PART 50

44.8K 2.6K 458
                                    

Budayakan follow dulu
Happy Reading

Sudah satu malam Lau berada di Bandung dan sudah satu malam ia tidak membuka handphonenya. Mungkin sudah banyak pesan dan panggilan masuk dari Leonard, Andovi atau bahkan keluarganya.

Semenjak Lau berangkat menuju Bandung, Lau sudah merasakan tidak enak badan. Bahkan sudah dua kali Lau meninggalkan jadwal makannya.

Cklek..

"Lau, udah enakan?" tanya Bu Kinan selaku Guru pembimbing anak-anak yang mengikuti perlombaan di Bandung.

Lau mengangguk, "Iya bu" jawab Lau.

"Ibu telpon orangtua kamu ya? Bilang keadaan kamu" pinta Bu Kinan kepada Lau.

Lau menggeleng, "Ga usah bu, saya udah telpon mereka tadi pagi"

Bu tersenyum, "Yasudah, Ibu keluar dulu ya. Jangan lupa di makan buahnya"

"Iya, makasih banyak ya bu"

"Iya sama-sama" ucap Bu sambil mengusap lembut rambut Lau.

Setelah kepergian Bu Kinan Lau menangis menumpahkan segala kekesalan dan rasa sakit yang sekarang tengah dirasakannya. Untuk apa Lau mengabari keadaannya kepada orangtuanya? Mungkin saja nereka tengah bergembira karena Lau pergi, mereka tidak mungkin merasa kesepian karena ada Naura yang menjadi pengganti Lau.

"Babang..  hiks hiks" tangis Lau menyebut nama kembarannya. Lau merasa seluruh badannya sakit, biasanya ada Leonard yang selalu setia disampingnya mengusap lembut punggungnya berharap rasa sakit itu berkurang.

Ingatan Lau berputar saat dimana keluarganya selalu peduli kepadanya, ingatan itu bagai video yang menampilkan kisah keluarga yang bahagia. Lau ingat betul saat bagaimana paniknya Ara dan Alvino saat Lau merasa kesakitan, ingat saat Saga dan Agas yang selalu disampingnya sembari menatap cemas ke arah Lau.

Lau semakin menangis bahkan suara tangisannya sudah terdengar keras, lama kelamaan dirinya merasa sesak. Lau meremas bantal yang ada disampingnya dengan mulut yang terbuka berharap ada banyak oksigen yang masuk ke dalam paru-parunya.

"Lau, Ya Allah.." teriak Bu Kinan yang melihat Lau sesak nafas sembari menangis. Bu Kinan sudah tahu mengenai penyakit Lau, bahkan semua guru di SMA Geraldi pun tahu.

"Tarik nafas dulu Lau, pelan-pelan terus buang pelan-pelan" arah Bu Kinan kepada Lau.

Lau menuruti perkataan Bu Kinan, Ia mencoba menghirup udara dan mengeluarkannya secara perlahan namun tetap saja dirinya merasa sesak. Mungkin karena pikirannya yang kesana kemari membuat Lau tidak fokus mengatur nafasnya.

"Aduh Bu, Lau kenapa?" tanya panik Mega, teman sekamar Lau.

"Kamu panggil Pak Heru cepat, kita ke rumah sakit sekarang" titah Bu Kinan kenapa Mega.

Tiga menit kemudian Pak Heru datang bersama Mega dan kedua guru lainnya. Pak Heru langsung menggendong Lau menuju mobil dan langsung menuju rumah sakit. Lau dibawa ke Rumah Sakit Advent Bandung karena itulah rumah sakit terdekat di sana.

Setelah sampai di rumah sakit, Lau segera masuk ke ruang UGD dan langsung dipasang selang oksigen agar nafas Lau kembali teratur.

Semuanya menghela nafas lega saat dokter yang memeriksa Lau mengatakan jika nafas Lau sudah kembali teratur, namun dokter mengatakan jika Lau tidak boleh banyak pikiran dan harus makan yang tepat. Dokter pun memberikan beberapa resep obat untuk Lau yang langsung Pak Heru tebus di apotik rumah sakit itu.

Bu Kinan masuk bersama Mega sedangkan dua orang guru yang ikut nengantar tadi sudah kembali ke hotel tenpat oenginapan peserta lomba.

"Lau.." panggil pelan Bu Kinan saat melihat mata Lau yang sudah terbuka.

LAURAWhere stories live. Discover now