Chapter VIII

15.8K 2.6K 199
                                    

Sorry for typo..  style penulisan yg aneh..





..





Sehun dan Mark tahu jika musuh tak mungkin diam saja. Mereka tak akan di biarkan lari dengan mudah. Banyak musuh mengejar di belakang, meski itu terlihat mudah untuk di lumpuhkan. Mark yakin mereka semua tidaklah seberapa jika di bandingkan dengan Oh Sehun. Jeno? Dia tertidur dengan nyenyak di atas punggung Sehun entah mengapa. Dan satu lagi seseorang yang terjebak di antara masalah mereka malah terlihat kagum sepanjang pelarian.

Dua werewolf mencegat di paling depan sedangkat sepuluh sisanya ada di belakang. "Berhenti!" Dia berseru, wajahnya beringas bersiap menyerang. Sehun memberi aba-aba pada Haechan untuk menjaga Jeno sedang pemuda itu terlelap dengan nyaman. Tidak sepenuhnya terlelap karena dalam perjalanan ketika Sehun melakukan lompatan, kepala Jeno terantuk dahan yang cukup besar.  Dapat di pastikan jika anak itu kini tengah pingsan.

"Kalian mundur!" Perintahnya lagi. Tubuhnya berdiri tegap dengan pundak lebar yang terlihat kokoh dan gagah. Tatapan matanya turun sejenak, kemudian bergulir ke kiri dan kanan untuk mengawasi. Sedang Mark berdiri di belakang, memberi sebuah peringatan untuk tidak maju selangkahpun.

Dua pria di depan bertransformasi menjadi werewolf kemudian melancarkan sebuah serangan bersamaan. Sehun di pukul mundur namun berhasil menangkis dengan kedua tangannya. Mereka kembali melakukan serangan, mencoba memojokkan Sehun ke bagian pohon besar yang berdiri kokoh tak jauh di belakangnya. "Serahkan anak itu!" Mark berdecih, tatapan arogan di sombongkan ke arah mereka. Rasanya ingin  mencabik ke sepuluh orang  itu, tapi ia tahu apa yang akan terjadi jika ia nekat. Bisa-bisa Haechan dan Jeno terluka.

Dua di depan Sehun ambruk ketika pemuda berkulit putih itu bertransformasi. Tubuh kedua werewolf terpental cukup jauh.  Dua pohon sedang di belakang mereka tak mampu menahan kecepatan pukulan Sehun hingga menyebabkan dua pohon itu patah menjadi dua dan keduab werewolf itu terpental semakin jauh. Kondisi akhir mereka mengenaskan dengan luka memar dalam di bagian punggung serta mulut dan kening yang robek. Sehun tidak akan pernah main-main dengan orang yang meremehkannya.

Seusai membereskan keduanya, Sehun berlari cepat bagai peluru. Menubruk sepuluh tersisa dan menjatuhkan mereka yang belum sempat bertransformasi.  Ada empat yang ambruk dengan luka cukup parah saat Sehun mengayunkan cakarnya ke arah mereka. Enam lainnya sudah bertransformasi dan menjaga jarak.

Dua mendekat dengan strategi yang  sama, namun kegigihan dan kecepatan menerjang itu bukanlah tandingan Sehun. Keduanya di tepis dengan mudah dan bahkan di cabik-cabik segera usai tumbang. Sehun bukanlah pemurah baik hati yang akan memberikan ampunan terhadap orang-orang yang mengayunkan cakar mereka ke arahnya.

Empat tersisa, tubuh mereka bergetar namun deruan suara di belakang mereka mengubah cara pandang. "Majulah, habisi mereka. Bukankah itu terlihat mudah." Pria tua tiba bersamaan dengan Carl, geraman Carl membangkitkan semangat ke empat werewolf yang tersisa di depan mereka.

"Pemuda Oh, kau benar-benar membanggakan. Melumpuhkan lima sebelumnya tanpa terluka dan kini sudah ada enam yang  juga ambruk karenamu." Pria tua memantik api untuk membakar cerutu di mulutnya, menghisapnya dengan wajah bangga. Sehun berdecih sebal, mereka di temukan.

"Dimana Jaemin!" Haechan berteriak segera, tidak menyadari kehadiran sahabatnya. Tubuhnya mendadak gemetar meski tidak terlalu.

"Apa perlu kita habisi mereka disini?" Carl memberi saran, atau setidaknya ijin.

"Tidak, kita tunggu mereka."  Ke empat werewolf maju bersamaan, Sehun segera menangkis salah satunya. Mencabik tubuhnya dengan cakar dan melemparkannya cukup jauh. Tiga lainnya tidak menyerah, mereka menggunakan cara lain untuk melumpuhkan Sehun. Mark membantu, cakarannya merobek kepala salah satunya.  Dua di antaranya mundur, sedangkan satu werewolf mengerang kesakitan.

Native [Nomin] ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum