36. Pertanyaan

866 85 5
                                    

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan, stay safe bagi para readers yang tertimpa musibah banjir dan longsor. Semoga banjirnya cepat surut. Semoga selamat dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin...
______________________

Tok tok tok

Cklek

"Ayo, berang—?" Theon tercenung di ambang pintu mendapati Hazel tidak ada di kamarnya.

Yang lebih mencengangkan lagi, kasur gadis itu yang biasanya dia biarkan berantakan setelah bangun, sekarang justru sudah tampak rapi.

Theon menutup pintu kamar adiknya dengan ekspresi keheranan. Cowok itu pun melangkah menuju dapur untuk sarapan.

Begitu sampai di dapur, yang tadinya Theon kira Hazel tengah sarapan, justru hanya mendapati ayah dan ibunya saja. Theon menarik kursi di depan ayahnya. "Hazel mana?" tanyanya ketika cowok itu hendak duduk.

Dion menjawab, "Sudah berangkat."

"Naik apa?"

"Lho, kamu nggak tahu? Sudah beberapa hari ini Hazel diantar-jemput temannya," jawab Ruth. "biasanya temannya datang setelah kamu berangkat. Tapi, hari ini mereka berangkat lebih pagi."

Selama UAS, mereka berangkat sendiri-sendiri karena motor Theon rusak. Theon pasti berangkat lebih dulu dari adiknya. Dan, mungkin karena belakangan ini mereka jarang bicara satu sama lain, Hazel pun tidak mengatakan apapun padanya.

Jadi, jelas dia tidak tahu apapun mengenai itu.

"Sama siapa?" tanyanya seraya mencedok nasi ke piring.

Ruth tampak mengingat-ingat. "Siapa ya namanya?"

"Jodi," timpal Dion.

Gerakan Theon terhenti. Perasaannya tiba-tiba kesal tanpa sebab. Sarapan buatan Ruth yang selama ini selalu terlihat lezat di matanya, seketika tidak memancing nafsunya untuk makan.

Bayangan cowok berkacamata yang selalu menawarkan tumpangan untuk Hazel, melayang di pikirannya.

"Tadi papa sempat ketemu sama anaknya. Lumayan sopan, sih ... Kamu tahu mereka ada hubungan apa? Mereka gak ada hubungan yang spesial, kan?" selidik Dion penuh curiga.

Wajar.

Dion adalah seorang ayah. Seorang ayah akan berubah menjadi protektif jika itu berhubungan dengan anak-anaknya, apalagi anak gadisnya.

"Kayaknya nggak, Pa," responsnya seolah tak acuh.

Dion mengangguk lega. "Baguslah kalau memang begitu. Kamu kasih tahu papa ya kalau adikmu ada hubungan spesial sama orang lain."

Theon hanya membalas dengan senyuman tipis tanpa memberikan jawaban pasti.

***

Menyelesaikan ujian mata pelajaran terakhir hari ini menandakan bahwa UAS berakhir. Para siswa bisa sedikit bernapas lega, meskipun masih saja cemas menunggu hasil ujian. Mereka pun berlarian keluar kelas dengan wajah berseri.

Hazel menghampiri Jodi di ambang pintu kelasnya. Beberapa hari belakangan, gadis itu meminta tolong pada Jodi untuk mengantar-jemputnya sekolah. Hazel menawarkan imbalan untuknya, namun tentu saja Jodi menolak. Cowok itu dengan senang hati membantu Hazel.

Jelas. Dia menyukai Hazel.

Mereka hendak melangkah pergi ketika Theon memanggil adiknya. "Hazel!"

Mereka menoleh bersamaan.

Begitu tiba di depan Hazel, Theon melirik Jodi dan berkata, "Ada yang mau gue bicarain berdua sama adek gue. Bisa lo minggir dulu?" Meski terdengar agak nyelekit, nada bicara Theon tidak setajam saat dia bicara pada Ken.

But, You are My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang