Native [Nomin] ✔

Chapter VI

Sorry for typo... warning! Gaya penulisan sedikit mengalami perubahan!!

..

Kediaman besar keluarga Lee, sang alpha pimpinan pack dalam jumlah besar dalam kondisi tegang. Beberapa orang bawahan mulai kembali dari berbagai perjalanan pendek untuk mencari tahu kondisi si tuan muda. Beberapa mulai berkumpul dalam sebuah ruangan untuk memberikan laporan, tuan Lee menunggu mereka semua disana dengan firasat bagus namun juga buruk demikian.

Seorang pria berusia pertengahan lima puluh memasuki ruangan paling awal, di susul oleh Mark Lee juga  sosok Jung Jaehyun. Beberapa  menit setelah mereka mengambil duduk dan berdiam diri sejenak, dua orang pria berpakaian hitam memasuki ruangan yang sama dengan melepas topi sembari berjalan menuju kursi yang masih kosong. Hingga beberapa lainnya memenuhi tempat pertemuan, tuan Lee memasuki ruangan setelahnya. Matanya nampak sedikit sembap, kondisi putra tertuanya sedikit mengalami kritis, namun masih baik-baik saja.

"Mari kita mulai." Tegasnya dengan suara lantang. Tidak menyiratkan kesedihan dalam nada yang terdengar, bahkan bila semua penghuni ruangan melihatnya dengan kondisi wajah yang sembap sebelumnya. Tuan Lee nampak berdiri tegak dari posisinya, mengambil nafas begitu banyak sebelum memulai pembukaan dari tujuan di adakannya pertemuan.

Mark memberikan tatapan kekhawatiran pada sang ayah, terlebih lagi ia menemukan kondisi sang kakak yang lumayan sedikit drop hari ini. Belum lagi informasi yang masih belum jelas benar adanya. Beberapa nampak buram, sedang lainnya seperti kelabu dengan kabut tebal.

"Taeyong akan baik-baik saja." Suara Jaehyun menenangkan. Meski begitu, Mark belum bisa merasakan puas atas situasi yang masih genting dalam benaknya.  Entah apa yang di pikirkan kelompok lainnya hingga bersiteru seperti seolah mengibarkan bendera perang di tengah-tengah kebahagiaan seseorang.

"Tuan Lee, kami belum mengetahui secara pasti untuk wilayah hutan bagian barat." Seorang pria dengan usia setengah baya menegakkan punggungnya dengan angkuh. Nada yang keluar pun,  bahkan terdengar begitu tegas. Sosok yang sudah lama menjadi bawahan dalam keluarganya begitu di percaya hingga saat ini.

"Aku mengerti." Tuan  Lee  mengetuk jarinya dengan lemparan tatapan hampa ke atas meja.  Sedikit air mata mulai kembali menggenang bersiap menjatuhkan bulir demi bulir air, namun semua terhentikan atas laporan salah seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun. Paras rupawan yang kontras dengan atribut pakaian yang ia kenakan, menutupi ketampanannya.

"Saya menemukan sesuatu tuan." Sosok tinggi bertubuh tinggi dengan kulit putih itu berdiri tegak sama seperti pria paruh baya tadi. Tatapan mata tajamnya terlihat menyala dalam gelap sebagian sisi ruangan.

"Apa itu pemuda Oh?" Tuan Lee nampaknya tertarik. Binar matanya berubah penuh harap, begitu pula dengan Jaehyun dan Mark. Mereka berharap dengan antusias, menunggu pemuda itu melontarkan kalimatnya.

"Ada suatu kediaman yang saya awasi beberapa hari ini. Itu di karenakan oleh sebuah pergerakan dari kelompok lain. Mereka berada di sekitaran tempat itu, namun saya menemukan dua kali ancaman untuk mereka di lontarkan si pemilik tempat." Tuan Lee mengerutkan keningnya dalam, belum menangkap maksud dari ucapan si pemuda Oh yang kini menujukan tatapan tepat ke arah matanya.

"Saya mencium keberadaan tuan muda Lee Jeno di tempat itu. Dan kelompok itu mengincar hal yang sama dengan saya." Mark, Jaehyun dan tuan Lee membolakan kedua mata mereka. Harapan telah berada di depan mata, itu sebelum Sehun memberi kalimat peringatan yang kentara akan memperlambat pertemuan mereka dengan anggota keluarganya.

"Menurut informasi, tuan muda Lee Jeno sedang berada dalam kondisi mental yang menurun dikarenakan luka parah yang sempat ia derita. Belum lagi, si pemilik tempat tinggal tidak mempercayai siapapun untuk membiarkan orang-orang bertemu dengan tuan muda Lee Jeno." Tuan Lee melirik pemuda itu dengan raut wajah memancarkan rasa penasaran yang semakin kentara.