu. Maksud Ayah Nau--"

"Haha sama aja" jawab Leonard memitong ucapan Ara.

"Kamu jangan bersikap ga sopan ya Leon!" peringat Alvino kepada Leonard.

"Yayaya, yang selalu benar" celetuk Leonard yang langsung pergi menuju kamarnya.

"Sayang, mau makan dulu ngga? Mami buat kesukaan kamu special" tawar Ara kepada Lau.

Lau yang kesal akibat ditinggalkan oleh Leonard, merasa canggung saat ditaqari makan oleh Maminya sendiri. Ya bahkan sejak kejadian peegi ke panti itu Lau menjadi merasa canggung kepada Ara terlebih lagi kepada Alvino.

"Kenyang udah makan baso" jawab Lau ke arah Ara.

Ara menghela nafasnya pelan dan menatap Lau dengan swnyum kecilnya, "Yaudah gapapa, mau Mami buatin jus alpukat ngga?" tawar Ara kepada Lau. Karena Ara merasa rindu dengan permintaan-peemintaan serta rengekan manja dari Lau. Mungkin jika iya menawari jus alpukat Lau tidak akan menolak, karena sedari dulu Lau sangat menyukai minuman tersebut.

Lau menimang-nimang apakah mengiyakan atau menolak tawaran sang Mami tersebut. Tapi mengingat kejafian yang sudah berllau membuat Lau enggan untuk mengiyakan permintaan Ara.

"Aku mau istirahat aja" ucap Lau yang langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya.

Ara merasa kecewa dengan penolakan putri kesayangannya itu, selama ini baru kali ini Lau menolak tawarannya.

"Mungkin Lau kenyang, udah lain kali buatinnya" ucap Alvino mendekat dan mengelus pelan bahu Ara.

"Lau berubah dan itu salah aku" ucap Ara dengan nada lemah.

"Stt.. Gaada yang salah di sini" ucap Alvino menenangkan istrinya tersebut.

oOo

Malam ini Lau tengah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Tugasnya adalah membuat sebuah puisi dan mengerjakan tiga puluh soal Matematika yang membuat Lau pusing.

Lau mengarang puisi tersebut lalu menuliskannya diatas kertas coretan, mengarang puisi merupakan salah satu hal yang tidak diaukai Lau karena membuatnya pusing akibat terlalu berpikir keras. Apalagi dalam mengarang kata, Lau sangat lemah. Belum lagi saat mengerjakan soal Matematika yang harus dihitung, walaupun termasuk ke dalam siswa yang pintar namun Lau juga sering merasa lelah mengerjakan soal dengan rumus-rumus yang kadang Lau lupa.

Tok tok tok..

Suara ketukan pintu yang membuat Lau mengalihkan tatapannya yang semula terpaku kepada kertas coretannya menjadi ke arah pintu. Saat menoleh kearah pintu yang memang tidak tertutup sempurna, Lau melihat Ara yang membawa satu gelas susu putih. Lau mengernyitkan dahinya, untuk siapa susu tersebut? Tanya Lau dalam hati.

LAURAWhere stories live. Discover now