Chapter I

52.6K 4.3K 625
                                    

Sorry untuk typo disana sini....

Sorry untuk typo disana sini

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.






Jaemin berkacak pinggang, menarik selimut yang menutupi tubuh Jeno dengan kasar. Ia tak habis pikir, seminggu lalu pemuda ini ia temukan dengan luka di sekujur tubuh dan dalam keadaan sekarat hampir meregang nyawa. "Bangun Lee Jeno!" Jaemin menghela nafas, pemuda ini rupanya tuli. Jaemin menatap tajam wajah tampan yang masih terlelap itu kemudian mengambil ancang-ancang dan menendang tubuh itu hingga terguling ke lantai.


Bunyi debuman keras terdengar di seisi ruangan, Jaemin memperhatikan sisi ranjang tempatnya menjatuhkan Jeno. Menunggu reaksi yang akan ditunjukkan pemuda liar tak tahu rumah itu dan, dia tak merespon sama sekali. Astaga, Jaemin bisa bertambah tua kalau begini caranya. "LEE JENO!!!" Jaemin menghela nafas, berusaha menyabarkan dirinya. Kesabarannya sudah berada di ambang batas semenjak beberapa menit yang lalu.


Jaemin menghampiri pemuda itu. Posisi jatuhnya terlihat lucu, ia ingin tertawa tapi ini bukan saatnya. Memandikan Jeno dan mengajak pemuda itu sarapan sudah menjadi kegiatannya selama beberapa hari setelah kepulangan pemuda itu dari rumah sakit. Jaemin lah yang menampungnya karena begitu sulit melacak identitas keluarga Jeno. "Astaga Lee Jeno! Mimpi apa kau huh?" Lagi, Jaemin menendang kaki pemuda itu sedangkan Jeno masih saja terlelap tanpa  merespon.


Jaemin angkat tangan, ia tak sanggup jika terus-terusan begini. Biasanya juga Jeno akan bangun sendiri dan malah membangunkannya begitu pagi hanya untuk membuat sarapan. "Akan kuhabiskan nasi goreng dan tumisan ayam kentang itu." Belum sempat melangkah, pemuda itu sudah menarik kakinya. Menatapnya dengan tatapan anak anjing minta di kasihani.


"Bangun dulu!" Jaemin hampir membentak Jeno, jika ia lupa bahwa Jeno memang seumuran dengannya tapi kata dokter cidera pada kepalanya mempengaruhi mentalnya sedikit. Jika ia terlihat seperti anak-anak maka itu wajar saja.


"Okay!" Jeno berucap semangat, mengangkat tubuhnya dengan kedua tangan dan berdiri dengan begitu  sempurna. Jaemin hampir terjungkal melihatnya dikarenakan kaget. Benar-benar pembuat onar di pagi hari.






 Benar-benar pembuat onar di pagi hari

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Native [Nomin] ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz